menyajikan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini beserta sumber mendapatkannya.
Tabel 1. Jenis Data dan Sumber Mendapatkannya
Sumber No Jenis
Data Primer Sekunder
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Sarana Input Produksi a. Kuantitas
b. Harga Output Produksi
a. Jumlah b. Harga
Biaya Produksi a. Jumlah
b. Harga Sistem Teknologi Produksi
Biaya Transportasi a. Jarak
b. Ongkos Angkut Kondisi Umum Kawasan
Kondisi Umum Perikanan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
Petambak PetambakCek harga
Petambak PetambakCek harga
Petambak PetambakCek harga
Petambak PetambakPembeli
Petambak Petambak
Pemda Dinas Perikanan
Bappeda
4.3. Metode Pengambilan Data
Data diambil dari jumlah populasi pembudidaya tambak sensus yang ada di lokasi penelitian. Untuk Desa Tanjung Pasir sebanyak 42 pembudidaya tambak
dan 33 pembudidaya tambak di Desa Tanjung Baru. Hasil dari pengambilan data ini digunakan untuk mendeskripsikan profil dan karakteristik produksi budidaya
udang di daerah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa
Kecamatan Tanah Merah merupakan kawasan yang dipilih untuk pengembangan kegiatan perikanan tambak di pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Dua desa yaitu
Desa Tanjung Pasir dan Desa Tanjung Baru menjadi unit analisis dimana setiap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan terhadap dua titik unit
analisis tersebut.
4.4. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara mengolah data yang didapat untuk mencapai tujuan yang dibangun dalam penelitian ini. Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mencari alokasi optimal dan nilai land rent pemanfaatan lahan tambak sebagai sarana produksi dalam budidaya udang dan untuk itu dilakukan
beberapa analisis. Alat analisis yang akan digunakan, yaitu 1. Analisis Permintaan dan Nilai dari Lahan Tambak; 2. Metode Optimalisasi; 3. Analisis
Land Rent; 4. Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent.
4.4.1. Analisis Permintaan dan Nilai dari Lahan Tambak
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis permintaan dan nilai lahan tambak yang digunakan untuk budidaya udang. Secara matematis
dapat ditulis: Q = f P
x
, X
1,
… X
5
Dimana: Q = Jumlah sumberdaya lahan yang dipakai m
2
P = Sewa lahan harga lahan Rp per m
2
X
1
= Umur responden tahun X
2
= Pendidikan X
3
= Pendapatan Rp per Ha X
4
= Jumlah anggota keluarga orang X
5
= Pengalaman usaha tahun Dalam konteks ini, hubungan antara harga P
x
diasumsikan negatif terhadap permintaan lahan Adrianto L 2006. Analisis permintaan dapat diselesaikan
dengan menggunakan teknik regresi berganda dengan cara melogaritmakan persamaan menjadi sebagai berikut:
ln Q = a + b ln P
x
+ b
1
ln X
1
+ b
2
ln X
2
+ b
3
ln X
3
+ b
4
ln X
4
+ b
5
ln X
5
Persamaan di atas dapat disederhanakan dengan mentransformasi menjadi: Px
b X
b X
b X
b X
b X
b a
Q ln
ln ln
ln ln
ln ln
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
+ +
+ +
+ +
= ln Q = a + b
ln P
x
atau Q =
α P
x b0
Untuk menghitung berapa jumlah surplus konsumen atau berapa jumlah yang diterima oleh petambak udang karena adanya perubahan permintaan lahan
tambak, maka secara matematis dapat ditulis:
Q Px
CS
q q
L
∫
=
1
Px CS
NEK
L
. =
dimana: CS
L
= Surplus Konsumen NEK
= Nilai Ekonomi
4.4.2. Analisis Optimalisasi
Analisis optimalisasi nilai land rent dilakukan untuk mengetahui dan menganalisi nilai pemanfaatan lahan tambak yang digunakan untuk budidaya
udang pada kondisi optimal. Secara matematis dapat ditulis: Max
Π = yp -
∑
= n
i 1
p
n
q
n
– wl s.t: f y, q, l =0
dimana: Π =Nilai manfaat penggunaan lahan tambak udang Rp per Ha
y =Jumlah produksi udang Kg per Ha
p =Harga udang Rp per Kg
p
n
=Harga input ke-n Rp per unit q
n
=Variabel input ke-n unit w
=Upah tenaga kerja Rp per HOK l
=Jumlah tenaga kerja HOK Dalam perhitungan nilai optimal dari output, input dan tenaga kerja dipecahkan
secara numerik dengan perangkat lunak MAPLE 9.5.
4.4.3. Analisis land rent
Tujuan pertama dilakukannya penelitian ini adalah untuk mencari solusi nilai pemanfaatan sumberdaya lahan tambak pesisir Kabupaten Indragiri Hilir
yang dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam kegiatan produksi budidaya udang. Analisis yang dibanguan untuk tujuan ini mengacu pada nilai land rent
yang secara sederhana didefinisikan sebagai pengembalian ekonomi dari lahan yang dapat bertambah atau akan bertambah akibat penggunaannya dalam proses
produksi, Barlowe R 1978. Nilai land rent tersebut menggambarkan harga atau nilai ekonomi lahan yang didapat sebagai hasil dari investasi, dimana lahan
dipandang sebagai faktor produksi dalam kegiatan perikanan tambak. Konsep
yang digunakan adalah Ricardian Land Rent dimana nilai land rent dilihat dari faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak dengan pusat pasar. Konsep tersebut
menggambarkan bahwa pada dasarnya nilai land rent ditentukan oleh nilai produktivitas, harga, biaya produksi dan biaya transportasi, sebagaimana dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Kerangka Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Land Rent
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa nilai land rent merupakan fungsi dari nilai produksi, harga komoditas, biaya produksi dan biaya transportasi yang
dipengaruhi oleh jarak lokasi tambak ke pusat pasar. Secara matematis digambarkan sebagaimana persamaan berikut:
Π
i
= y
i
p
i
– t
i
x – C
i
y
i
…………………………………………………. 4.1 dimana:
Π
i
= Land rent dari komoditas udang di wilayah ke-i Rp per ha y
i
= Produktivitas udang di wilayah ke-i kg per ha p
i
= Harga komoditas udang di wilayah ke-i Rp per kg C
i
= Total biaya produksi komoditas udang di wilayah ke-i Rp per kg t
i
= Biaya transportasi untuk komoditas udang di wilayah ke-i Rp per kg per km x
= Jarak wilayah ke-i ke pusat pasar km i
= unit analisis kawasan pesisir Kabupaten Indragiri Hilir a Produktivitas diartikan sebagai produksi yang dihasilkan persatuan luas
komoditas perikanan tambak yang diusahakan oleh petani tambak. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
y
i
= Q
i
L
i
……………………………………………………………… 4.2 dimana:
y
i
= Produktivitas udang di wilayah ke-i kg per ha Q
i
= Total produksi komoditas udang di wilayah ke-i kg
PRODUKTIVITAS
LAND RENT HARGA
KOMODITAS BIAYA
TRANSPORTASI
TOTAL BIAYA
L
i
= Luasan lahan yang digunkan untuk memproduksi komoditas udang di wilayah ke-i ha
i = Unit analisis
b Biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi kegiatan perikanan tambak. Secara matematis dapat ditulis:
Ci = Z+ c
1
+c
2
+c
3
+…+c
n
……………………………………………….. 4.3 dimana:
Ci = Biaya produksi dari komoditas udang wilayah ke-i Rp per ha
Z = Biaya tenaga kerja Rp per ha
c
1
sd c
n
= Biaya sarana produksi ke-1 sd ke-n Rp per ha Biaya tenaga kerja adalah perkalian jumlah tenaga kerja dengan upah tenaga
kerja. Dalam perikanan tambak biaya tenaga kerja biasanya dibedakan pada saat masa persiapan, masa pemeliharaan dan masa panen, sehingga biaya tenaga kerja
juga merupakan penjumlahan dari keseluruhan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam masa produksi. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Z =w
1
l
1
+ w
2
l
2
+ w
3
l
3
………………………………………………………. 4.4 dimana:
Z =
Biaya tenaga kerja Rp per ha w
1
= Upah tenaga kerja pada masa persiapan Rp per HOK
l
1
= Jumlah tenaga kerja pada masa persiapan HOK
w
2
= Upah tenaga kerja pada masa pemeliharaan Rp per HOK
l
2
= Jumlah tenaga kerja pada masa pemeliharaan HOK
w
3
= Upah tenaga kerja pada masa pemanenan Rp per HOK
l
3
= Jumlah tenaga kerja pada masa pemanenen HOK
Biaya sarana produksi merupakan perkalian antara jumlah sarana produksi yang digunakan dengan harga sarana produksi tersebut, sehingga secara matematis total
biaya sarana produksi dapat ditulis: C = q
1
p
1
+q
2
p
2
+q
3
p
3
+q
4
p
4
+q
5
p
5 +
…
+
q
9
p
9 …………………………........................
4.5 dimana:
C =Biaya sarana produksi budidaya udang Rp per Ha
q
1
=Jumlah benih Ekor per Ha p
1
=Harga benih Rp per Kg q
2
=Jumlah urea Kg per Ha p
2
=Harga urea Rp per Kg q
3
=Jumlah TSP Rp per Kg p
3
=Harga TSP Rp per Kg q
4
=Jumlah obat pembasmi hama liter per Ha p
4
=Harga obat pembasmi hama Rp per Ha q
5
=Jumlah pakan Kg per Ha
p
5
=Harga pakan Rp per Kg q
6
= Jumlah kapur p
6
= Harga kapur q
7
= Jumlah saponin p
7
= Harga saponin q
8
= Jumlah kaporit p
8
= Harga kaporit q
9
= Jumlah BBM Operasional genset p
9
= Harga BBM c Komponen biaya transportasi yang digunakan dalam persamaan nilai land rent
adalah biaya transportasi per kg per km hasil perikanan tambak yang didapat melalui persamaan
t
i
= T
i
Q
i
x
i
……………………………………………………………. 4.6
dimana: t
i
=Biaya transportasi untuk komoditas udang di wilayah ke-i Rp per kg T
i
=Total biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mengangkut udang di wilayah ke-i ke pusat pasar Rp
Q
i
=Total produksi komoditas udang di wilayah ke-i kg x
i
=Unit analisis d Harga yang digunakan dalam persamaan nilai land rent merupakan harga
yang ditetapkan oleh mekanisme pasar dan diasumsikan bahwa petani tidak bisa menentukan harga.
Dalam identifikasi nilai land rent dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai land rent. Analisis kualitatif
dilakukan melalui studi literatur dan pengamatan lapang untuk mendeskripsikan karakter dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai land rent pada masing-
masing unit analisis. Analisis kuantitatif dilakukan melalui teknik statistik sederhana. Sebagaimana teori Ricardian land rent yang melihat nilai land rent
dari faktor kesuburan dan jarak, maka melalui analisis regresi berganda didapat suatu persamaan regresi yang menyatakan hubungan antara nilai land rent dengan
faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar.
4.4.4. Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent
Analisis sensitivitas nilai land rent adalah analisis lanjutan dalam penelitian ini yang ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor eksogen terhadap
perubahan nilai land rent. Asumsi yang dibangun didasarkan pada situasi saat ini,
yaitu terjadi kenaikan harga BBM, yang berpengaruh terhadap biaya transportasi yang menjadi variabel endogen dalam penentuan nilai land rent. Dengan analisis
ini akan dilihat seberapa besar pengaruh jarak terhadap perubahan nilai land rent karena adanya perubahan biaya transportasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga
BBM, dan seberapa besar pengaruh kesuburan terhadap perubahan nilai land rent karena adanya perubahan harga pupuk yang diakibatkan oleh kenaikan harga
pupuk.
4.5. Batasan Penelitian