Desa Tanjung Pasir Desa Tanjung Baru

Lampiran 9, diartikan bahwa jika lokasi tambak berjarak 0 Km dari pusat pasar, maka nilai land rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp2.018.330,45 dan setiap terjadi perubahan satu-satuan jarak akan merubah nilai land rent sebesar Rp165.745,99. Tanda negatif pada koefisien jarak berarti adanya hubungan negative antara nilai rent dengan variabel jarak, artinya semakin jauh jarak lokasi tambak dari pusat pasar, maka semakin kecil nilai rent yang akan diperoleh. Dari Gambar 20 tersebut diketahui bahwa sampai jarak 12 km dari pusat pasar, kegiatan usaha tambak udang windu ini masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif.

6.6. Optimalisasi Nilai Land Rent

Nilai land rent yang didapat dari analisis di atas merupakan nilai land rent pada kondisi aktual kegiatan budidaya tambak udang windu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis optimalisasi nilai land rent. Untuk lebih mengefisienkan kegiatan pemanfaatan lahan di lokasi penelitian, sebaiknya kegiatan budidaya tambak udang dilakukan dalam kondisi optimal. Analisis ini dilakukan di dua unit analisis, dengan membangun fungsi tujuan yaitu memaksimalkan nilai rente yang merupakan fungsi dari produktivitas, pupuk, benih, obat, pakan, kapur, saponin, kaporit dan tenaga kerja. Berikut adalah hasil analisis optimalisasi di masing-masing unit analisis yang di run dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE 9.5.

1. Desa Tanjung Pasir

Data dasar dalam analisis optimalisasi di Desa Tanjung Pasir, terdapat pada Lampiran 11. Berdasarkan data pada Lampiran 11 tersebut, secara matematis fungsi tujuan dituliskan sebagai berikut: Max π = 60982,14y-65,36q 1 -2500q 2 -3000q 3 -29845,24q 4 -10940,48q 5 -1700,12q 6 - 4545,24q 7 -10297,62q 8 -3750l 1 -3750l 2 -3750l 3 Dengan Kendala: • y ≤116,55; q 1 ≤23245,14;q 2 ≤48,06; q 3 ≤40,84; q 4 ≤2,40; q 5 ≤56,55; q 6 ≤45,39; q 7 ≤22,72; q 8 ≤11,15; l 1 ≤39,22; l 2 ≤36,63; l 3 ≤11,32 • 199,43y-q 1 =0; 0,41y-q 2 =0;0,35y-q 3 =0; 0,02y-q 4 =0; 0,49y-q 5 =0; 0,39y-q 6 =0; 0,19y-q 7 =0; 0,10y-q 8 =0; 0,34y-l 1 =0; 0,31y-l 2 =0; 0,10y-l 3 =0 • 65,36q 1 + 2500q 2 + 3000q 3 + 29845,24q 4 + 10940,48q 5 + 1700,12q 6 + 4545,24q 7 + 10297,62q 8 + 3750l 1 + 3750l 2 + 3750l 3 ≤ 241149900 dimana: y : Produksi Udang Windu q 1 : Benih q 2 : Urea q 3 : TSP q 4 : Obat-obatan q 5 : Pakan q 6 : Kapur q 7 : Saponin q 8 : Kaporit l 1 : Tenaga kerja pada masa persiapan l 2 : Tenaga kerja pada masa pemeliharaan l 3 : Tenaga kerja pada masa pemanenan Ada pun nilai output dan input serta rente optimal yang didapat dari hasil analisis tersebut, terdapat dalam Tabel 25. Nilai rente yang didapat dalam analisis tersebut adalah nilai rente optimal tanpa memasukkan biaya transportasi. Tabel 25. Nilai Output, Input dan Rente Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Tambak Udang Windu di Desa Tanjung Pasir No. Jenis Output dan Input Nilai Optimal 1. Produksi Udang Windu kg per ha 116,55 2. Benih Ekor per ha 23.245,14 3. Urea kg per ha 48,06 4. TSP kg per ha 40,84 5. Obat-obatan Liter per ha 2,40 7. Pakan kg per ha 56,55 6. Kapur kg per ha 45,39 8. Saponin kg per ha 22,72 9. Kaporit kg per ha 11,15 10. Tenaga Kerja pada masa persiapan HOK 39,22 11. Tenaga Kerja pada masa pemeliharaan HOK 36,63 12. Tenaga Kerja pada masa pemanenan HOK 11,32 13. Rente Rp per ha 4.033.403,35 Sumber : Diolah dari data primer, 2007

2. Desa Tanjung Baru

Data dasar dalam analisis optimalisasi di Desa Tanjung Pasir, terdapat pada Lampiran 13. Berdasarkan data pada Lampiran 13 tersebut, secara matematis fungsi tujuan dituliskan sebagai berikut: Max π = 54242,42y-51,51q 1 -2500q 2 -3000q 3 -30000q 4 -11000q 5 -1700q 6 -4000q 7 - 10000q 8 -2500l 1 -2500l 2 -2500l 3 Dengan Kendala: • y ≤85,86; q 1 ≤8147,17; q 2 ≤442,12; q 3 ≤15,64; q 4 ≤1,31; q 5 ≤21,94; q 6 ≤39,42; q 7 ≤18,90; q 8 ≤8,99; l 1 ≤71,70; l 2 ≤36,16; l 3 ≤13,14 • 94,89y-q 1 =0; 0,49y-q 2 =0; 0,18y-q 3 =0; 0,02y-q 4 =0; 0,26y-q 5 =0; 0,46y-q 6 =0; 0,22y-q 7 =0; 0,10y-q 8 =0; 0,84y-l 1 =0; 0,42y-l 2 =0; 0,15y-l 3 =0 • 51,51q 1 + 2500q 2 + 3000q 3 + 30000q 4 + 11000q 5 + 1700q 6 + 4000q 7 + 10000q 8 + 2500l 1 + 2500l 2 + 2500l 3 ≤ 105.794.500 dimana: y : Produksi Udang Windu q 1 : Benih q 2 : Urea q 3 : TSP q 4 : Obat-obatan q 5 : Pakan q 6 : Kapur q 7 : Saponin q 8 : Kaporit l 1 : Tenaga kerja pada masa persiapan l 2 : Tenaga kerja pada masa pemeliharaan l 3 : Tenaga kerja pada masa pemanenan Ada pun nilai output dan input serta rente optimal yang didapat dari hasil analisis tersebut, terdapat dalam Tabel 26. Sama halnya dengan analisis di Desa Tanjung Pasir, nilai rente yang didapat dalam analisis optimal di Desa Tanjung Baru adalah nilai rente optimal tanpa memasukkan biaya transportasi. Tabel 26. Nilai Output, Input dan Rente Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Tambak Udang Windu di Desa Tanjung Baru No. Jenis Output dan Input Nilai Optimal 1. Produksi Udang Windu kg per ha 85,86 2. Benih Ekor per ha 8147,17 3. Urea kg per ha 42,12 4. TSP kg per ha 15,64 5. Obat-obatan Liter per ha 1,31 6. Pakan kg per ha 21,99 7. Kapur kg per ha 39,42 8. Saponin kg per ha 18,90 9. Kaporit kg per ha 8,99 10. Tenaga Kerja pada masa persiapan HOK 71,70 11. Tenaga Kerja pada masa pemeliharaan HOK 36,16 12. Tenaga Kerja pada masa pemanenan HOK 13,14 13. Rente Rp per ha 3.269.593,98 Sumber : Diolah dari data primer, 2007 Nilai optimal dari masing-masing komponen input kegiatan budidaya udang di masing-masing unit analisis membentuk biaya produksi optimal di dua unit analisis tersebut. Tabel 27 menunjukkan biaya produksi optimal kegiatan budidaya tambak udang windu di lokasi penelitian. Tabel 27. Biaya Produksi Optimal Kegiatan Budidaya Udang Windu di Masing-Masing Unit Analisis Biaya Sarana Produksi Satuan Besaran Biaya Satuan RpJam Total Biaya Desa Tanjung Pasir 1. Tenaga Kerja HOK 39,22 3.750,00 147.075,00 2. Tenaga Kerja HOK 36,63 3.750,00 137.362,50 3. Tenaga Kerja HOK 11,32 3.750,00 42.450,00 4. Benih Ekor 23.245,14 65,36 1.519.302,00 5. Urea kg 48,06 2500,00 120.150,00 6. TSP kg 40,84 3000,00 122.520,00 7. Obat-obatan Liter 2,40 29845.24 7.162.858,00 8. Pakan kg 56,55 10940.48 618.684,10 9. Kapur kg 45,39 1700.119 77.168,40 10.Saponin kg 22,72 4545.238 103.267,80 11.Kaporit kg 11,15 10297.62 114.818,50 12.Oprasional Genset Liter 115,33 5119.04 590.378,90 Total 10.756.035,00 Desa Tanjung Baru 1. Tenaga Kerja HOK 71,70 2.500,00 179.250,00 2. Tenaga Kerja HOK 36,16 2.500,00 91.500,00 3. Tenaga Kerja HOK 13,14 2.500,00 32.850,00 4. Benih Ekor 8147,17 51.52 419.742,20 5. Urea kg 42,12 2.500,00 105.300,00 6. TSP kg 15,64 3.000,00 46.920,00 7. Obat-obatan Liter 1,31 30.000,00 39.300,00 8. Pakan kg 21,99 11.000,00 241.890,00 9. Kapur kg 39,42 1700,00 67.014,00 10.Saponin kg 18,90 4000,00 75.600,00 11.Kaporit kg 8,99 10.000,00 89.900,00 Total 1.389.266,00 Sumber : Diolah dari data primer, 2007 Dari Tabel 27 menampilkan total biaya produksi optimal di Desa Tanjung Pasir yaitu sebesar Rp10.756.035,00, di Desa Tanjung Baru sebesar Rp1.389.266,00. Data biaya produksi optimal dan jumlah produksi optimal yang dihasilkan dari analisis optimalisasi tersebut membentuk nilai land rent optimal di masing-masing unit analisis seperti tampak pada Tabel 28. Tabel 28. Nilai Land Rent Optimal Kegiatan Budidaya Udang Windu di Masing-Masing Unit Analisis Desa Produktivitas kgha Biaya Produksi Rpha Harga Rpkg Biaya Transportasi Rpkgkm Jarak Ke Pasar km Rente Rpha Tanjung Pasir 116,55 10.756.035,00 60.982,00 40,24 2,3 3.655.090,04 Tanjung Baru 85,86 1.389.266,00 54.242,00 48,56 3,4 3.263.655,49 Sumber : Diolah dari data primer, 2007 Data Tabel 28 menampilkan nilai land rent optimal di Desa Tanjung Pasir yaitu Rp3.655.090,04 dan di Desa Tanjung Baru Rp3.263.655,49. Jika dibandingkan dengan nilai land rent dalam kondisi aktual, perbedaannya untuk Desa Tanjung Pasir nyata, sedang untuk Desa Tanjung Baru perbedaannya tidak terlalu jauh, seperti tampak pada Tabel 29. Tabel 29. Perbandingan Nilai Land Rent Aktual dengan Land Rent Optimal Desa Land Rent Aktual Lend Rent Optimal Selisish Tanjung Pasir 1.065.431,00 3.655.090,04 2.589.659,00 Tanjung Baru 1.560.182,00 3.263.655,49 1.703.473,00 Sumber : Diolah dari data primer, 2007 Data Tabel 29 memberikan penjelasan bahwa Desa Tanjung Baru memiliki selisih nilai land rent yaitu Rp1.703.473,00, sementara Desa Tanjung Pasir memiliki selisih nilai land rent sebesar Rp2.589.659,00. Dapat dikatakan bahwa kegiatan aktual budidaya Udang Windu di Desa Tanjung Baru mendekati kondisi optimal. Selain dilihat dari selisih nilai land rent juga dapat dilihat dari perbandingan nilai-nilai input produksi pada Tabel 27 yang merupakan nilai optimal dengan nilai input produksi pada Tabel 18 dan Tabel 20 yang merupakan nilai aktual, dimana besaran nilai-nilai tersebut tidak jauh berbeda. Kegiatan budidaya Udang Windu di Desa Tanjung Baru masih menggunakan teknologi tradisional, sehingga kondisi aktual kegiatan tersebut hampir mendekati kondisi optimal, namun bukan berarti nilai pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya udang di Desa Tanjung Baru sudah efisien dan mencapai nilai maksimal. Berdasarkan karakteristik usaha budidaya udang windu di masing-masing unit analisis bahwa kegiatan budidaya tersebut masih dapat ditingkatkan untuk mendapat nilai pemanfaatan lahan yang lebih maksimal, salah satunya dengan mengadopsi teknologi semi intensif atau bahkan intensif. Hal ini harus dipertimbangkan lebih lanjut karena setiap teknologi yang diadopsi harus didukung oleh kondisi sumberdaya alam yang ada di Desa Tanjung Baru tersebut.

6.7. Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent