Sumberdaya Perikanan Laut 1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Perikanan Laut

Sumber daya perikanan merupakan modal dasar pembangunan perikanan dan pemanfaatannya diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat sebesar-besarnya. Perlu diketahui bahwa sifat sumberdaya perikanan adalah tidak terbatas, sehingga pemanfaatannya harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi kepunahan. Upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan ini berada dalam suatu sistem yang berhubungan dengan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana perikanan, pasca`panen dan pemasaran, pembangunan teknologi, agribisnis perikanan, dan kelembagaan perikanan Baskoro 2006. Kegiatan pengembangan pemanfaatan sumberdaya perikanan perlu juga dilandasi oleh studi-studi dasar setiap komponen pemanfaatan sumberdaya perikanan serta interaksinya Haluan 1996. Lebih lanjut Widodo dan Suadi 2006, menyatakan bahwa sumberdaya perikanan laut termasuk pada kriteria sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun demikian pemanfaatan sumberdaya ini harus tetap rasional untuk menjaga kesinambungan produksi dan kelestarian sumbernya. Menurut Naamin 1987 mengemukakan bahwa secara umum sumberdaya hayati laut dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yakni : 1 Sumberdaya ikan demersal, yaitu jenis ikan hidup di atau dekat perairan. 2 Sumberdaya pelagis kecil, yaitu jenis ikan yang berada disekitar permukaan. 3 Sumberdaya pelagis besar, yaitu jenis ikan oseanik yang beruaya sangat jauh seperti tuna dan cakalang. 4 Sumberdaya udang dan biota laut non ikan lainnya. Charles 2001, menjelaskan bahwa ada empat kelompok utama jenis- jenis ikan yaang umum ditangkap oleh nelayan, yaitu : 1 Ikan, yakni jenis hewan yang bertulang belakang, bersirip, dan bersisik jenis- jenis ikan yang dikenal secara umum. 2 Krustasea, yaitu kelompok invertebrata dengan rangka luar atau dalam udang, lobster, kepiting. 3 Molluska, yaitu kelompok invertebrata dengan cangkang luar atau dalam misalnya kerang, abalone, cumi-cumi. Secara biologi kelompok ini terdiri dari bivalve dan gastropoda. 4 Echinodermata seperti lili laut, bintang laut, bulu babi, teripang dan lain-lain. Nikijuluw 2005 menjelaskan bahwa wilayah perairan Nias yang termasuk dalam perairan Samudera Hindia merupakan kawasan yang memiliki peluang pengembangan perikanan laut lepas dan oseanik yang unggul di Indonesia. Kelompok ikan tuna yang termasuk di dalamnya cakalang skipjack, tuna sirip kuning yellowfin tuna, ikan-ikan pedang swordfih dan ikan-ikan layaran sailfish adalah jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak terdapat di perairan kawasan Barat Sumatera ini. Diperkirakan potensinya sekitar 386 ribu ton yang dapat ditangkap secara lestari sustainable sepanjang tahun. Sejauh ini, tingkat pemanfaatannya baru sekitar 49 yang artinya bahwa pengembangan kedepan masih sangat memungkinkan. Kelompok ikan lainnya yang lebih terdapat di kawasan ini adalah ikan- ikan pelagis kecil. Potensi lestarinya mencapai 526 ribu ton per tahun. Pemanfaatannya telah mencapai 50 , umumnya oleh nelayan skala kecil dan rakyat di kawasan pesisir. Seiring dengan permintaan domestik ikan pelagis yang terus meningkat sepanjang tahun, industri penangkapan kelompok ikan pelagis ini memiliki peluang pengembangan yang juga besar Nikijuluw 2005. Pulau Nias juga kaya akan sumberdaya ikan-ikan karang. Karena tingkat pasar yang jauh, teknologi yang sederhana, pengetahuan masyarakat yang terbatas membuat potensi sumberdaya ikan yang ada ini belum dimanfaatkan secara optimal Nikijuluw 2005.

2.2 Pengembangan Perikanan Tangkap