B. Identifikasi Masalah
Untuk menghadapai persaingan ketat antar bank, maka Bank Syariah dituntut supaya beroperasi dengan efisien. Apabila bank-bank umum yang
memiliki modal dan aset yang besar, bukan masalah berarti bagi mereka bila beroperasi dengan tidak efisien, karena apabila bank-bank tersebut melakukan
kegiatan penyaluran dana sedangkan penyaluran dana mereka mengalami defisit, maka mereka dapat menggunakan modal dan aset mereka untuk
membayar kewajiban-kewajibannya. Apabila masalah efisiensi terjadi pada Bank Syariah yang modal dan asetnya masih relatif kecil, ketika penyaluran
dana yang mereka lakukan mengalami defisit apakah modal dan aset mereka
cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban mereka.
Masalah yang terkait dengan restrukturisasi yaitu, saat ini Peraturan Bank Indonesia tentang bank syariah yang terkait dengan pemisahan
cenderung terfokus pada startegi spin off, apabila aset telah mencapai 50 dari bank induk atau 15 tahun setelah peraturan ini keluar maka Unit Usaha
Syariah harus di spin off. Kenyataannya tidak semua Unit Syariah memiliki kinerja yang baik. Bahkan dalam Ida Savitri 2006, tidak semua perbankan
yang melakukan merger dan akusisi memiliki efisiensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum merger dan akusisi. Untuk itu perlu dilakukan
pengukuran dari kinerja efisiensi, salah satunya untuk mengetahui kesalahan
penggunaan biaya.
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah-masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini, dan untuk memfokuskan masalah-
masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka penulis perlu memberikan perumusan dan batasan masalah terhadap objek
yang hendak dikaji. Berikut perumusan masalah yang akan dikaji: 1.
Berapa tingkat efisiensi perbankan di Indonesia yang berdiri dari hasil Merger, Akuisisi dan Spin off pada interval waktu enam
tahun semenjak dilakukannya restruktuturisasi perbankan, dengan periode waktu yang paling dekat berdasarkan ketersediaan laporan
keuangan publikasi. Menggunakan metode non parametrik DEA? 2.
Berapakah rata-rata tingkat inefisiensi perbankan di Indonesia yang berdiri dari hasil Merger - Akuisisi dan Spin off dengan
menggunakan pendekatan non parametrik DEA ? Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, penulis memberikan
batasan-batasan penelitian. Pertama, penulis hanya akan meneliti perbankan yang terdaftar dalam Bank Indonesia. Tidak termasuk unit usaha syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah yang akan digunakan dikelompokan kedalam Bank yang berdiri dari hasil Spin off yaitu Bank
Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan BRI Syariah. Sedangkan bank yang terbentuk melalui merger dan akusisi terdiri dari bank konvensional yaitu,
Bank Mandiri, Bank Permata, dan Bank Artha Graha Internasional.
Kedua, perbankan yang dikatakan sehat menurut CAMEL, belum tentu dapat beroperasi dengan efisien, karena indikator efisien menurut
CAMEL hanya diwakili oleh rasio BOPO. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan non parametrik yang biasa disebut dengan Data
Envelopmet Analysis DEA, karena pendekatan ini dapat menganalisa banyak Input dan Output, serta dapat menganalisis maksimalisasi output dan
minimalisasi input yang harus dilakukan supaya perbankan dapat efisien. Maka penulispun mempercayakan pengukuran efisiensi ini menggunakan
DEA dengan menggunakan software W-DEA. Ketiga, untuk mendapatkan hasil yang valid, maka penulis akan
menggunakan periode waktu yang paling dekat dengan restrukturisasi pendirian perbankan, berdasarkan ketersediaan laporan keuangan publikasi
dengan interval waktu enam tahun selama 24 triwulan.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian