Transformed divergency Uji Ketelitian Keterpisahan Separability

49 Pada prosedur klasifikasi supervised harus menetapkan terlebih dahulu daerah contoh training area, dipilih tipe penutupan lahannya kemudian dilakukan labelling kategori pixel. Training area mengidentifikasi karakteristik spektral untuk tipe feature berdasarkan deskriptor numerik Campbell 1987. Pada waktu digitasi dalam pembuatan training area, pengambilan sampel harus mewakili dari masing-masing kelas penutup lahan. Dalam pengambilan training area ini lebih mudah jika diambil pada daerah yang homogen, artinya nilai simpangan baku kelompok pada tiap pixel rendah pada tiap saluran. Pada citra komposit, standard deviasi yang rendah ini akan ditampilkan dengan warna yang hampir seragam. Selain nilai simpangan baku yang rendah, dalam pengambilan training area ini juga dengan melihat histogram masing-masing objek. Berdasarkan hasil analisis visual pada citra komposit dan analisis digital dari masing-masing objek, maka lokasi studi akan dikelaskan menjadi beberapa kelas, diantaranya: 1 perairan, 2 mangrove primer, 3 mangrove sekunder, 4 tambak ikan, 5 lainnya vegetasi darat dan 6 awan. Dari keenam objek tersebut training area diambil pada citra tanggal 16 Juni 1991 dan 21 Mei 2002 di lokasi yang sama, kecuali tambak karena adanya perubahan yang cukup signifikan pada lahan tersebut antara tahun 1991 dan 2002. Training area diambil masing-masing objek sebanyak 10 region. Histogram dari masing-masing region tiap objek dari citra tanggal 16 Juni 1991 dan 21 Mei 2002 ditampilkan pada Lampiran 4. Sedangkan pada Lampiran 5 ditampilkan rerata dari nilai statistik minimum, maximum, mean, standart deviasi serta covariance antar kanal pada tiap objek. Dari histogram pada Lampiran 4 terlihat bahwa setiap objek memiliki pola histogram yang berbeda-beda. Dan apabila dilihat perubahan histogram dari region objek mangrove primer dan mangrove sekunder tanggal 16 Juni 1991 dan 21 Mei 2002 ada perubahan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2002 ada penurunan nilai rata-rata reflektansi dari kanal 1 λ 0,45-0,52 μm, namun hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya pengaruh awan pada citra tahun 2002.

4.7 Uji Ketelitian Keterpisahan Separability

4.7.1 Transformed divergency

50 Selang nilai transformed divergency adalah antara 0 sampai dengan 2.000. Apabila transformed divergency lebih dari 1.900 maka keterpisahan antar objek bagus, namun apabila kurang dari 1.700 maka keterpisahan antar objek buruk Jensen 1986. Arifin et al. 1996 juga mengemukakan apabila keterpisahan tersebut kecil =1.500 maka training area tersebut dapat digabung atau dihapus dengan mengganti kelas training area baru. Dari hasil uji keterpisahan dapat dilihat bahwa keterpisahan antara objek cukup baik Tabel 11. Keterpisahan mangrove primer dengan perairan mencapai nilai maksimum yaitu 2.000, mangrove primer dengan mangrove sekunder mencapai nilai 1.985 citra tahun 2000 dan 1.983 citra tahun 1991, mangrove primer dengan tambak mencapai nilai maksimum yaitu 2.000, mangrove primer dengan lainnya mencapai nilai 2.000. Mangrove sekunder dengan perairan mencapai nilai 2.000, mangrove sekunder dengan tambak mencapai nilai 2.000, mangrove sekunder dengan lainnya mencapai nilai 1.884 citra tahun 2000 dan 1.924 citra tahun 1991. Berdasarkan Tabel 11 tersebut bisa disimpulkan bahwa keterpisahan antar objek sangat baik, termasuk keterpisahan mangrove dengan objek-objek lainnya. Secara lengkap mengenai evaluasi keterpisahan dari tiap objek dapat dilihat pada di bawah ini. Tabel 11 Nilai transformed divergency Kelas Perairan Mangrove Primer Mangrove Sekunder Tambak Lainnya Veg darat Th 2002 Mangrove primer 2.000 Mangrove sekunder 2.000 1.985 Tambak 2.000 2.000 2.000 Lainnyaveg darat 2.000 2.000 1.884 1.999 Awan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Th 1991 Mangrove primer 2.000 Mangrove sekunder 2.000 1.983 Tambak 2.000 2.000 2.000 Lainnyaveg darat 2.000 2.000 1.924 1.998 4.7.2 Jeffries-matusita distance JM 51 Selang nilai jeffries-matusita distance adalah antara 0 sampai dengan 1.414, semakin tinggi nilai yang diperoleh maka keterpisahan semakin bagus. Evaluasi secara lengkap hasil uji jeffries-matusita distance dari tiap objek dapat dilihat pada Tabel 12. Dari hasil uji jeffries-matusita distance dapat dilihat bahwa keterpisahan perairan dengan objek lainnya mendapatkan nilai yang tinggi hampir semua nilai mencapai lebih dari 1.400 sehingga bisa dikatakan keterpisahan sangat baik, begitu juga dengan mangrove primer baik citra tahun 2002 maupun tahun 1991 memiliki keterpisahan yang baik. Keterpisahan mangrove primer dengan tambak mencapai nilai maksimum yaitu 1.414 citra tahun 2000 dan 1.412 citra tahun 1991. Sedangkan keterpisahan antara mangrove primer dengan mangrove sekunder mencapai nilai 1.402, dari nilai tersebut bisa dikatakan bahwa mangrove primer dengan mangrove sekunder bisa dibedakan dengan jelas. Nilai yang paling rendah dari hasil uji jeffries-matusita distance pada penelitian ini adalah 1.220 citra tahun 2000 dan 1.204 citra tahun 1991 yaitu antara mangrove sekunder dengan vegetasi darat, hal ini disebabkan karena adanya overlaping beberapa pixel dari kedua objek tersebut. Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa keterpisahan objek cukup baik, kecuali mangrove sekunder dengan vegetasi darat. Tabel 12 Nilai jeffries-matusita distance Kelas Perairan Mangrove Primer Mangrove Sekunder Tambak Lainnya Veg darat Th 2002 Mangrove primer 1.402 Mangrove sekunder 1.405 1.402 Tambak 1.413 1.414 1.414 Lainnyaveg darat 1.398 1.382 1.220 1.405 Awan 1.413 1.411 1.413 1.414 1.413 Th 1991 Mangrove primer 1.400 Mangrove sekunder 1.406 1.402 Tambak 1.402 1.413 1.412 Lainnyaveg darat 1.406 1.386 1.204 1.378

4.8 Uji Ketelitian Matrik Kontingensi