Berikutnya, suatu unit akan dikatakan efisien adalah, ketika suatu unit dapat beroperasi secara tepat. Secara matematis dapat dijelaskan ketika setiap rasio input
ideal akan menghasil output yang ideal, dan rasio ideal itulah yang dikatakan sebagai efisiensi. Untuk itu maka harus dilihat berapakah potential improvement
yang harus dilakukan suatu perbankan untuk mencapai hasil yang efisien. Dalam penelitian ini potential improvement tersebut dilihat dari nilai to gain yang harus
dicapai perbankan. Nilai to gain adalah persentase yang harus dicapai perbankan supaya input dan outputnya dapat menghasilkan rasio yang efisien.
Dalam penelitian ini nilai to gain dilihat dari dua orientasi pengukuran. Orientasi tersebut terdiri dari pengukuran berorientasi input dan pengukuran
berorientasi output. Berikut ini dapat dijelaskan bagaimana potential improvement tersebut menggunakan pengukuran berorientasi input dan pengukuran berorientasi
output.
E. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Input
Analisis ini adalah melihat berapakah nilai input yang harus dikurangi setiap DMU untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, agar dapat beroperasi dengan
efisien. Dalam hal ini adalah melihat seberapa besar biaya input yang dapat diminimalisir oleh kedua kelompok perbankan supaya mereka dapat beroperasi
dengan efsien. Untuk lebih jelasnya analisis ini akan dijelaskan dalam tabel dan digambarkan kedalam grafik serta diagram.
1. Analisis nilai to gain pada perbankan yang merger dan akuisisi
Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing- masing input yang dapat diminimalisir, serta rata-rata input yang harus
diminimalisir dan masing-masing output yang harus dimaksimalkan, serta rata-rata output yang harus dimaksimalkan supaya kelompok perbankan yang merger dan
akusisi dapat beroperasi dengan efisien.
Tabel 4.3 Nilai To Gain Pada Bank yang Merger dan Aksusisi orientasi input
Triwulan DPK
Aset Tetap Beban Tenaga
Kerja rata-rata
input Peny
Dana Pend
Operasional rata-rata
output
1 23.07
31.93 23.07
26 2
26.3 30.8
26.3 27.8
3 20.83
26.63 20.83
22.8 4
16.73 17.43
16.73 17
5 32.33
47.23 32.33
37.3 5.03
2.52 6
35.3 60.77
35.3 43.8
7 29.83
53 29.83
37.6 8
20.4 43.13
20.4 28
16.03 8.02
9 43.1
53.5 43.1
46.6 11.67
5.84 10
42.6 50.9
42.6 45.4
5.1 2.55
11 39.37
48.07 39.37
42.3 0.43
0.22 12
29.8 40.8
29.8 33.5
13 31.9
53.17 31.9
39 12.17
6.09 14
38.97 51.27
38.97 43.1
0.63 0.32
15 36.4
52.8 36.4
41.9 16
30.83 37.3
30.83 33
17 34.63
52.33 34.63
40.5 19.1
9.55 18
38.37 48.43
38.37 41.7
4.76 2.38
19 33.53
44 34.17
37.2 1.16
0.58 20
27.07 34.23
27.07 29.5
3.2 1.6
21 34.73
46.3 34.73
38.6 34.4
17.2 22
39.23 49.1
39.23 42.5
17.87 8.94
23 37.5
43.83 42.07
41.1 5.03
2.52 24
35.2 36.17
45.63 39
0.36 0.18
Rata-rata
32.42 43.88
33.07 36.5
0.8 4.9
2.85
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 S
ko r E
fi si
e n
si
Triwulan Nilai To Gain Bank Merger-Akusisi
DPK- Aset Tetap-
Beban Tenaga Kerja- Peny Dana+
Pend Operasional+
Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain input yang dapat diminimalisir dan nilai to gain output yang dapat dimaksimalkan, maka akan
digambarkan pada grafik berikut.
Gambar 4.5 grafik nilai to gain bank yang merger dan akusisi orientasi input
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat dari sisi penggunaan DPK, pada triwulan 9 kelompok perbankan ini paling boros dalam penggunaan DPK. Tercatat
dalam nilai to gain sebesar 43.1. hal ini menandakan bahwa pada triwulan 9 seharusnya perbankan dapat meminimalisir penggunaan DPK sebesar 43.1
supaya dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan DPK paling baik terlihat pada
triwulan 4 dimana perbankan hanya harus mengurangi biaya input sebesar 16.73 supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien.
Dari sisi penggunaan aset tetap, dapat dilihat bahwa penggunaan aset tetap paling boros terjadi pada triwulan 6. Tercatat dalam nilai to gain perbankan ini
harus meminimalisir penggunaan aset tetap sebesar 60.77 supaya dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan aset tetap paling baik terlihat pada triwulan 4 dimana
perbankan hanya harus mengurangi penggunaan aset tetap sebasar 17.43 supaya dapat beroperasi dengan efisien.
Dari sisi penggunaan beban tenaga kerja, terlihat bahwa penggunaan beban tenaga kerja paling boros terjadi pada triwulan 24. Dimana tercatat dalam nilai to
gain perbankan harus meninimalisir penggunaan beban tenaga kerja sebesar 45.63 supaya perbankan dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan beban tenaga kerja
paling baik terlihat pada triwulan 4, dimana tercatat dalam nilai to gain sebesar 16.73. Artinya kelompok perbankan ini hanya harus meminimalisir penggunaan
beban tenaga kerja sebesar 16.73 supaya dapat beroperasi dengan efisien. Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing input dan output tiap
triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing input yang harus diminimalisir dan berapakah output yang harus dimaksimalkan pada
kelompok perbankan yang merger dan akuisis supaya dapat beroperasi dengan efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram berikut.
-DPK; 32.42
-Aset tetap ; 43.88
-B.T.Kerja ; 33.07
+Peny Dana ;
0.8 +Pend
Operasional ; 4.9
Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Merger - Akusisi
-DPK -Aset tetap
-B.T.Kerja +Peny Dana
+Pend Operasional
Gambar 4.6 diagram nilai to gain bank yang merger dan akuisisi orientasi input
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok perbankan yang merger dan akusisi harus meminimalisir rata-rata DPK sebesar
32.42. aset tetap sebesar 43.88 dan beban tenaga kerja sebasar 33.07 serta memaksimalkan penyaluran dana sebesar 0.8 dan pendapatan operasional sebesar
4.9. atau jika dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini harus meminimalisir biaya input sebesar 36.5 dan memaksimalkan output sebesar 2.85 supaya dapat
beroperasi dengan efisien. 2.
Analisis nilai to gain pada perbankan yang spin off Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan nilai to gain pada masing-
masing input yang dapat diminimalisir, serta rata-rata input yang harus diminimalisir dan masing-masing output yang harus dimaksimalkan, serta rata-rata
output yang harus dimaksimalkan supaya kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil spin off dapat beroperasi dengan efisien.
Tabel 4.4 nilai to gain pada bank yang spin off orientasi input
Triwulan DPK
Aset Tetap
Beban Tenaga Kerja
rata-rata input
Peny Dana
Pend Operasional
rata-rata output
1 3.96
19.83 3.9
9.23 2
7.73 22.57
7.73 12.68
1.1 0.55
3 3.6
16.77 3.6
7.99 4
4.66 18
5 9.22
5 13.37
24.87 13.2
17.15 6
18.97 30.8
18.97 22.91
7 17.8
26.17 17.8
20.59 8
17.4 21.1
17.4 18.63
13.53 6.77
9 21.9
42.17 21.9
28.66 22.13
11.1 10
31.5 38.37
31.5 33.79
2.9 1.45
11 29.97
29.97 33.5
31.15 0.23
0.12 12
25.7 28.9
25.7 26.77
13 23.03
25.67 23.03
23.91 32.53
16.3 14
31.4 31.4
31.4 31.4
12.5 6.25
15 26
28.87 34.03
29.63 3.4
1.7 16
21.07 21.07
26.97 23.04
17 17.6
22.7 17.6
19.3 55.1
27.6 18
21.3 21.3
31.23 24.61
16.53 8.27
19 17.47
20.93 26.5
21.63 1.3
0.65 20
14.13 14.13
15.97 14.74
21 23.13
27.9 23.13
24.72 31.43
15.7 22
24.3 24.63
28.33 25.75
20.37 10.2
23 18.6
23.8 28.83
23.74 2.13
1.07 24
14.9 14.9
14.9 14.9
Rata-rata
18.73 24.87
20.93 21.51
8.96 4.48
Untuk mengetahui pergerakan dari rata-rata nilai to gain input yang dapat diminimalisir dan nilai to gain output yang dapat dimaksimalkan, maka akan
digambarkan pada grafik berikut.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 S
ko r E
fi si
e n
si
Triwulan Nilai To Gain Bank Spin off
DPK- Aset Tetap-
Beban Tenaga Kerja- Peny Dana+
Pend Operasional+
Gambar 4.7 grafik nilai to gain perbankan yang spin off orientasi input
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa, dari sisi pengguanaan DPK pada triwulan 14 perbankan pada kelompok ini beroperasi paling boros
dalam penggunaan DPK tercatat nilai to gainnya sebesar 31.4 , yang artinya perbankan pada kelompok ini harus meminimalisir penggunaan DPK sebesar
31.4 supaya dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan DPK paling baik terjadi pada triwulan 3, dimana nilai to gainnya tercatat sebesar 3.6 yang artinya
perbankan akan beroperasi secara efisien hanya dengan meminimalisir penggunaan DPK sebesar 3.6.
Dari sisi penggunaan asset tetap, penggunaan asset tetap paling boros terjadi pada triwulan 9, dimana tercatat dalam nilai to gain perbankan dapat
meminimalisir penggunaan asset tetap sebesar 42.17 supaya perbankan pada kelompok ini dapat beroperasi dengan efisien. Penggunaan asset tetap paling baik
terjadi pada triwulan 20, dimana nilai to gainnya tercatat sebesar 14.13, yang artinya perbankan hanya harus meminimalisir penggunaan asset tetap sebesar
14.13 supaya dapat beroperasi dengan efisien. Dari sisi penggunaan beban tenaga kerja, penggunaan beban tenaga kerja
paling boros terjadi pada triwulan 15, dimana tercatat pada nilai to gainnya untuk beroperasi secara efisien perbankan pada kelompok ini harus mengurangi
penggunaan beban tenaga kerja sebesar 34.03. penggunaan beban tenaga kerja paling baik tercatat pada triwulan 3, dimana supaya beroperasi dengan efisien
perbankan hanya harus meminimalisir penggunaan beban tenaga kerja sebesar 3.6.
Setelah melihat nilai to gain dari masing-masing input dan output tiap triwulan. Selanjutnya adalah melihat berapakan rata-rata dari masing-masing input
yang harus diminimalisir dan berapakan output yang harus dimaksimalkan pada kelompok perbankan yang merger dan akuisis supaya dapat beroperasi dengan
efisien. Untuk itu maka akan dijelaskan pada diagram berikut.
-DPK; 18.73
-Aset tetap ; 24.87
-B.T.Kerja ; 20.93
+Peny Dana ; 0 +Pend
Operasional ; 8.96
Rata-rata Nilai To Gain Bank yang Spin off
-DPK -Aset tetap
-B.T.Kerja +Peny Dana
+Pend Operasional
Gambar 4.8 diagram nilai to gain bank yang spin off orientasi input
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai efisiensi kelompok perbankan yang terbentuk dari hasil spin off harus meminimalisir rata-rata DPK
sebesar 18.73. aset tetap sebesar 24.87 dan beban tenaga kerja sebasar 20.93 serta memaksimalkan pendapatan operasional sebesar 8.96. pada kelompok
perbankan ini penyaluran dana tercatat sudah efisien. Atau jika dibuat rata-rata maka kelompok perbankan ini harus meminimalisir biaya input sebesar 21.51
dan memaksimalkan output sebesar 4.48 supaya dapat beroperasi dengan efisien.
F. Analisis Potential Improvement Menggunakan Orientasi Output