diproduksi agar pabrik pengolahan tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan atau berada pada titik impas.
Berdasarkan arus kas bersih diperoleh NPV dengan tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 15 adalah sebesar Rp. 166.543.795,00 untuk pabrik
pengolahan mie gleser secara manual sedangkan NPV untuk pabrik pengolahan mie gleser secara mekanis adalah sebesar Rp. 263.712.628,00.
Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh BC ratio untuk pabrik mie gleser manual adalah sebesar 1,15 dan BC ratio untuk pabrik mie gleser mekanis
adalah sebesar 1,13. Dapat dilihat nilai NPV yang diperoleh memiliki nilai lebih besar dari nol dan nilai BC ratio yang diperoleh lebih besar dari satu, hal
ini menandakan bahwa usaha pengolahan mie gleser ini layak untuk dilaksanakan.
Perhitungan analisa finans ial ini tidak dilakukan sampai menghitung IRR Internal Rate of Return, karena setelah dilakukan beberapa kali perhitungan
denagn tingkat suku bunga yang lebih besar dari 15 usaha ini tetap menguntungkan sehingga tidak ditemukan tingkat suku bunga yang
menyebabkan nilai NPV negatif. Seluruh perhitungan analisa finansial dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
E. SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Para pelaku yang terlibat didalam rantai pasokan pengolahan mie gleser beserta fungsi atau perannya didalam rantai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Petani sagu, penanam batang sagu dan pengirim batang sagu ke pabrik pengolahan sagu.
2. Pabrik sagu, mengolah batang sagu untuk diambil patinya dan sebagai penyuplai pati sagu ke pedagang grosir pati sagu.
3. Pedagang grosir pati sagu, menjual pati sagu kepada pabrik pengolahan mie gleser sebagai bahan baku pembuat mie.
4. Pabrik pengolahan mie gleser, mengolah pati sagu menjadi mie gleser dan kadang ada konsumen yang membeli langsung ke pabrik.
5. Pedagang partai besar, membeli mie gleser dalam jumlah yang banyak untuk dijual kembali kepada para pengecer dan pedagang makanan lain
yang menggunakan mie gleser atau langsung kepada konsumen. 6. Pedagang pengecer, menjual mie gleser kepada para konsumen
7. Konsumen, membeli mie gleser dari pedagang partai besar atau dari pedagang pengecer.
Aliran produk pada SCM ini dapat dilihat pada Gambar 26, pada gambar terlihat aliran produk yang ada adalah tepung sagu dan mie berbasis pati sagu
mie gleser. Untuk produk mie gleser sampai ke tangan para konsumen dapat secara langsung diperoleh dari pabrik pengolahan atau berasal dari pedagang
di pasar serta penjual makanan yang bahan bakunya berasal dari mie gleser. Sedangkan aliran produk tepung sagu untuk sampai ke tangan konsumen dan
pabrik pengolaha n mie gleser serta pabrik pengolahan makanan lainnya yang menggunakan tepung sagu dapat secara langsung memesan ke pabrik
pengolahan sagu atau melalui pedagang grosir. Pembayaran untuk seluruh transaksi dilakukan secara tunai, karena pendapatan yang diperoleh akan
langsung diputar kembali untuk memenuhi biaya produksi berikutnya. Berikutnya adalah analisa SWOT Strength, Weakness, Opportunities,
Threats yaitu menganalisa kelebihan, kelemahan, kemungkinan-kemungkinan dan ancaman-ancaman yang ada di dalam SCM atau manajemen rantai
pasokan untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan perbaikan dari manajemen rantai pasokan tersebut.
Strength atau kelebihan yang dimiliki oleh manajemen rantai pasokan ini adalah rantai pasokan tersebut terbentuk langsung dipasar sehingga tidak
terjadi kerusakan produk yang terlalu banyak karena produk ada karena adanya permintaan di pasar jika tidak ada permintaan di pasar maka tidak ada
produk.
Keterangan:
: Produk sagu : Produk mie
: Produk mie dalam bentuk makanan lain
Gambar 27. Diagram aliran produk tepung sagu dan mie gleser.
Weakness atau kelemahan pada manajemen rantai pasokan ini adalah terbatasnya modal usaha yang dimiliki oleh para pelaku didalam rantai
pasokan tersebut, tidak adanya standar untuk produk yang beredar di dalam rantai pasokan tersebut dan manajemen yang dilakukan masih oleh masing-
masing pelaku saja. Opportunities atau kemungkinan-kemungkinan yang ada pada rantai
pasokan ini adalah adanya kemungkinan untuk memasarkan produk ke luar daerah Kotamadya Sukabumi. Selain itu juga menjual mie gleser dalam
produk makanan olahan seperti spagetti yang terbuat dari mie gleser atau martabak mie dengan menggunakan mie gleser.
Pengolah sagu
Pabrik Mie Pabrik Mie
Pabrik Mie Pabrik Mie
Pabrik Mie
Pedagang Grosir Pati Sagu
Pedagang Grosir Pati Sagu
Pedagang Grosir Pati Sagu
Pedagang Mie Partai Besar
KONSUMEN KONSUMEN
KONSUMEN KONSUMEN
Pedagang Pengecer
Pedagang Pengecer
Pedagang Pengecer
Pedagang Makanan
Pedagang Makanan
Pengolah sagu
Pengolah sagu
Threats atau ancaman-ancaman yang ada pada rantai pasokan ini adalah terjadinya kelebihan produksi karena aliran informasi pada rantai pasokan ini
tidak jelas dan adanya produk mie lain dengan kualitas yang lebih baik.
Tabel 7. Deskripsi analisis SWOT.
Strength Weakness
- Transaksi terjadi langsung di pasar
- Aliran uang tunai
- Pergantian produk cepat
- Sebagai bahan makanan cepat saji
- Kekurangan modal usaha
- Aliran informasi tidak jelas
- Tingkat konsumsi masyarakat
masih rendah -
Kualitas mutu mie masih rendah -
Penampilan mie kurang menarik Opportunities
Threats -
Memperluas jaringan pemasaran keluar daerah Sukabumi
- Membuka peluang penganekaragaman produk
olahan berbasis mie gleser -
Sebagai pemasok pada minimarket, supermarket, dan lain-lain.
- Banyak produk yang serupa
dengan kualitas yang lebih baik -
Para penjual mie gleser terlalu berkumpul di satu tempat
- Daya tahan simpan mie tidak
begitu lama
Dari pendeskripsian SWOT pada Tabel 6. setiap poin-poin yang dianalisa akan diberi bobot berdasarkan kepentingan dengan skala pemberian bobot
adalah antara 1-4. Dimana angka bobot 4 menyatakan poin tersebut sangat penting sedangkan angka bobot 1 menyatakan bahwa bobot tersebut tidak
penting. Untuk tabel pembobotan dan grafik penentuan tindakan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.
Dari hasil pembobotan akan dimasukan ke dalam grafik penentu kegiatan, dimana kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah konservatif,
agresif, difensif dan diversif. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang harus dilakukan adalah tindakan konservatif yaitu memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki.
Berdasarkan analisa diatas maka beberapa perbaikan didalam rantai pasokan tersebut dapat dilakukan, perbaikan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Melakukan penganekaragaman produk olahan berbasis mie gleser b. Mengkoordinir atau mengelompokkan para penjual mie gleser yang ada
dipasar sehingga berada didalam satu manajemen. b. Menjual mie gleser dengan kemasan yang menarik.
c. Memberikan standar mutu produk yang dijual sehingga mutu mie gleser yang ada di pasar seragam sehingga tidak ada perbedaan harga di dalam
penjualannya. d. Meningkatkan mutu mie gleser yang dijual sehingga tidak kalah bersaing
dengan produk sejenis lainnya. e. Menggunakan teknologi yang tersedia sehingga hasil produksi lebih
banyak dengan kualitas yang lebih bagus. f. Melakukan pengawasan mutu produk yang dihasilkan setiap pabrik
pengolahan sehingga keseragaman mutu dapat terpenuhi. g. Membuat produk mie gleser instant sehingga umur simpannya dapat lebih
lama.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN