H. SISTEM DINAMIK
Metodologi sistem dinamik telah dan sedang berkembang sejak diperkenalkan pertama kali oleh Jay W. Forrester pada tahun 1950-an dan
berpusat di MIT Amerika. Sesuai dengan namanya, metode ini erat sekali hubungannya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kecenderungan-
kecenderungan dinamika sistem-sistem yang kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan bertambahnya waktu.
Menurut Richardson dan Pugh 1986 dalam skripsi Nuroniah 2003, definisi sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah
yang kompleks. Sistem dinamik dititikberatkan pada penentuan kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang
dapat dimodelkan dengan menggunakan sistem dinamik. Prinsip-prinsip dalam membuat sebuah model dinamik menurut Sterman
1981 dalam skripsi Nuroniah 2003 adalah sebagai berikut: 1. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus
dibedakan di dalam model 2. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat
direpresentasikan di dalam model 3. Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus
dibedakan 4. Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam
sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusannya 5. Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai
cocok dengan praktek-praktek manajerial 6. Model harus tahan dalam kondisi-kondisi ekstrim.
Suatu model dinamik adalah kumpulan dari variabel- variabel yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Setiap variabel berkorespondensi dengan suatu besaran yang nyata atau besaran yang dibuat sendiri, semua variabel tersebut memiliki nilai numerik
dan sudah merupakan bagian dari dirinya. Dalam metodologi sistem dinamik yang dimodelkan adalah struktur
informasi sistem yang didalamnya terdapat aktor-aktor, sumber-sumber
informasi, dan jaringan aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Permasalahan yang dimodelkan dengan pendekatan sistem dinamik sebaiknya
mengandung dua karakterisitik, yaitu : 1. Masalah yang akan dimodelkan mempunyai sifat dinamik, yakni
menyangkut kuantitas yang berubah menurut waktu, sehingga dapat direpresentasikan dalam grafik kuantitas terhadap waktu.
2. Adanya sistem umpan balik feedback system. Model sistem dinamik memiliki pengertian suatu metode pendekatan
eksperimental yang mendasari kenyataan-kenyataan yang ada dalam suatu sistem untuk mengamati tingkah laku sistem tersebut. Proses dari pendekatan
sistem dinamik ini dapat dilihat pada Gambar 6 Richardson and Pugh, 1986 dalam Nuroniah, 2003.
Dalam konteks sistem dinamik terdapat tiga komponen utama, yaitu : 1. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu usaha untuk menyelesaikan masalah dan melakukan sesuatu.
2. Analisis Sistem Umpan Balik Sistem umpan balik berhubungan dengan penggunaan informasi secara
tepat untuk mengambil keputusan tersebut. 3. Simulasi
Simulasi memberikan representasi kepada para pengambil keputusan
terhadap hasil dari keputusan dimasa mendatang.
Dalam menyusun suatu model dinamik terdapat tiga bentuk alternatif yang dapat digunakan yaitu:
1. Verbal Model verbal adalah model sistem yang dinyatakan dalam bentuk kata-
kata. 2. Visual
Deskripsi visual dinyatakan dalam bentuk diagram dan menunjukkan hubungan sebab-akibat banyak variabel secara sederhana dan jelas.
Definisi Masalah Pembuatan Konsep
Penggambaran Model
Tingkah Laku Model
Evaluasi Model Analisis
Kebijaksanaan dan Penggunaan model
Perbaikan
3. Model Matematis Model visual dapat dipresentasikan ke dalam bentuk model matematis
yang merupakan perhitungan-perhitungan terhadap suatu sistem. Semua bentuk perhitungannya bersifat ekivalen, dimana setiap bentuk berperan
sebagai alat bantu yang dapat dimengerti.
Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan Model Dinamik Richardson dan Pugh, 1986 dalam Nuroniah, 2003
Prosedur dari pembentukan suatu model dinamik bersifat kontinyu dan terjadi berulang- ulang Richardson dan Pugh, 1986 dalam Nuroniah, 2003.
Dalam suatu model dinamik deskripsi verbal disusun terlebih dahulu yang kemudian diterjemahkan menjadi sebuah diagram kausal sebab-akibat yang
pada akhirnya ditulis sistem perhitungannya. Suatu struktur umpan-balik harus dibentuk karena adanya hubungan
kausal sebab-akibat. Jadi suatu struktur umpan-balik adalah suatu causal loop lingkar sebab akibat. Lingkar umpan-balik feedback loop tersebut
menyatakan hubungan sebab akibat variabel- variabel bukan menyatakan hubungan karena adanya korelasi-korelasi statistik.
Ada 2 macam hubungan kausal, yaitu hub ungan kausal positif dan hubungan kausal negatif. Lingkar umpan-balik juga terdiri dari 2 macam
yaitu lingkar umpan-balik positif growth dan lingkar umpan-balik negatif goal seeking.
Untuk merepresentasikan aktivitas dalam suatu lingkar umpan-balik, digunakna dua jenis variabel yang disebut sebagai rate dan level. Level
menyatakan kondisi sistem pada setiap saat. Dalam kerekayasaan engineering level sistem lebih dikenal sebagai state variable system. Level
merupakan akumulasi di dalam sistem. Persamaan suatu variabel rate merupakan suatu struktur kebijaksanaan
yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu keputusan dibuat berdasarkan kepada informasi yang tersediadi dalam sistem. Rate inilah satu-
satunya variabel di dalam yang dapat mempengaruhi level.
III. PENDEKATAN TEORITIK