2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangrove
Menurut Undang-Undang No.5 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Kehutanan, hutan mangrove terdiri dari dua kata, yaitu hutan dan mangrove.
Hutan adalah suatu lapangan tetumbuhan pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam
lingkungannya yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Arti kata mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang dan surut,
tetapi dapat juga tumbuh pada pantai karang, dataran koral mati yang di atasnya ditimbuni selapis tipis pasir atau ditimbuni lumpur Darsidi 1986.
Total luas hutan Indonesia saat ini sekitar 119.418.200 ha Ditjen INTAG 1993, luas areal berhutan mangrove saat ini adalah sekitar 3,16 saja 3,7 juta
ha dari total luas areal berhutan di Indonesia tersebut. Hutan mangrove yang cukup luas terdapat di Irian Jaya sekitar 1.326.990 ha 35,1, Kalimantan Timur
775.640 ha 20,6, dan Sumatera Selatan 363.430 ha 9,6. Sisanya tersebar di propinsi lain dengan luasan kurang dari 6 dari luas total hutan mangrove.
Kedudukannya sebagai suatu ekosistem antara darat dan laut, hutan mangrove memiliki fungsi ekologis. Fungsi ekologis ditinjau dari aspek fisika,
1 mangrove mempunyai kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur, dan melindungi pantai dari erosi, gelombang pasang dan angin taufan; 2
mangrove yang tumbuh di daerah estuaria atau rawa dapat berfungsi mengurangi bencana banjir. Dilihat dari aspek kimia, 1 sebagai penyerap bahan pencemar,
khususnya bahan-bahan organik; 2 sebagai sumber energi bagi lingkungan perairan sekitarnya, dimana ketersediaan berbagai jenis makanan pada ekosistem
mangrove telah menjadikannya sebagai sumber energi bagi berbagai jenis biota yang berasosiasi di dalamnya; 3 sebagai pensuplai bahan organik, daun
mangrove yang gugur mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme menjadi partikel-partikel detritus yang menjadi sumber makanan bagi berbagai
macam filter feeder. Dari aspek biologis, mangrove sangat penting dalam menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati wilayah
pesisir TNC dan P
4
L 2003.
8
Keberadaan mangrove sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisiknya. Faktor-faktor lingkungan tersebut diantaranya:
1 Suhu
Rata-rata suhu terdingin di Indonesia yang baik untuk perkembangan mangrove kira-kira 20°C dan 24°C Hutchings dan Saenger 1987; Chapman
1977 2
Media lumpur Salah satu syarat wilayah yang baik untuk ditumbuhi hutan mangrove adalah
wilayah pantai yang mempunyai endapan lumpur Hutchings dan Saenger 1987; Chapman 1977
3 Proteksi
Kusmana et al. 2000 menyebutkan bahwa teluk-teluk, laguna-laguna, perairan dan pantai tersebar dibalik pembatas pulau, merupakan lokasi-
lokasi yang cocok untuk mangrove 4
Salinitas Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran dan
perkembangan komunitas mangrove pada suatu daerah karena berbagai jenis mangrove mempunyai perbedaan toleransi terhadap salinitas Tomascik et
al. 1997 5
Pasang surut Menurut Kusmana et al. 2000, besarnya kisaran pasang surut
menyebabkan kisaran vertikal yang tersedia untuk komunitas mangrove pun besar. Lebar jalur hutan mangrove dipengaruhi oleh tinggi pasang surut,
yang menentukan lebarnya jangkauan air pasang di tempat-tempat tersebut. Di sepanjang pantai yang lurus dan bergelombang kecil, atau yang
memiliki perbedaan pasang surut tidak tinggi, jalur hutan mangrove kebanyakan agak sempit yaitu sekitar 25-50 m. Di delta-delta yang arusnya
banyak membawa lumpur dan pasir, dengan perbedaan pasang surut cukup tinggi, hutan mangrove merupakan jalur yang lebih lebar. Di daerah laguna
atau daerah-daerah dengan rata-rata perbedaan pasang surut tinggi 4m - 6m, lebar jalur mangrove dapat mencapai beberapa kilometer tergantung
pada tingkat kelandaian pantai Hardjosentono 1978. Watson 1982
9
berpendapat, pengaruh pasang surut terhadap komposisi hutan mangrove dikaitkan dengan lama tidaknya tanah habitat mangrove tergenang air laut
6 Angin dan gelombang
Komar 1983 menyatakan bahwa pembentukan gelombang terjadi karena angin. Tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan gelombang oleh angin
adalah kecepatan angin, lama angin bertiup dan cakupan wilayah dimana angin terjadi. Gelombang kecil membawa sedimen dan mengendapkan di
pantai. Endapan sedimen ini merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mangrove, sehingga gelombang kecil merupakan syarat ideal
untuk perkembangan mangrove 7
Bathymetri Kusmana et al. 2000 menyebutkan bahwa mangrove tumbuh secara baik
pada air yang dangkal, sebab anakan tidak dapat menancap pada perairan yang dalam.
2.2 Sistem Penginderaan Jauh untuk Vegetasi Mangrove