Tabel 31
Skor untuk alternatif prioritas tujuan pembangunan perikanan
tangkap di Kabupaten Nias
Goal Aktor
Skor Faktor
Skor Alternatif
Prioritas Skor
Prioritas NLY
0,203 PSDI
0,044 SP
0,041 PSDM
0,025 PT
0,047 PP
0,032 UP
0,014 PTK
0,197 3
PPT 0,167
PSDI 0,042
SP 0,021
PSDM 0,019
PT 0,038
PP 0,019
UP 0,028
PEM 0,194
4 PI
0,126 PSDI
0,018 SP
0,01 PSDM
0,039 PT
0,024 PP
0,021 UP
0,013 PGM
0,228 2
DKP 0,243
PSDI 0,049
SP 0,023
PSDM 0,035
PT 0,026
PP 0,071
UP 0,039
PPAD 0,133
5 BAPPEDA
0,139 PSDI
0,029 SP
0,015 PSDM
0,018 PT
0,019 PP
0,049 UP
0,009 UPB
0,248 1
LSM 0,123
PSDI 0,022
SP 0,013
PSDM 0,018
PT 0,023
PP 0,036
UP 0,011
Sumber: Hasil penelitian 2008.
5.1.7 Optimalisasi alat penangkapan ikan
Optimalisasi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias ini dimaksudkan untuk menentukan alokasi optimal tiga jenis alat tangkap yang
terdapat di Kabupaten Nias yaitu pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil. Jumlah armada perikanan tangkap tersebut saat ini adalah pancing
2119 unit, gill net bermata besar 18 unit, dan gill net bermata kecil 379 unit. Berdasarkan hasil identifikasi, ada 19 macam sasaran yang hendak di
capai dari upaya optimalisasi pengembangan perikanan tangkap tersebut, antara lain :
1 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch C MSY kerapu, 2 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch C MSY kakap,
3 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan sesuai Catch C MSY
bambangan, 4 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurisi sesuai Catch C MSY kurisi,
5 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuai Catch C MSY tuna, 6 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuai Catch C MSY cakalang,
7 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch C MSY tongkol, 8 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kerapu sesuai Effort E MSY kerapu,
9 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kakap sesuai Effort E MSY kakap, 10 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan bambangan sesuai Effort E MSY
bambangan, 11 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kurisi sesuai Effort E MSY kurisi,
12 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tuna sesuai Effort E MSY tuna, 13 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan cakalang sesuai Effort E MSY
cakalang, 14 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tongkol sesuai Effort E MSY tongkol,
15 Mengoptimalkan penggunaan BBM, 16 Mengoptimalkan penggunaan air tawar,
17 Mengoptimalkan penggunaan es, 18 Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja,
19 Mengoptimalkan retribusi terhadap PAD. Bahasan berikut ini akan membahas pencapaian kesembilan belas sasaran
itu untuk optimalisasi unit perikanan tangkap dalam rangka pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias Lampiran 43.
1 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch C MSY kerapu Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kerapu di Kabupaten Nias
adalah 167 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kerapu di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kerapu dari
unit tangkapan pancing adalah 0,1 tontahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch C MSY
kerapu dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah : 0.1 X1 + DA1 = 167
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch C MSY kerapu tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA1 = 0.
2 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch C MSY kakap Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kakap di Kabupaten Nias
adalah 199 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kakap di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kakap dari unit
tangkapan pancing adalah 0,1 tontahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch C MSY
kakap dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah : 0.01 X1+DA2=199
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch C MSY kakap tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA2 = 0.
3 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan sesuai Catch C MSY
bambangan
Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY bambangan di Kabupaten Nias adalah 200 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan
bambangan di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan bambangan dari unit tangkapan pancing adalah 0.05 tontahun. Dengan demikian,
model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan
sesuai Catch C MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
0.05 X1+DA3=200 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap
ikan bambangan sesuai Catch C MSY bambangan tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA3 = 0.
4 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurisi sesuai Catch C MSY kurisi Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kurisi di Kabupaten Nias
adalah 164 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kurisi di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kurusi
dari unit tangkapan pancing adalah 0.05 tontahun. Dengan demikian, model persamaan
matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurusi sesuai Catch C MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
0.05X1+DA4=164 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap
ikan kurisi sesuai Catch C MSY kurisi tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA4 = 0.
5 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuai Catch C MSY tuna Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY tuna di Kabupaten Nias
adalah 843.5020 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan tuna dari unit
tangkapan pancing adalah 0.02 tontahun, gill net bermata besar 4 tontahun, dan gill net bermata kecil 1.8 tontahun. Dengan demikian, model persamaan
matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuai Catch C MSY tuna dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
0.02X1+4X2+2X3+DA5=843 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap
ikan tuna sesuai Catch C MSY tuna tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit. hal ini ditandai oleh nilai DA5 = 0.
6 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuai Catch C MSY cakalang Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY cakalang di Kabupaten Nias
adalah 712 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan cakalang di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan cakalang
dari unit tangkapan pancing adalah 0.02 tontahun, gill net bermata besar 3tontahun, dan gill net bermata kecil 1.5 tontahun. Dengan demikian, model
persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuai Catch C MSY cakalang dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias
adalah : 0.02X1+3X2+1.5X3+DA6=712
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuai Catch C MSY cakalang tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit. hal ini ditandai oleh nilai DA6 = 0.
7 Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch C MSY tongkol Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY tongkol di Kabupaten Nias
adalah 515,0491 tontahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan tongkol di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan tongkol dari
unit tangkapan pancing adalah 0,03 tontahun, gill net bermata besar 2,4 tontahun, dan gill net bermata kecil 1 tontahun. Dengan demikian, model
persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch C MSY tongkol dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias
adalah : 0.03X1+2X2+1X3+DA7=515
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch C MSY tongkol tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit. hal ini ditandai oleh nilai DA7 = 0.
8 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kerapu sesuai Effort E MSY kerapu
Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY kerapu di Kabupaten Nias adalah 1745 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum
jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kerapu di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kerapu dari unit
tangkapan pancing adalah 1 unittahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kerapu
sesuai Effort E MSY kerapu dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
1X1 + DA8 = 1745 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap
ikan kerapu sesuai Effort E MSY kerapu tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA8 = 0.
9 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kakap sesuai Effort E MSY kakap Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY kakap di
Kabupaten Nias adalah 1788 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kakap di Kabupaten Nias.
Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kakap dari unit tangkapan pancing adalah 1 unittahun. Dengan demikian, model persamaan
matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kakap sesuai Effort E MSY kakap dalam pengembangan perikanan tangkap di
Kabupaten Nias adalah : 1X1+DA9=1788
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan kakap sesuai Effort E MSY kakap tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA9 = 0.
10 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan bambangan sesuai Effort E MSY bambangan
Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY bambangan di Kabupaten Nias adalah 1331 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum
jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan bambangan di Kabupaten Nias.
Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan bambangan dari unit tangkapan pancing adalah 1 unittahun. Dengan demikian, model persamaan
matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan
bambangan sesuai Effort E MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
1X1 + DA10 = 1331 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap
ikan bambangan sesuai Effort E MSY bambangan tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA10 = 0.
11 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kurisi sesuai Effort E MSY kurisi Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY kurisi
di Kabupaten Nias adalah 1471 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum
jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kurisi di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kurisi dari unit
tangkapan pancing adalah 1 unittahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kurisi
sesuai Effort E MSY kurisi dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
1X1 + DA11 = 1471 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap
ikan kurisi sesuai Effort E MSY kurisi tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA11 = 0.
12 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tuna sesuai Effort E MSY tuna Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY di Kabupaten Nias
adalah 162 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-
rata ikan tuna dari unit tangkapan pancing adalah 0 unittahun, gill net bermata besar 1 unittahun, dan gill net bermata kecil 0.5 unittahun. Dengan demikian,
model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil untuk penangkapan ikan tuna sesuai
Effort E MSY tuna dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
0X1 + 1X2+ 0.5X3+ DA12 = 162 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap
ikan tuna sesuai Effort E MSY tuna tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net
bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA12 = 0.
13 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan cakalang sesuai Effort E MSY cakalang
Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY di Kabupaten Nias adalah 267 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan
untuk penangkapan ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata- rata alat penangkapan ikan cakalang dari unit tangkapan pancing adalah 0
unittahun, gill net bermata besar 1 unittahun, dan gill net bermata kecil 0.5 unittahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit
tangkap pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil
untuk penangkapan
ikan cakalang sesuai Effort E MSY cakalang dalam
pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah : 0X1+1X2+0.5X3+DA13=267
Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan cakalang sesuai Effort E MSY cakalang tercapai bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA13 = 0.
14 Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tongkol sesuai Effort E MSY tongkol Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort E MSY di Kabupaten Nias
adalah 192 unittahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan tongkol di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit
rata-rata alat penangkapan ikan tongkol dari unit tangkapan pancing adalah 0 unittahun, gill net bermata besar 1 unittahun, dan gill net bermata kecil 0.5
unittahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit
tangkap pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil untuk
penangkapan ikan tongkol sesuai Effort E MSY tongkol dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
0X1 + 1X2 + 0.5X3 + DA14 = 192 Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap
ikan tongkol sesuai Effort E MSY tongkol tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net
bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA14 = 0.
15 Mengoptimalkan penggunaan BBM Berdasarkan hasil analisis data lapang, jenis BBM dalam hal ini untuk
kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Nias terdiri dari bensin, solar, dan minyak tanah. Besarnya ketersedian bensin, solar, dan minyak yang
dipasok oleh 3 SPBU yang ada di Kabupaten Nias antara lain bensin tersedia 11.116.896 litertahun, solar tersedia 13.344.000 litertahun, dan minyak tanah
tersedia 14.160.000 litertahun. Ketersedian ketiga BBM ini sebagai patokan maksimum dalam pengoperasian unit dan jenis alat tangkap dikhususkan masing-
masing sebesar 5 sehingga kebutuhan bensin sebesar 555.845 litertahun, solar sebesar 667.200 litertahun, dan minyak tanah dibutuhkan sebesar 708.000
litertahun. Data penggunaan bensin rata-rata oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 2171 litertahun, gill net bermata besar 763 litertahun, dan
gill net bermata kecil 2200 litertahun. Untuk penggunaan solar rata-rata oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 167 litertahun, gill net bermata
besar 6622 litertahun, dan gill net bermata kecil tidak menggunakan solar dalam pengoperasiannya. Sedangkan nilai rata-rata penggunaan minyak tanah oleh
armada yang beroperasi menunjukkan pancing 1086 litertahun, gill net bermata besar 418 litertahun, dan gill net bermata kecil 1100 litertahun. Dengan
demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan BBM dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
2171X1+763X2+2200X3+DA15=555845 167X1+6622X2+DA16=667200
1086X1+418X2+1100X3+DA17=708000
Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net
bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan BBM adalah tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA15 = 0, DA16 = 0, dan nilai DA17 = 0.
16 Mengoptimalkan penggunaan air tawar Data lapang menunjukkan total pasokan rata-rata
air tawar yang disediakan oleh PDAM tirtanadi yang ada di Kabupaten Nias adalah 11.116.896
litertahun. Ketersedian air tawar ini dijadikan sebagai patokan maksimum dalam penggunaan dan pengoperasian jenis dan unit alat tangkap yang ada sebesar 5
atau 333.844.000 litertahun. Rata-rata penggunaan air tawar oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 201 litertahun, gill net bermata besar 7758
litertahun, dan gill net bermata kecil tidak membutuhkan air tawar untuk operasi karena penangkapannya yang bersifat sementara. Dengan demikian, model
persamaan matematis
mengoptimalkan penggunaan
air tawar
dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
201X1+7758X2+DA18=333844000 Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan air tawar adalah
tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA18= 0.
17 Mengoptimalkan penggunaan es Data lapang menunjukkan total pasokan rata-rata
es yang ada di Kabupaten Nias adalah 3.650.000 kgtahun. Ketersedian es ini dijadikan sebagai
patokan maksimum dalam penggunaan dan pengoperasian jenis dan unit alat tangkap yang ada. Rata-rata penggunaan es oleh armada yang beroperasi
menunjukkan pancing 382 kgtahun, gill net bermata besar 19783 kgtahun, dan gill
net bermata
kecil tidak
membutuhkan es
untuk operasi
karena penangkapannya yang bersifat sementara. Dengan demikian, model persamaan
matematis mengoptimalkan penggunaan es dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :
382X1 + 19783X2 + DA19 = 3650000 Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang
dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan es adalah
tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA19= 0.
18 Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja
Jumlah nelayan produktif secara keseluruhan di Kabupaten Nias adalah 6701 orang. Jumlah ini dijadikan sebagai patokan tenaga kerja yang digunakan
pada pengoperasian armada penangkapan ikan. Jumlah rata-rata nelayan yang mengoperasikan pancing sekitar 2 orang, gill net bermata besar 3 orang, dan gill
net bermata kecil 1 orang. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja dalam pengembangan perikanan
tangkap di Kabupaten Nias adalah : 2X1 + 3X2 + 1X3 + DB20 = 9303
Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net
bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja adalah sedikit-dikitnya akan tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DB20= 8572.
19 Mengoptimalkan retribusi terhadap PAD Pemerintah daerah mengharapkan bahwa target pendapatan daerah yang
ideal diharapkan dari sektor perikanan tangkap adalah Rp. 3.012.077.200. Berdasarkan data di lapang, bahwa rata-rata retribusi yang diperoleh dari armada
alat tangkap yang beroperasi menunjukkan pancing memberikan retribusi sebesar Rp. 2.231.052 per tahun, gill net bermata besar memberikan retribusi sebesar Rp.
17.807.292 per tahun, dan gill net bermata kecil memberikan retribusi sebesar Rp. 1.975.000
per tahun.
Dengan demikian,
model persamaan
matematis mengoptimalkan retribusi terhadap PAD dalam pengembangan perikanan tangkap
di Kabupaten Nias adalah : 2231052X1 + 17807292X2 + 1975000X3 + DA21 =3012077200
Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net
bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan retribusi terhadap PAD akan tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA21= 0.
5.1.8 Strategi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias