ANALISA FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN MIE GLESER

seperti mewajibkan pemilik pabrik untuk melakukan pengemasan terhadap produk yang dihasilkan. v. Membuat sebuah sentra perdagangan mie gleser dan makanan olahan lainnya yang berbahan baku mie gleser untuk menarik investor. vi. Memberikan penyuluhan cara pengolahan sagu yang efektif sehingga tidak banyak tepung sagu yang terbuang ketika dilakukan pengolahan. vii. Membuat sebuah standar mutu sehingga seluruh produk mie gleser yang dijual dipasaran memiliki mutu yang seragam. Standar mutu yang diterapkan harus dapat menyaingi mutu produk mie lainnya yang dijual dipasaran. viii. Memberikan penyuluhan tentang manfaat penggunaan teknologi didalam memproduksi mie gleser. ix. Membuat sebuah teknologi pengolahan mie yang murah sehingga dapat terjangkau oleh para pengusaha mie gleser.

D. ANALISA FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN MIE GLESER

Untuk mengetahui apakah usaha industri rumahtangga pengolahan mie gleser layak atau tidak untuk dilaksanakan maka dilakukan analisa finansial. Pada analisa finansial ini diperlukan beberapa asumsi, asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam anlisa finansial adalah sebagai berikut: • Umur ekonomi alat dan mesin 10 tahun dan bangunan 20 tahun. • Tingkat suku bunga yang digunakan adalah sebesar 15 sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman per tahun yang berlaku. • Pajak Pendapatan Perseroan PPs sebesar 10 untuk keuntungan hingga 25 juta rupiah, 15 untuk keuntungan antara 25-50 juta rupiah, dan 30 untuk keuntungan diatas 50 juta rupiah. • Hari kerja dalam 1 tahun 365 hari dengan jam kerja per hari 8 jam. • Nilai akhir alat dan mesin dan bangunan adalah sebesar 10 dari harga awal. • Pajak dan asuransi mesin dan peralatan sebesar 2 dari nilai awal, bangunan sebesar 1 dari nilai awal, dan asuransi tenaga kerja sebesar 2 dari total upah Per tahun. • Nilai akhir alat dan mesin serta bangunan adalah sebesar 10 dari harga awalnya. • Variabel-variabel yang digunakan: P = Harga Awal S = Harga Akhir N = Umur Ekonomis I = Tingkat Suku Bunga yang Berlaku Hasil dari analisa finansial yang dilakukan diperoleh besarnya investasi untuk pabrik pengolahan mie secara manual adalah Rp. 17.485.000,00 sedangkan besarnya investasi untuk pabrik pengolahan mie secara mekanis adalah Rp. 2.7865.000,00. Dengan harga jual masing- masing produk yang dihasilkan untuk pabrik pengolahan mie secara manual dan pabrik pengolahan mie secara mekanis adalah sebesar Rp. 994,00kg dan Rp. 1.178,00kg. Dengan harga jual tersebut diperoleh penerimaan pertahunnya sebesar Rp. 254.066.125,00 per tahun untuk pabrik pengolahan mie secara manual dan untuk pabrik pengolahan mie secara mekanis diperoleh pendapatan sebesar Rp. 472.863.708,00 per tahun. Berdasarkan perhitungan pendapatan tersebut maka diperoleh lamanya waktu pengembalian modal selama 0,48 tahun atau sekitar 6 bulan, waktu pengembalian modal untuk pabrik pengolahan mie secara manual dan pabrik pengolahan secara mekanis sama. Meskipun biaya investasi kedua pabrik pengolahan berbeda namun waktu pengembalian modalnya sama, hal ini dikarenakan jumlah produksi mie gleser per harinya untuk pabrik pengolahan mie gleser secara mekanis lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi per hari pabrik pengolahan mie gleser secara manual. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus nomor 3 diperoleh BEP Breaking Even Point sebesar 13.088 kg per tahun untuk pabrik pengolahan mie gleser secara manual sedangkan untuk pabrik pengolahan mie gleser secara mekanis diperoleh BEP Breaking Even Point sebesar 27.360 kg per tahun. Jumlah tersebut menunjukkan jumlah mie gleser yang harus diproduksi agar pabrik pengolahan tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan atau berada pada titik impas. Berdasarkan arus kas bersih diperoleh NPV dengan tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 15 adalah sebesar Rp. 166.543.795,00 untuk pabrik pengolahan mie gleser secara manual sedangkan NPV untuk pabrik pengolahan mie gleser secara mekanis adalah sebesar Rp. 263.712.628,00. Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh BC ratio untuk pabrik mie gleser manual adalah sebesar 1,15 dan BC ratio untuk pabrik mie gleser mekanis adalah sebesar 1,13. Dapat dilihat nilai NPV yang diperoleh memiliki nilai lebih besar dari nol dan nilai BC ratio yang diperoleh lebih besar dari satu, hal ini menandakan bahwa usaha pengolahan mie gleser ini layak untuk dilaksanakan. Perhitungan analisa finans ial ini tidak dilakukan sampai menghitung IRR Internal Rate of Return, karena setelah dilakukan beberapa kali perhitungan denagn tingkat suku bunga yang lebih besar dari 15 usaha ini tetap menguntungkan sehingga tidak ditemukan tingkat suku bunga yang menyebabkan nilai NPV negatif. Seluruh perhitungan analisa finansial dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

E. SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT