Manajemen Produksi dan Operasi

2.2. Roti

Roti didefinisikan sebagai produk makanan yang dibuat dari tepungterigu yang diragikan dengan menggunakan ragi roti atau campuran dariterigu, air dan ragi dengan atau tanpa penambahan bahan lain dan selanjutnyaadonan dibakar atau dipanggang. Ke dalam adonan dapat ditambahkan gula,garam, susu cair atau susu bubuk, lemak, dan bahan-bahan pelezat seperticoklat, keju, kismis dan sebagainya dengan kadar air biasanya tidak lebih dari40. Bahan baku pokok terdiri dari tepung terigu, air, ragi, dan garam. Sedangkan yang termasuk bahan tambahan adalah gula, lemak, susu,bahan addictive dan bahan pengisi.Surat Keputusan Dirjen POM No. 02240BSKVII91:CIC dalamDaud, 2003

2.3. Manajemen Produksi dan Operasi

Menurut Handoko 1997, Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya faktor-faktor produksi tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan input agar dapat memproduksi berbagai keluaran output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Menurut Assauri 1999, proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana. Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan material, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen, atau unsur fungsional seperti supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Menurut Handoko 1997, berbagai kegiatan yang dilaksanakan para spesialis perencanaan dan pengawasan produksi pada umumnya dapat dirinci berikut : 1. Berpartisipasi dalam penyusunan jadwal produksi induk dan realistis atas dasar kapasitas yang tersedia. 2. Berpartisipasi dalam perencanaan bahan baku dan tenaga kerja untuk menerima jadwal proses produksi. 3. Menerima pesanan-pesanan untuk memproduksi produk-produk. 4. Menentukan kebutuhan-kebutuhan bahan mentah untuk komponen-komponen yang akan diproduksi. 5. Menentukan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk proses produksi. 6. Mempersiapkan perintah-perintah produksi yang mengarahkan pelaksanaan operasi-operasi. 7. Menyusun jadwal-jadwal untuk pelaksanaan operasi-operasi pada mesin- mesin tertentu. 8. Menjamin bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi akan tersedia dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat pula sesuai dengan perintah yang diumumkan. 9. Membantu dalam pemecahan masalah-masalah yang mengakibatkan penundaan-penundaan produksi. 10. Menerima laporan-laporan tentang pekerjaan yang telah diselesaikan danmembandingkannya dengan apa yang telah dijadwalkan. Mempebaharui catatan-catatan kemajuan pekerjaan-pekerjaan yang berpindah-pindah dalam pabrik. 11. Merevisi rencana-rencana, bila rencana-rencana semula tidak dapat dilaksanakan dan bila ada perubahan-perubahan ukuran suatu pesanan, atau hari penyelesaian yang disyaratkan.

2.4. Teori Optimalisasi