bahwa depresiasi merupakan biaya yang diperhitungan tetapi tidak dikeluarkan, melainkan masuk dalam cadangan perusahaan. Biaya variabel adalah merupakan
pengeluaran bagi bahan mentah dan tenaga. Berbeda dengan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh volume produksi, biaya variabel sejalan dengan volume
produksi Djojodipuro M 1991. Biaya-biaya variabel adalah biaya-biaya karena pertambahan input-input
variabel. Biaya tersebut akan dibebankan hanya apabila produksi itu berlangsung, dan jumlah dari biaya-biaya ini akan tergantung macam input yang digunakan.
Didalam membuat keputusan-keputusan produksi, yang digunakan untuk memaksimumkan penerimaan bersih adalah jumlah input variabel. Biaya tetap
ditambah dengan biaya variabel adalah biaya total. Biaya total penting dalam memperhitungkan penerimaan bersih, karena penerimaan bersih sama dengan
penerimaan total dikurangi biaya total. Dalam jangka panjang, jika penerimaan total tidak lebih besar dari biaya total, produsen tidak akan berproduksi Bishop
CE dan WD Toussaint 1979.
2.7. Harga
Casler DS 1988 menyatakan bahwa masalah perekonomian yang terpenting adalah masalah harga, yang dimaksud dengan harga adalah tinggi nilai
barang dan jasa diukur dengan uang. Masalah sewa tanah land rent pada dasarnya adalah masalah perihal harga.
Harga memberikan rangsangan pada para produsen untuk menghasilkan barang-barang yang permintaannya sangat besar dan menggunakan sumber-
sumber yang paling banyak jumlahnya. Apabila harga beberapa barang meningkat para produsen didorong untuk menghasilkan barang tersebut. Para
produsen barang-barang yang harganya meningkat juga akan memperoleh tambahan sumber-sumber guna memperluas produksi. Sistem penentuan harga
mengalokasikan sumber-sumber pada penggunaan yang paling banyak permintaannya Bishop CE dan WD Toussaint 1979.
Fungsi harga terutama adalah untuk menghasilkan keseimbangan yang diperlukan antara permintaan dan penawaran. Jika kenaikan harga tidak berhasil
meningkatkan output atau mengurangi permintaan maka kenaikan harga dianggap
berbahaya. Kebijaksanaan harga hendaknya ditujukan pada fleksibilitas mengendalikan permintaan, mengalokasikan kembali sumber-sumber produksi
dan mengarahkan kembali output ke arah yang dikehendaki Jhingan ML 1996.
2.8. Biaya Transportasi
Harga input angkutan adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha untuk memindahkan satu satuan berat barang sejauh satu satuan jarak.
Harga yang ditentukan oleh produsen didasarkan atas biaya produksi dan kondisi permintaan yang dihadapi pada berbagai tempat. Kondisi permintaan mencakup
elastisitas permintaan dan biaya angkutan untuk menyerahkan barang yang akan dijual. Perbedaan biaya angkutan transpor dapat mengakibatkan perbedaan
harga yang cukup besar antara daerah yang satu dengan daerah yang lain Djojodipuro M 1991.
Struktur biaya transportasi sangat berhubungan erat dengan jarak, dengan kata lain setiap penambahan satu satuan unit jarak akan mengakibatkan tambahan
biaya transportasi. Dalam kenyataannya, biaya transportasi sangat jarang berhubungan dengan jarak. Bahkan seringkali terdapat pengurangan biaya per
unit barang seiring dengan bertambahnya jarak Dicken P dan PE Lloyd 1990 diacu dalam Sobari MP, T Kusumastanto, SDE Kaunang 2006.
Segi lain yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa angkutan sebagai input diadakan dan habis pada waktu dipergunakan. Angkutan tidak dapat
disimpan, yang dapat disimpan adalah jasa yang dapat dipergunakan sebagai angkutan. Seorang pekerja yang membantu orang lain untuk mengangkut barang
pada dasarnya merupakan himpunan jasa angkutan. Demikian halnya suatu truk, truk juga merupakan himpunan jasa, yang apabila dikombinasikan dengan tenaga
dan alam jalan dan bensin dapat menghasilkan angkutan. Berdasarkan hal tersebut maka jasa angkutan dapat dikategorikan sebagai input tidak langsung.
Suatu proses produksi memerlukan tenaga ditempat tertentu, barang modal ditempat tertentu, manajemen ditempat tertentu dan juga input angkutan untuk
membawa segalanya tersebut ke tempat tadi dan hasil akhirnya ke pasar. Angkutan dalam hal ini mempunyai fungsi sama dengan input lainnya. Dengan
memberi perhatian kepada input ini secara wajar, akan makin disadari segi spasial
proses produksi. Angkutan tidak perlu dipandang sebagai faktor produksi, akan tetapi angkutan mempunyai peranan penting dalam produksi mau pun konsumsi
Djojodipuro M 1991.
III. KERANGKA PENELITIAN