Implikasi Kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

produktivitas. Sebelumnya kegiatan budidaya udang windu di Desa Tanjung Baru memberikan nilai pemanfaatan yang positif jika nilai produktivitas lebih dari 60 kg, dengan adanya kenaikan harga BBM kegiatan budidaya udang windu masih memberikan nilai positif jika produktivitas lebih dari 61 kg. Dari hasil analisis sensitivitas ini, disimpulkan bahwa dengan kenaikan harga BBM, terjadi penurunan nilai land rent dan penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tanah Merah khususnya para petambak di lokasi penelitian.

6.8. Implikasi Kebijakan

Implikasi kebijakan berdasarkan hasil analisis land rent pemanfaatan lahan tambak di Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir ini antara lain adalah bahwa faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar, kegiatan budidaya tambak udang windu di Kecamatan Tanah Merah layak untuk dilakukan dan dikembangkan, karena masih memberikan nilai pemanfaatan lahan land rent yang positif. Berdasarkan karakteristik usahanya, kegiatan budidaya udang windu yang saat ini dilakukan oleh petambak di Kecamatan Tanah Merah sudah mendekati kondisi optimal, sehingga untuk menghasilkan nilai pemanfaatan lahan yang lebih maksimal diperlukan adanya adopsi teknologi seperti sistem semi intensif atau intensif. Hal ini memerlukan suatu analisis dan penelitian lebih lanjut mengenai teknologi yang sesuai dengan kondisi fisik, biologi, kimia dan sosial ekonomi wilayah, sehingga arah kebijakan pemanfaatan lahan tambak udang windu di Kecamatan Tanah Merah dapat ditetapkan secara efektif dan efisien. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa Desa Tanjung Pasir sangat sensitif dibandingkan Desa Tanjung Baru. Diketahui bahwa setelah adanya kenaikan harga pupuk dan harga BBM, kegiatan budidaya tambak udang windu di Desa Tanjung Baru masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif. Hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan antara besarnya nilai land rent dengan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasat pasar. Kedua faktor tersebut dapat digunakan oleh pemerintah sebagai instrument kebijakan untuk meningkatkan nilai land rent, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani tambak di Kecamatan Tanah Merah. Kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk mencapai nilai land rent maksimal antara lain: 1 Meningkatkan produktivitas lahan, dapat dilakukan dengan menjaga kualitas sumberdaya lahan dan air dari kemungkinan adanya dampak negative yang timbul akibat aktivitas hulu. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah melakukan pembinaan terhadap pembudidaya tambak, khususnya menyangkut masalah teknis produksi budidaya udang windu seperti konstruksi tambak, pemilihan benih dan pemberian pakan. 2 Peningkatan aksesibilitas kawasan tambak dapat menurunkan biaya transportasi, distribusi hasil produksi kegiatan budidaya udang windu, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petambak di Kecamatan Tanah Merah.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1.a Kurva permintaan lahan tambak di Desa Tanjung Pasir mengikuti persamaan Q = 1.956029Px -0.0679 , dengan nilai elastisitas permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Pasir sebesar – 0,0679. Berarti permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Pasir tidak elastis. Permintaan terhadap lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir adalah sebesar 66,56 ha per petambak atau seluruh responden adalah 2.795,52 ha. Nilai ekonomi pemanfaatan lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir sebesar Rp163.862.746,11. b Kurva permintaan lahan tambak di Desa Tanjung Baru mengikuti persamaan Q = 2.497413 Px -0.51532 , dengan nilai elastisitas permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Baru sebesar –0,51532. Berarti Permintaan terhadap lahan tambak di Desa Tanjung Baru elastis. Permintaan terhadap lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru adalah sebesar 4,96 per petambak atau seluruh responden adalah 163,68 ha. Nilai ekonomi pemanfaatan lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru sebesar Rp6.191.627,23. 2. a Tingkat produktivitas rata-rata lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir adalah 133,16 kg per ha dengan luas lahan rata-rata 2,2 ha dan produksi rata-rata sebesar 266,83 kg. Sementara Tingkat produktivitas rata-rata lahan tambak udang windu di Desa Tanjung Baru adalah 87,76 kg per ha dengan luas lahan rata-rata 2,3 ha dan produksi rata-rata sebesar 198 kg. b Total biaya tenaga kerja di Desa Tanjung Pasir untuk mengolah per ha luasan lahan tambak udang windu yaitu Rp2.615.119,00, dan Total biaya tenaga kerja di Desa Tanjung Baru untuk mengolah per ha luasan lahan tambak udang windu yaitu Rp2.419.974,00. c Total biaya sarana produksi per ha budidaya tambak di Desa Tanjung Pasir yaitu Rp3.337.889,20. sementara di Desa Tanjung Baru total biaya sarana produksi mencapai Rp1.085.202,00 per ha per siklus produksi.