umum melalui cara penangkapan baik secara komersial atau tidak. Kegiatan ini meliputi penyediaan prasarana, sarana, kegiatan penangkapan, penanganan hasil
tangkapan, pengolahan serta pemasaran hasil. Mulyadi
2005 mengemukakan
bahwa komponen-komponen
yang berperan dalam sistem perikanan tangkap adalah masyarakat, sarana produksi, proses
produksi, sarana pelabuhan, sumberdaya ikan, pengolahan, pemasaran, dan aspek legal. Secara diagramatik, keterkaitan komponen-komponen tersebut digambarkan
oleh Monintja 2001 seperti tersaji pada Gambar 2, dimana pembangunan perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi
dibidang perikanan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan melalui penerapan teknologi yang lebih baik dengan uraian sebagai berikut :
2.3.1 Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang menunjang
keberhasilan suatu sistem pengembangan perikanan tangkap, khususnya dalam upaya pengembangan perikanan tangkap yang modern yang berorientasi bisnis. Jumlah
penduduk yang besar dapat menjadi sumber ketersediaan konsumen yang potensial dan bila tersedianya konsumen pengguna maka akan menarik minat bagi para
investor dalam menanamkan modal investasinya, karena mereka menganggap sektor perikanan dapat memberikan nilai keuntungan yang menjajikan profitable.
Nelayan adalah bagian dari masyarakat sekaligus sebagai unit penangkapan yang mempunyai peranan sangat penting dalam sistem pengembangan perikanan
tangkap. Nelayan pada umumnnya dibagi atas 3 yaitu nelayan penuh nelayan
sambilan utama, dan nelayan sambilan tambahan.
Tabel 1 Perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Nias Tahun
Jumlah Nelayan
penuh Nelayan
sambilan utama
Nelayan sambilan
tambahan 2003
6.619 4.686
1.355 578
2004 3.290
1.950 957
383 2005
3.293 1.952
957 384
2006 6.015
4.324 1.233
458 Sumber : Data statistik DKP Nias Tahun 2006
Ekspor
Membayar
Produk dijual oleh
Diolah
Hasil tangkapan
didaratkan Dijual
Membangun Membuat
Menyelenggarakan
Domestik
Memasok
Gambar 2 Sistem agrobisnis perikanan tangkap Kesteven 1973 dimodifikasi
oleh Monintja 2001.
SARANA PRODUKSI : Galangan Kapal
Pabrik alat Diklat TK
UNIT PEMASARAN
Pendistribusian Penjualan
Segmen Pasar
DEVISA
PROSES PRODUKSI
Menangkap UNIT PENANGKAPAN
Kapal Alat Penangkapan Ikan
Nelayan
ASPEK LEGAL SISTEM INFORMASI
UNIT SUMBER DAYA
Spesies Habitat
MusimLing. fisik
PRASARANA PELABUHAN
UNIT PENGOLAHAN :
Handling Processing
Packaging MASYARAKAT
Konsumen Modal
Teknologi Pembinaan
Menangkap
2.3.2 Sarana produksi
Salah satu permasalahan perikanan tangkap adalah kerusakan lingkungan dan menurunnya stok ikan yang diakibatkan oleh penggunaan sarana produksi yang
dilarang seperti bahan peledak, bahan kimia beracun, hilangnya alat tangkap pada saat operasi, dan penggunaan alat tangkap tidak selektif. Pengelolaan sumberdaya
alam adalah usaha manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat maksimal dengan mengusahakan kontuinitas produksinya.
Tujuan pengelolaan sumberdaya adalah untuk memperoleh hasil yang optimal dan terus-menerus serta terjamin kelestariannya Nikijuluw 2007.
Suboko 2009 mengemukakan bahwa masuknya para investor dapat menumbuhkan dan menyemarakkan sektor lainnya yang terkait dengan perikanan
tangkap, terutama pengembangan sarana produksi seperti : fasilitas penyediaan mesin dan bahan alat perikanan, penyediaan fasilitas docking dan perbengkelan, alat bantu
penangkapan. Kondisi tersebut, dengan sendirinya akan menciptakan lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja.
Sutisna 2007 mengemukakan bahwa untuk mendukung keberhasilan pembangunan bisnis perikanan tangkap dalam era
globalisasi saat ini, perlu dilakukan pengembangan sumberdaya manusia di bidang penangkapan ikan agar siap pakai, yang dalam pelaksanaannya akan didukung
dengan upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja, dalam hal ini sumberdaya manusia
dibidang penangkapan ikan terutama awak kapal yang meliputi nakhoda, mualim, Kepala Kamar Mesin KKM, fishing master, dan Anak Buah Kapal ABK.
2.3.3 Proses Produksi