Jarak km
π = 2.604.172,81 + 27.557,47 X
1
Lampiran 7, artinya jika produktivitas udang windu sama dengan 0 kg, maka nilai rent yang akan diperoleh adalah sebesar
Rp2.604.172,81 dan setiap terjadi perubahan 1 kg produktivitas udang windu, akan merubah nilai land rent sebesar Rp27.557,47.
Gambar 18. Bid Rent Schedulle Lahan Tambak Udang Windu di Desa
Tanjung Pasir
Sumber : Diolah dari data primer, 2007
Gambar 18 menghubungkan antara besarnya nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar. Dalam ilmu ekonomi sumberdaya lahan dikenal
dengan nama bid rent schedule. Untuk menggambarkan hubungan antara nilai land rent dengan jarak, variabel produktivitas dianggap tetap, sehingga Gambar
18 dibangun berdasarkan persamaan: π = 618.444,86 - 4.710,53 X
2
Lampiran 7, diartikan bahwa jika lokasi tambak berjarak 0 Km dari pusat pasar, maka nilai land rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp618.444,86 dan setiap
terjadi perubahan satu-satuan jarak akan merubah nilai land rent sebesar Rp4.710,53.
Tanda negatif pada koefisien jarak berarti adanya hubungan negative antara nilai rent dengan variabel jarak, artinya semakin jauh jarak lokasi tambak
dari pusat pasar, maka semakin kecil nilai rent yang akan diperoleh. Dari Gambar 18 tersebut diketahui bahwa sampai jarak 130 Km dari pusat pasar, kegiatan usaha
tambak udang windu ini masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif.
2. Nilai Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Desa Tanjung Baru
Untuk melihat seberapa besar nilai land rent dipengaruhi oleh faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak udang di Desa Tanjung Baru ke pusat pasar
Re n
t R
p ha
yaitu pedagang pengumpul, maka dilakukan analisis regresi berganda Lampiran 8. Analisis tersebut dilakukan terhadap data land rent, produktivitas,
dan jarak dari setiap tambak yang dimiliki oleh responden di Desa Tanjung Baru, dengan tingkat kepercayaan 95. Sebagaimana terlihat dalam data Lampiran 8,
output analisis regresi menghasilkan nilai R
2
sebesar 0,80 yang artinya bahwa 80 nilai land rent dipengaruhi oleh tingkat produktivitas dan jarak lokasi
tambak ke pusat pasar, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara nilai land rent dengan faktor
kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar, sedangkan 20 lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan. Nilai F
hitung
yaitu sebesar 61,41 dan nilai F
tabel
4,17, sehingga Ho ditolak, artinya bahwa nilai land rent signifikan atau berhubungan dengan produktivitas dan jarak lokasi ke pusat pasar. Koefisien
regresi yang dihasilkan membentuk persamaan regresi antara nilai lend rent dengan faktor kesuburan dan jarak lokasi ke pusat pasar yang secara matematis
ditulis sebagai berikut: π = - 2.678.541,02 + 54.703,39 X
1
– 165.745,99 X
2
……… 6.12
dimana π adalah nilai land rent; X
1
variabel produktivitas; dan X
2
variabel jarak. Persamaan tersebut menggambarkan bahwa nilai produktvitas
berhubungan secara positif dengan nilai land rent yang artinya semakin besar nilai produktivitas, maka semakin tinggi pula nilai pemanfaatan lahan tambak udang
windu tersebut, besar satu-satuan produktivitas adalah sebesar Rp54.703,39 per kg. Persamaan tersebut juga menggambarkan bahwa jarak lokasi tambak ke pusat
pasar berhubungan secara negative dengan besarnya nilai land rent. Ada pun perubahan nilai land rent yang diakibatkan perubahan satu-satuan jarak adalah
sebesar Rp165.745,99 per km. Untuk mengilustrasikan hubungan antara nilai land rent dengan faktor
kesuburan dan nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar, digunakan perangkat lunak Maple 9,5 seperti tampak dalam Lampiran 9 yang
memplotkan variabel-variabel tersebut, sehingga dihasilkan grafik seperti yang tampak pada Gambar 19 dan Gambar 20.
Gambar 19. Hubungan Antara Nilai Land Rent dengan Produktivitas Lahan
di Desa Tanjung Baru
Gambar 19 menampilkan hubungan antara nilai land rent dengan produktivitas. Dalam menggambarkan hubungan tersebut, variabel jarak nilainya
dianggap tetap, sehingga Gambar 19 dibangun berdasarkan persamaan: π = 3.240.570,60 + 54.703,39 X
1
Lampiran 9, artinya jika produktivitas udang windu sama dengan 0 kg, maka nilai rent yang akan diperoleh adalah sebesar
Rp3.240.570,60 dan setiap terjadi perubahan 1 kg produktivitas udang windu, akan merubah nilai land rent sebesar Rp54.703,39.
Gambar 20. Bid Rent Schedulle Lahan Tambak Udang Windu di Desa
Tanjung Baru
Sumber : Diolah dari data primer, 2007
Gambar 20 menghubungkan antara besarnya nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar. Dalam ilmu ekonomi sumberdaya lahan dikenal
dengan nama bid rent schedule. Untuk menggambarkan hubungan antara nilai land rent dengan jarak, variabel produktivitas dianggap tetap, sehingga Gambar
20 dibangun berdasarkan persamaan: π = 2.018.330,45 – 165.745,99 X
2
Ren t
R p
ha
Produktivitas kgha
Re nt
R p
ha
Jarak km
Lampiran 9, diartikan bahwa jika lokasi tambak berjarak 0 Km dari pusat pasar, maka nilai land rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp2.018.330,45 dan
setiap terjadi perubahan satu-satuan jarak akan merubah nilai land rent sebesar Rp165.745,99.
Tanda negatif pada koefisien jarak berarti adanya hubungan negative antara nilai rent dengan variabel jarak, artinya semakin jauh jarak lokasi tambak
dari pusat pasar, maka semakin kecil nilai rent yang akan diperoleh. Dari Gambar 20 tersebut diketahui bahwa sampai jarak 12 km dari pusat pasar, kegiatan usaha
tambak udang windu ini masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif.
6.6. Optimalisasi Nilai Land Rent
Nilai land rent yang didapat dari analisis di atas merupakan nilai land rent pada kondisi aktual kegiatan budidaya tambak udang windu di lokasi penelitian.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis optimalisasi nilai land rent. Untuk lebih mengefisienkan kegiatan pemanfaatan lahan di lokasi penelitian, sebaiknya
kegiatan budidaya tambak udang dilakukan dalam kondisi optimal. Analisis ini dilakukan di dua unit analisis, dengan membangun fungsi tujuan yaitu
memaksimalkan nilai rente yang merupakan fungsi dari produktivitas, pupuk, benih, obat, pakan, kapur, saponin, kaporit dan tenaga kerja.
Berikut adalah hasil analisis optimalisasi di masing-masing unit analisis yang di run dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE 9.5.
1. Desa Tanjung Pasir
Data dasar dalam analisis optimalisasi di Desa Tanjung Pasir, terdapat pada Lampiran 11. Berdasarkan data pada Lampiran 11 tersebut, secara matematis
fungsi tujuan dituliskan sebagai berikut: Max
π = 60982,14y-65,36q
1
-2500q
2
-3000q
3
-29845,24q
4
-10940,48q
5
-1700,12q
6
- 4545,24q
7
-10297,62q
8
-3750l
1
-3750l
2
-3750l
3
Dengan Kendala: • y
≤116,55; q
1
≤23245,14;q
2
≤48,06; q
3
≤40,84; q
4
≤2,40; q
5
≤56,55; q
6
≤45,39; q
7
≤22,72; q
8
≤11,15; l
1
≤39,22; l
2
≤36,63; l
3
≤11,32 • 199,43y-q
1
=0; 0,41y-q
2
=0;0,35y-q
3
=0; 0,02y-q
4
=0; 0,49y-q
5
=0; 0,39y-q
6
=0; 0,19y-q
7
=0; 0,10y-q
8
=0; 0,34y-l
1
=0; 0,31y-l
2
=0; 0,10y-l
3
=0