Hasil Efisiensi Kelompok perbankan yang Spin off

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 S ko r E fi si e n si Triwulan Skor Efisiensi Pada Bank yang Spin off Mega Sy BRIS BSM perbankan yang merger dan akusisi. Dari keseluruhan perbankan yang merger dan akusisi didapat skor efeisiensi rata-rata sebasar 67.59.

C. Hasil Efisiensi Kelompok perbankan yang Spin off

Perbankan yang berdiri dari hasil Spin off pada penelitian ini terdapat tiga sampel yaitu : BRI Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandri. Untuk lebih jelas mengetahui tentang skor efisiensinya berikut ini adalah grafik yang menampilkan skor efisiensi perbankan yang terbentuk dari hasil spin off. Gambar 4.3 grafik hasil efisiensi bank yang spin off Keterangan : perhitungan lap. Keuangan Mega Sy 2006-2011, BRIS 2009-2013, BSM 2002-2007. Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata urutan skor efisiensi terbaik pada kelompok perbankan yang berdiri dari hasil Spin off dapat dirinci sebagai berikut : 1. Bank Mega Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 87.34 2. BRI Syariah dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 80.16 3. Bank Syariah Mandiri dengan skor efisiensi rata-rata sebesar 76.23 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa skor efisiensi rata-rata tertinggi diraih oleh Bank Mega Syariah dengan skor rata-rata efsiensi sebesar 87.34, dan skor efisiensi rata-rata terendah diraih oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor efsiensi rata-rata sebesar 76.23. Dari hasil efisiensi tiap triwulan pada perbankan yang terbentuk dari hasil Spin off. Dapat dilihat walaupun efisiensi rata-rata BSM dan BRIS dibawah Bank Mega Syariah namun kedua bank ini menunjukan trend yang lebih stabil jika dibandingkan dengan Bank Mega Syariah. Namun dari ketiga bank tersebut BRI Syariah cenderung terlihat paling stabil. Pada Bank Mega Syariah, bank ini beroperasi pada efisiensi penuh selama tujuh triwulan pertama. Kemudian mengalami penurunan pada triwulan Sembilan dan mengalami efisiensi terendah pada triwulan 10 dengan skor 63.13 diakibatkan bank ini hanya dapat mengefisnesikan penggunaan DPK sebesar 63.1, asset tetap sebasar 42.7, beban tenaga kerja sebesar 63.1 serta hanya bisa memaksimalkan penyaluran dana dan pendapatan operasional sebasar 63.1. mulai dari triwulan 11 trend efisiensi bank ini cenderung naik hingga mencapai efisiensi penuh lagi pada triwulan 20. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata Bank Mega Syariah sebesar 87.34 dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar 87.33, aset tetap sebesar 84.71, beban tenaga kerja sebesar 84.80 serta kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 87.33 dan pendapatan operasional sebesar 82.32. Pada BRI Syariah, bank ini mengalami efisiensi penuh selama tiga triwulan di awal, dan mengalami penurunan pada triwulan lima. Kemudian pada triwulan enam trend efisiensi BRIS cenderung stabil. Kecuali pada triwulan 14, dimana BRIS mengalami efisiensi terendah dengan skor 66.52 diakibatkan karena bank ini hanya mampu mengefisiensikan DPK, asset tetap dan beban tenaga kerjanya sebesar 66.5 serta memaksimalkan penyaluran dana sebasar 66.5 dan pendapatn operasional sebesar 50.1. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata BRI Syariah sebesar 80.16 dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar 80.2, aset tetap sebesar 80.02, beban tenaga kerja sebesar 76.16 serta kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 80.2 dan pendapatan operasional sebesar 68.86. Pada Bank Syariah Mandiri, BSM beroperasi dengan trend stabil di tiga bulan pertama, kemudian mulai mengalami penurunan efisiensi pada triwulan 4. Pada triwulan 6 efisiensi BSM cenderung bergerak stabil, puncaknya pada triwulan 13 dengan skor efisiensi mencapai 84.79 dimana pada periode ini BSM mampu mengefisiensikan penggunaan DPKnya sebesar 84.8, asset tetap 76.9, beban tenaga kerja 84.8 serta dapat memaksimalkan penyaluran dana sebesar 84.8 dan pendapatan operasional sebesar 76.9. Secara keseluruhan efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri sebesar 76.23 dengan rata-rata efisiensi pengunaan DPK sebesar 76.23, aset tetap sebesar 60.66, beban tenaga kerja sebesar 76.23 serta kemampuan memaksimalkan ouput penyaluran dana sebesar 75.14 dan pendapatan operasional sebesar 74.68. Setelah melihat skor efisiensi dari masing-masing bank yang terbentuk dari hasil Spin off. Selanjutnya adalah mengetahui skor rata-rata efisiensi dari keseluruhan perbankan yang terbentuk dari hasil Spin off. Dari keseluruhan perbankan yang yang terbentuk dari hasil Spin off didapat skor efeisiensi rata-rata sebesar 81.25.

D. Hasil Efisiensi Rata-rata Bank yang Merger – Akusisi dan Spin Off