penanganan dan pengolahan ikan, fasilitas darat untuk perbaikan jaring, perbengkelan untuk perbaikan dan pemeliharaan kapal, layanan kebutuhan air bersih dan
perbekalan melaut makanan, sarana penangkapan dan sebagainya, instalasi pengolahan limbah dan saluran pembuangannya, layanan komunikasi, layanan
kesejahteraan sosial bagi nelayan dan umum dan lain sebagainya. Klasifikasi pelabuhan yang ada di Kabupaten Nias sebagai pendukung dalam
sistem perikanan tangkap adalah termasuk pelabuhan tipe D yaitu pangkalan pendaratan ikan PPI. PPI dimaksudkan sebagai prasarana pendaratan ikan yang
dapat menangani produksi ikan sampai dengan 5 ton per hari, dapat menampung kapal perikanan sampai ukuran 5 GT sejumlah 15 unit sekaligus Murdiyanto 2004.
Pemerintah daerah Kabupaten Nias sebelumnya telah membangun satu unit Pangkalan Pendaratan Ikan di Pusat Pasar Gunungsitoli yang merupakan
pusat perekonomian masyarakat Nias tetapi setelah terjadi gempa bumi Pangkalan
Pendaratan Ikan tersebut sudah tidak berfungsi lagi dan Pemerintah Daerah sekarang melakukan rekonstruksi dengan membangun dua unit Pangkalan Pendaratan Ikan
yaitu satu unit di Nias Bagian Utara dan satu unit di Nias bagian Barat.
2.3.5 Unit pengolahan ikan
Perikanan tangkap yang berorientasi bisnis menuntut ketersediaan komoditas perikanan dari segi kuantitas dan terlebih lagi kualitas, agar komoditas tersebut
mempunyai nilai tambah yaitu dengan tetap terjaganya mutu hasil tangkapan. Ikan hasil tangkapan perlu mendapat perlakuan handling di atas kapal pasca
penangkapan untuk menghindari penurunan kualitas. Setelah tiba di pelabuhan ikan tersebut diproses untuk menghindari penurunan kualitas. Setelah tiba di pelabuhan
ikan tersebut diproses untuk menghindari penurunan mutu seperti pencucian dengan air bersih, buang sisik, buang isi perut dan insang dan tahap akhir pengelolaan
komoditas ikan hasil tangkapan yaitu dengan pengepakan packaging agar komoditas tersebut terlindungi dan tahan lama. Strategi pengembangan produk di
gambarkan oleh Charles 2001 dalam Masyahoro 2004, sebagai berikut :
Gambar 3 Strategi pengembangan produk
Sedangkan sistem pengolahan produk tangkapan yang dilakukan oleh nelayan-nelayan di Kabupaten Nias masih bersifat tradisionil. Pengembangan produk
olahan seperti ikan asinan atau bentuk olahan lainnya masih belum berkembang, sementara kebiasaan yang
dilakukan oleh nelayan hanya menghasilkan produk sampingan dalam bentuk ikan asap yang masih belum dijadikan sebagai hasil industri
rumah tangga perikanan sebagai penyuplai pasar dan sekaligus pendukung kegiatan perekonomian.
2.3.6 Unit pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan yang menyalurkan produk dari produsen ke konsumen sehingga menjadi jembatan antara produsen dengan
konsumen dan menguntungkan. Sementara itu, konsumen menghendaki produk yang tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat harga. Menurut Effendi Oktariza
2006 hal yang umum dalam kegiatan pemasaran adalah mencakup informasi pasar, sortasi dan grading, pengangkutan, pengumpulan danatau penyimpanan, penjualan
dan penyajian, serta promosi produk agribisnis hasil perikanan.
KONSUMEN TERAKHIR
INPUT ROW MATERIAL
OUTPUT BENTUK
OLAHAN IKAN
DITANGKAP DI LAUT
IKAN UTUH DI KAPAL
IKAN MENDARAT
di PPPPI INDUSTRI
PENGOLAHAN BENTUK
GAYA MUTU
KESEMPATAN PRODUK
AKHIR
TENAGA KERJA BIAYA
PROCESSING PEMBUNGKUS
HASIL SAMPINGAN
Gambar 4 Beberapa kegiatan utama produk agribisnis perikanan, dari produksi hingga sampai di tangan konsumen.
2.4 Pembangunan Berkelanjutan