Gambar 4 Beberapa kegiatan utama produk agribisnis perikanan, dari produksi hingga sampai di tangan konsumen.
2.4 Pembangunan Berkelanjutan
Dahuri 2000 menyatakan bahwa pengembangan berkelanjutan dapat juga diartikan sebagai laju pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tidak
melampaui kemampuan pulih, dan resultan dampak negatip yang ditimbulkan tidak melebihi kemampuan kawasan pesisirlaut untuk menetralisirnya.
Fauzi dan Anna 2002 menyatakan bahwa walaupun konsep keberlanjutan dalam perikanan mulai dipahami, namun sampai saat ini masih menghadapi
kesulitan dalam mengevaluasi keberlanjutan pembangunan perikanan itu sendiri. Khususnya ketika kita dihadapkan pada permasalahan mengintegrasikan informasi
dari keseluruhan aspek yang mempengaruhi keberlanjutan perikanan tersebut, baik aspek ekologi, sosial, ekonomi maupun etik secara holistik.
Dahuri 2002 menyatakan bahwa suatu kawasan pembangunan perikanan secara
ekonomis dianggap
berkelanjutan jika
kawasan tersebut
mampu menghasilkan barang dan jasa secara berkesinambungan serta menghindarkan
ketidakseimbangan yang ekstrim antara sektor yang dapat mengakibatkan kehancuran produksi. Pembangunan perikanan secara ekologis manakala basis
ketersediaan stok sumberdayanya dapat dipulihkan secara stabil dan tidak terjadi eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya yang dapat diperbaharui. Pembangunan
perikanan secara sosial berkelanjutan apabila seluruh kebutuhan dasar bagi semua penduduk terpenuhi, terjadi distribusi pendapatan, tumbuhnya kesempatan berusaha
secara adil, kesetaraan gender, dan akuntabilitas serta partisipasi politik.
Produksi Informasi
Pasar
Sortasi dan
grading Pengumpulan
Penyimpanan Penjualan
Pengangkutan Promosi
Muhammad 2002 menyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan didasarkan pada tingkat ekologi ecological sustainability dan
keberlanjutan sosio-ekonomi socioeconomic sustainability. Keberlanjutan ekologi didasarkan pada upaya memelihara keberlanjutan biologi cadangan ikan biomassa
sehingga tidak melewati daya dukungnya, yaitu pemanfaatan sumberdaya perikanan pada tingkat total allowable catch TAC sebesar 80 dari MSY. Keberlanjutan
sosio-ekonomi didasarkan pada keberlanjutan ekonomi dengan memperhatikan kesejahteraan pelaku perikanan pada tingkat ekonomi rumah tangga nelayan.
Imron 2000 mengemukakan juga bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan membutuhkan landasan
kebijakan yang tepat agar dapat menjaga keberlanjutan sumberdaya tersebut. Untuk jenis-jenis ikan yang melakukan migrasi maka
ketersediaannya di suatu perairan pada waktu tertentu dalam satu tahun perlu dipelajari dan dipahami agar pengelolaannya dapat dilakukan dengan tepat. Terdapat
tiga pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengelolaan sumberdaya bersama tersebut, yaitu a berdasarkan pertimbangan historis, b pertimbangan
kepentingan ekonomi, dan c pertimbangan aspek bio-oseanografi jangka panjang. Ketiga pendekatan ini sangat fungsional untuk dapat menentukan jumlah tangkapan
yang diperbolehkan
dan pengalokasiannya
diantara berbagai
pihak yang
berpentingan.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian