MANAJEMEN RANTAI PASOKAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SIMULASI

Tabel 4. Data Jenis Pekerjaan Penduduk Kotamadya Sukabumi. Nomor Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk 1 Pegawai atau Buruh 38.821 2 Pedagang 22.825 3 TNI atau POLRI 974 Sumber: Pemda Kotamadya Sukabumi, 2004

F. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Supply Chain adalah suatu kelompok yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja dalam satu ruang lingkup pekerjaan dan secara bersama-sama mengatur jalannya aliran barang dan pelayanan dalam penambahan nilai- nilai untuk produk-produk pertanian Folkerts Koehorst 1998 dalam Wheatley, 2004. Supply Chain Management adalah manajemen keseluruhan dari kegiatan proses produksi, distribusi, dan pemasaran dimana seluruh konsumen mendapatkan barang sesuai dengan kebutuhannya Woods 2004 dalam Wheatley, 2004. Menurut Wheatley 2004, dalam sebuah manajemen rantai pasokan diperlukan kerjasama antara pihak-pihak yang berada didalam rantai pasokan tersebut yang bertujuan untuk: 1. Mengurangi resiko pasar dan membentuk sebuah strategi yang umum 2. Memberikan nilai tambah, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan persaingan yang menguntungkan. 3. Membuat sebuah perjanjian untuk memasuki pasar baru inovasi. Menurut Wheatley 2004, bagi para pedagang pengecer tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah untuk mengurangi: 1. Biaya operasional 2. Biaya mendapatkan produk 3. Biaya pemasaran 4. Biaya distribusi Ada enam syarat utama yang sangat menentukan keberhasilan dari SCM yang diterapkan yaitu : 3. Memahami pelanggan dan konsumen 4. Menyediakan produk dengan benar sesuai permintaan konsumen 5. Menciptakan dan membagikan harga kepada semua anggota rantai 6. Logistik dan distribusi yang memadai 7. Komunikasi dan informasi yang lancar 8. Hubungan yang efektif antar pelaku rantai pasokan

G. SIMULASI

Simulasi adalah aktifitas untuk menarik kesimpulan tentang perilaku sistem dengan mempelajari perilaku model yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan dengan sistem sebenarnya Gotfried, 1984 dalam Nuroniah, 2003. Simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Menurut Subagyo et al. 1989, simulasi adalah duplikasi atau abstraksi persoalan dalam kehidupan nyata dalam model matematika. Dalam melakukan simulasi biasanya terjadi penyederhanaan sehingga pemecahan dengan menggunakan model matematika dapat dilakukan. Teknik simulasi harus bisa berubah-ubah sesuai dengan keperluan sistem yang sebenarnya. Beberapa alasan menggunakan teknik simulasi: 1. Dalam sistem dunia nyata elemen-elemen stokatis sangat kompleks sehingga cukup sulit untuk menggambarkannya ke dalam model matematika dan dianalisa dengan teknik analisis. 2. Simulasi dapat memperkirakan tingkah laku dari sistem yang ada. 3. Dengan menggunakan simulasi kondisi-kondisi percobaan dapat dikendalikan dengan lebih baik dibandingkan dengan melakukan percobaan langsung terhadap sistem tersebut. 4. Simulasi dapat melakukan suatu kajian yang memerlukan waktu yang sangat lama. Model yang disimulasi lebih realistis terhadap sistem nyata karena memerlukan asumsi-asumsi yang lebih sedikit Siagian, 1987 dalam Nuroniah, 2003. Penyusunan suatu model dapat dilakukan melalui tahapan berikut yaitu : 1. Melakukan spesifikasi dan identifikasi sistem dan masalah 2. Penyusunan dan pemeriksaan program komputer, ataupun penggunaan paket program 3. Pemeriksaan paramater dan pengumpulan data 4. Pelaksanaan eksperimentasi dan pengujian model 5. Penyusunan kesimpulan dan rekomendasi Hillel, 1977 dalam Nuroniah, 2003. Tahapan studi simulasi dapat mengikuti beberapa cara, salah satunya dapat dilihat pada Gambar 5. Pada dasarnya tujuan utama penyusunan atau pembuatan model yang bersifat mekanistik bukan pada ketepatan model, melainkan bagaimana model tersebut dapat menjelaskan mekanisme proses yang terjadi dalam sistem yang dimodelkan. Sebaliknya model yang bersifat prediksi, tujuan utama pembuatan model adalah ketepatan hasil prediksi. Berdasarkan tujuannya, model simulasi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : 1. Pemahaman proses understanding 2. Prediksi prediction 3. Manajemen management Handoko, 1996 dalam Nuroniah, 2003. Menurut Soerianegara 1978 dalam skripsi Nuroniah 2003, bahwa keuntungan penggunaan model dalam penelitian dengan pendekatan analisis sistem, yaitu : 1. Memungkinkan kita melakukan penelitian yang bersifat lintas sektoral dengan ruang lingkup yang lebih luas 2. Mampu menentukan tujuan kegiatan pengelolaan dan perbaikan terhadap sistem yang dihadapi 3. Dapat dipakai untuk melakukan eksperimentasi atau skenario tanpa mengganggumemberikan perlakuan tertentu terhadap sistem 4. Dapat dipakai untuk menduga kelakuan dan keadaan sistem pada masa mendatang dan atau menyusun suatu skenario yang mungkin terjadi pada sistem tersebut 5. Waktu dan bia ya akan lebih efisien. Model simulasi meskipun memiliki keunggulan yang luar biasa, namun perlu disadari bahwa tiap model mempunyai keterbatasan. Model dibuat hanya untuk menggambarkan suatu proses atau beberapa proses tertentu dari suatu sistem. Oleh sebab itu model simulasi tidak akan memberikan hasil yang baik terhadap proses-proses di luar tujuan model Handoko, 1996 dalam Nuroniah, 2003. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bey 1991 dalam skripsi Nuroniah 2003 bahwa bagaimanapun baiknya model yang dirancang tetap mempunyai keterbatasan dan merupakan distorsi dari sistem yang sebenarnya. Oleh karena itu, model harus digunakan secara teliti, cermat dan seksama dengan data yang sesahih dan selengkap mungkin. Gambar 5. Tahapan Studi Simulasi Law dan Kelton, 1984 dalam Nuroniah, 2003. Mulai Formulasi permasalahan dan perencanaan studi Pemgumpulan data dan pemilihan model Pembuatan program komputer dan verifikasi Sesuai ? Sesuai ? Perancangan Percobaan Perjalanan Model secara utuh Dokumentasi dan Implementasi Selesai Ya Tidak Ya Tidak

H. SISTEM DINAMIK