VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Sarana Input Produksi
Kegiatan budidaya udang di lokasi penelitian memiliki karakteristik yang berbeda antara satu unit analisis dengan unit analisis yang lainnya. Berikut adalah
deskripsi mengenai sarana yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak udang di lokasi penelitian.
6.1.1. Lahan Tambak
Pengembangan budidaya perikanan di Kecamatan Tanah Merah terdiri atas budidaya air payau tambak. Tambak merupakan sarana yang digunakan
sebagai tempat budidaya udang Windu di Kecamatan Tanah Merah. Ada pun sistem budidaya udang yang dilakukan, yaitu tradisional dan semi intensif.
Usaha budidaya tambak yang dikembangkan di Kecamatan Tanah Merah oleh masyarakat merupakan usaha bertahap. Masyarakat merubah mata
pencaharian yang sebelumnya petani kebun atau pun nelayan menjadi pembudidaya tambak. Kepemilikan lahan tambak di Kecamatan Tanah Merah
rata-rata dibeli sendiri oleh pembudidaya tambak yang sebagian besar memanfaatkan lahan kritis bekas perkebunan kelapa rakyat yang terlantar dan
tidak produktif lagi. Areal pertambakan pada Kecamatan Tanah Merah, baik di Desa Tanjung
Baru maupun di Desa Tanjung Pasir, mendapatkan pemasokan air tawar dari sungai Indragiri dan anak-anak Sungai Indragiri. Gambar 8 menunjukkan
beberapa sungai yang menjadi sumber air tawar bagi kegiatan budidaya tambak Udang Kecamatan Tanah Merah.
Gambar 8. Sungai-sungai yang Menjadi Sumber Air Tawar Bagi Kegiatan Budidaya Tambak di Kecamatan Tanah Merah
Rata-rata luasan lahan yang diusahakan oleh masyarakat di masing-masing unit analisis yaitu di Desa Tanjung Pasir 2,2 ha, dengan luas lahan terkecil adalah
0,4 ha dan luas lahan terbesar adalah 4 ha. Di Desa Tanjung Baru luas lahan rata- rata adalah 2,3 ha, dengan luas lahan terkecil adalah 1,8 ha dan luas lahan terbesar
adalah 3 ha. Gambar 9 adalah keadaan tambak udang di Kecamatan Tanah Merah, Desa Tanjung Pasir a dan Desa Tanjung Baru b.
a Desa Tanjung Pasir b Desa Tanjung Baru
Gambar 9. Kondisi Tambak Udang Windu di Kecamatan Tanah Merah
Sebagaimana dijelaskan di atas, rata-rata kepemilikan lahan tambak di masing-masing unit analisis adalah milik sendiri. Harga lahan tambak di masing-
masing unit analisis berkisar antara Rp1.250.000,00 sampai dengan Rp4.000.000,00 per ha di Desa Tanjung Pasir dan Rp750.000,00 sampai dengan
Rp2.000.000,00 per ha di Desa Tanjung Baru. Data mengenai harga lahan di masing-masing unit analisis disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9. Harga Lahan Tambak di Masing-Masing Unit Analisis
Harga Lahan Rp per ha No. Desa
Kisaran Rata-Rata
1. 2.
Desa Tanjung Pasir Desa Tanjung Baru
1.250.000,00 – 4.000.000,00 750.000,00 – 2.000.000,00
2.461.904,76 1.248.485,00
Sumber: Diolah dari data primer,2007
6.1.2. Peralatan Kegiatan Budidaya
Beberapa jenis alat yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak udang windu, antara lain jaring, togok, serok untuk memanen hasil tambak;
pompa air, untuk mensupply air dari sungai; fiber, keranjang; genset untuk penerangan; dan bangunan yang terletak di areal tambak sebagai rumah jaga.
Tidak semua jenis peralatan tersebut digunakan di masing-masing unit analisis, Tabel 10 menunjukkan penggunaan peralatan budidaya tambak udang di masing-
masing unit analisis.
Tabel 10. Peralatan dalam Kegiatan Budidaya Tambak Udang di Masing- Masing Unit Analisis
Desa Jenis Jumlah
Satuan Harga
Rp Umur
Teknis Tahun
B.Operasional B.Pemeliharaan
Rp Per Thn Tanjung
Pasir 1.Rumah Jaga
2.Togok 3.Serok
4.Jaring 5.Fiber
6.Keranjang 7.Pompa
8.Genset 4 x3
1 4
1 2
5 1
1 M
2
Buah Buah
Unit Buah
Buah Unit
Unit 4.000.000,00
300.000,00 75.000,00
500.000,00 800.000,00
150.000,00 2.000.000,00
3.000.000,00 8
5 3
5 7
3 8
8 500.000,00
60.000,00 25.000,00
100.000,00 114.285,70
50.000,00 250.000,00
1.235.631,00375.000,00 Tanjung
Baru 1.Rumah Jaga
2.Togok 3.Serok
4.Jaring 5.Fiber
6.Keranjang 4 x3
1 4
1 1
6 M
2
Buah Buah
Unit Buah
Buah 3.500.000,00
250.000,00 75.000,00
500.000,00 700.000,00
200.000,00 9
5 3
6 7
3 388.888,90
50.000,00 25.000,00
83.333,33 100.000,00
66.666,67
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2007
Tabel 10 memberikan informasi bahwa para petambak disemua unit analisis memiliki bangunan sebagai rumah jaga yang rata-rata luasnya adalah
12 m
2
atau 4m x 3m. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun rumah jaga tersebut di masing-masing unit analisis tidak sama. Desa Tanjung Pasir,
mengeluarkan biaya rata-rata untuk membangun rumah jaga sebesar Rp4.000.000,00 dengan biaya pemeliharaan Rp500.000,00 per tahunnya, di Desa
Tanjung Baru, rata-rata biaya yang dikeluarkan Rp3.500.000,00, dengan biaya pemeliharaan Rp388.888,90 per tahun. Umur teknis bangunan berkisar antara 8
sampai dengan 9 tahun. Gambar 10 merupakan salah satu contoh rumah jaga milik salah satu
responden di Desa Tanjung Baru. Petambak di lokasi penelitian rata-rata membuat rumah jaga berbahan dasar kayu, untuk menghemat biaya yang
dikeluarkan.
Gambar 10. Salah Satu Contoh Rumah Jaga di Tambak Udang Windu di
Kecamatan Tanah Merah
Sarana penerangan di malam hari pada areal tambak menggunakan genset. Biaya operasional genset dalam satu siklus produksi rata-rata adalah sebesar
Rp1.238.631,00 dan biaya pemeliharaannya per tahun berkisar Rp375.000,00. Petambak di Desa Tanjung Baru tidak menggunakan pompa untuk supply air, dan
hanya mengandalkan pasang surut. Petambak di Desa Tanjung Pasir, menggunakan pompa untuk supply air, walau pun ada sebagian petambak yang
tidak menggunakannya. Biaya pemeliharaan pompa untuk 1 tahunnya sekitar Rp250.000,00. Peralatan lain yang digunakan dalam budidaya tambak udang di
lokasi penelitian adalah keranjang, fiber, jaring, togok, serok yang digunakan saat pemanenan udang.
6.1.3. Benih
Benih udang windu yang digunakan oleh pembudidaya di Kecamatan Tanah Merah berasal dari luar Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu dari daerah Jambi
dan Lampung. Petambak di masing-masing unit analisis menggunakan benih udang windu rata-rata dengan ukuran Post Larva PL 11-15 dengan harga
berkisar antara Rp 45,00 sampai dengan Rp 80,00 per ekor. Padat tebar benur udang windu untuk 1 ha di masing-masing unit analisis
cukup beragam, tergantung dari modal yang dimiliki oleh petambak. Tabel 11 menjelaskan mengenai padat tebar benur dalam 1 ha lahan tambak dan harga beli
benur di masing-masing unit analisis.
Tabel 11. Padat Tebar Per ha dan Harga Benih Udang Windu di Masing- Masing Unit Analisis Tahun 2007
Padat Tebar ekor per ha Harga Rp per ekor
Desa Kisaran Rata-Rata Kisaran Rata-Rata
Tanjung Pasir 30.000 – 57.000
45.321,43 45,00 – 80,00
57,38 Tanjung Baru
10.000 – 25.000 18.787,88
45,00 – 60,00 51,51
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2007
6.1.4. Tenaga Kerja
Dalam kegiatan budidaya tambak udang windu, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dibagi dalam tiga tahapan yaitu masa persiapan, masa pemeliharaan
dan masa panen. Pada masa persiapan di Desa Tanjung Pasir rata-rata dibutuhkan antara 2 sampai dengan 4 orang dengan masa kerja berkisar antara 4 sampai
dengan 6 hari, di Desa Tanjung Baru dibutuhkan antara 3 sampai dengan 5 orang dengan masa kerja berkisar antara 5 sampai dengan 8 hari. Pada masa
pemeliharaan di Desa Tanjung Pasir dan Desa Tanjung Baru rata-rata dibutuhkan 1 sampai dengan 2 orang untuk menjaga dan mengawasi kegiatan budidaya. Pada
masa panen di Desa Tanjung Pasir rata-rata dibutuhkan tenaga kerja berkisar antara 2 sampai dengan 6 orang, sementara di Desa Tanjung Baru rata-rata
dibutuhkan 3 sampai dengan 5 orang. Tabel 12 menampilkan data kebutuhan tenaga kerja dalam kegiatan budidaya udang windu di masing-masing unit
analisis.
Tabel 12. Jumlah Tenaga Kerja Pada Kegiatan Budidaya Tambak Udang di Masing-Masing Unit Analisis Tahun 2007
Desa Luas
Lahan ha
Masa PersiapanTK1
orang Masa
PemeliharaanTK2 orang
Masa PanenTK3
orang
Tanjung Pasir
0,4 – 4 2 – 4 1 – 2
2 – 6 Tanjung
Baru 1,8 – 3
3 – 5 1 – 2
3 – 5
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2007
Rata-rata jam kerja yang digunakan untuk masing-masing jenis pekerjaan pada masing-masing unit analisis yaitu 39,22 jam kerja untuk TK1, 36,63 jam
kerja untuk TK2, 11,32 jam kerja untuk TK3 di Desa Tanjung Pasir, di Desa
Tanjung Baru 71,69 jam kerja untuk TK1, 36,16 jam kerja untuk TK2, 13,14 jam kerja untuk TK3. Upah yang diberikan untuk setiap pekerja di masing-masing
unit analisis, yaitu Rp3.750,00 per jam di Desa Tanjung Pasir dan Rp2.500,00 per jam untuk Desa Tanjung Baru.
6.1.5. Sarana Produksi Lainnya
Sarana pendukung lainnya dalam budidaya tambak udang windu di Desa Tanjung Pasir dan Desa Tanjung Baru antara lain adalah pupuk, pakan, dan obat-
obatan. Pupuk digunakan untuk menyuburkan lahan tambak dan memicu pertumbuhan pakan alami di perairan. Di lokasi penelitian umumnya digunakan
pupuk urea dan TSP. Untuk menaikkan pH air, petambak menebarkan kapur ke tambak dengan rata-rata pemakaian 45,38 kg per ha untuk Desa Tanjung Pasir dan
39,42 kg per ha di Desa Tanjung Baru, juga digunakan kaporit untuk menetralisir air dengan rata-rata pemakaian 11,16 kg per ha di Desa Tanjung Pasir, 8,99 kg per
ha di Desa Tanjung Baru. Tabel 13 menampilkan data penggunaan pupuk di masing-masing unit analisis. Penggunaan pupuk di Desa Tanjung Pasir dengan
luas lahan berkisar antara 0,4 – 4 ha adalah berkisar antara 75 – 155 kg, sementara di Desa Tanjung Baru dengan luasan lahan berkisar antara 1,8 – 3 ha pupuk yang
digunakan berkisar antara 75 -125 kg.
Tabel 13. Dosis Penggunaan Pupuk di Masing-Masing Unit Analisis Desa
Luas Lahan ha Urea kg
TSP kg
Tanjung Pasir 0,4 – 4
75 – 155 75 – 100
Tanjung Baru 1,8 – 3
75 – 125 30 – 40
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2007
6.1.6. Modal Investasi
Modal merupakan hal penting dalam memulai usaha, termasuk kegiatan usaha dalam budidaya udang windu. Modal usaha dalam kegiatan budidaya udang
windu di lokasi penelitian adalah pembelian lahan tambak, peralatan budidaya dan biaya oprasional kegiatan budidaya tambak udang. Umumnya petambak di
Kecamatan Tanah Merah baik di Desa Tanjung Pasir mau pun di Desa Tanjung Baru memiliki modal yang berasal dari dana pribadi dan ada juga yang mendapat
pinjaman modal dari Bank Riau melalui dana Pemerintah Provinsi Riau. Pembayaran dilakukan setelah panen. Tabel 14 menampilkan data mengenai rata-
rata jumlah modal yang dikeluarkan oleh petambak untuk memulai usaha budidaya Udang Windu.
Tabel 14. Rata-Rata Jumlah Modal Investasi Usaha Kegiatan Budidaya Tambak Udang Windu di Masing-Masing Unit Analisis
Desa Jumlah Modal Rp
Tanjung Pasir 14.761.190,00
Tanjung Baru 7.187.374,00
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2007
6.2. Kegiatan Produksi