Review Studi Terdahulu Efisiensi Teknis Perbankan Indonesia Pada Bank nYang Merger - Akuisisi Dan Spin Off

pengukuran efisiensi teknis technical efficiency TE yang berbaur atau dikacaukan dengan hasil pengukuran efisiensi-efisiensi skala scale efficiency SE. Kegunaan dari spesifikasi VRS ini akan memungkinkan perhitungan TE yang dapat menghilangkan sama sekali efek dari SE ini.

B. Review Studi Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi banyak dilakukan diberbagai Negara, khusususnya dalam pengukuran efisiensi perbankan. Salah satu metode yang banyak digunakan di berbagai Negara untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan adalah metode non parametrik Data Envelopment Analysis DEA. DEA merupakan teknik pengukuran efisiensi non parametrik yang baik yang digunakan secara ekstensif di lebih dari 400 penelitian tentang efisiensi dalam ilmu manajemen selama sepuluh tahun terakhir. 11 a The Efficiency Effects of Bank Mergers and Acquisitions: A Non- Stochastic Window Event Analysis Approach . Oleh Sufian Fadlzan, guru besar University of Malaya tahun, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari merger dan akuisisi dari efisiensi kelompok perbankan domestik di Singapura. Dalam jangka waktu tiga tahun untuk mengukur relatif overall, pure technical dan scale 11 Mohd. Azmi Omar, Abdul Rahim Abdul Rahman, Rosylin Mohd. Yusof, M. Shabri Abd. Majid, dan Mohd. Eskandar Shah Mohd. Rasid, Efficiency Of Commercial Banks In Malaysia 2006 efficiency, sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dengan menggunakan Pendekatan non parametrik, data envelopment analysis DEA, untuk mengetahui efisiensi yang dicapai dan efisiensi yang tidak tercapai yang terjadi karena merger dan akuisisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi ke dalam dua model. Penelitian ini menggunakan, variasi dari pendekatan intermediasi dan asset yang dikembangakan, penelitian ini menggunakan dua model alternatif. Model 1, perbankan singapura sebagai perusahaan multi produk, dimana variabel yang digunakan diantaranya : total dana pihak ketiga X1 sebagai input, total pinjaman Y1, dan pendapatan bunga Y2 digunakan sebagai output. pada model 2, penelitian ini mengikuti penelitian dari fare et al. 2004 termasuk didalamnya modal kepemilikan saham X1 sebagai variabel input , mengikuti Drake dan Hall 2003 dan Isik dan Hassan 2003 antara lain Pendapatan non Bunga Y1 bersama dengan pendapatan Bunga Y2 sebagai output. Hasil dari kedua model ini menunjukan bahwa merger memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap overall efficiency perbankan di singapura sebelum merger tehadap sesudah merger. Meskipun merger memberikan hasil lebih efisien terhadap sektor perbankan di Singapura, penelitian ini menemukan bahwa ukuran perbankan merupakan faktor terbesar yang menghasilkan inefisiensi di perbankan Singapura, untuk selanjutnya, dalam perspektif scale efficiency, kedua model tersebut tidak mendukung adanya konsolidasi sektor perbankan di singapura. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa, pengambilalihan perbankan memberikan peningkatan terhadap overall efficiency setelah merger hasil merger dapat membuat bank lebih atau kurang efisien. Persamaan dengan penelitian ini salah satunya sama-sama mengukur kinerja efisiensi pada perbankan yang melakukan merger dan akuisisi serta menggunakan interval waktu yang sama. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan serta penelitian ini tidak mengukur kinerja efisiensi perbankan yang melakukan spin off. b Determinants of Bank Efficiency in Turkey: A Two Stage Data Envelopment Analysis. International Symposium on Sustainable Development jurnal . Oleh Ahmet Akin dkk, 2009. Penelitian, mencoba menganalisis efisiensi industry perbankan di Turki menggunakan data envelopment analysis DEA antara tahun 2002 hingga 2007, tidak termasuk bank investasi dan bank pembangunan. Ada empat kategori bank yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bank pemerintah, bank swasta, bank asing dan bank asing yang membuka cabang di Turki. Penelitian ini menggunakan beban tenaga kerja, beban bunga, beban non bunga dan dana pihak ketiga sebagai input, total penyaluran dana, pendapatan bunga dan pendapatan lainnya sebagai output. Hasil dari pengukuran efisiensi yang dilakukan dengan menggunakan input oriented model CCR. Rata-rata skor efisiensi perbankan adalah 87 pada tahun 2002, 89 pada tahun 2003, 84 pada tahun 2004, 91 pada tahun 2005, 92 pada tahun 2006 dan 88 pada tahun 2007. Level dari efisiensi meningkat setelah tahun 2002 dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2006 sebesar 92, hingga akhirnya efisiensi menurun pada tahun 2007 sebesar 88. Ada perbaikan pada kegiatan produksi perbankan. Berdasarkan hasil dari regresi tobit pengaruh dari ukuran, jenis kepemilikan, asal negara dan pelayanan publik, menunjukan hasil yang signifikan yaitu 95 . hal ini menunjukan bahwa semua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi perbankan. Persamaan dengan penelitian ini, sama-sama mengukur kinerja efisiensi perbankan menggunakan metode DEA. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada pengelompokan perbankan, variabel yang digunakan dan penggunaan waktunya. c Efficiency of the Banking Sector Of Bosnia–Herzegovina with Special Reference to Relatif Efficiency of the Existing Islamic Bank. International Conference on Islamic Economics and Finance jurnal. Oleh Velid Efendic, 2010. Inti dari penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa efisien satu-satunya bank syariah yang ada di Bosnia dan Herzegovina apabila dibandingkan dengan efisiensi rata- rata bank lain. Analisis ini menggunakan sampel 18 bank konvensional Dan satu bank syariah yang datanya dipublikasikan oleh federasi perbankan Bosnia Herzegovina pada tahun 2009. Penelitian ini menggunakan teknik non parametrik DEA Data Envelopment Analysis. Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, variabel yang digunakan yaitu Dana pihak ketiga, Asset tetap, Beban tenaga kerja sebagai input. Penyaluran dana, Pendapatan asset lainnya sebagai variabel output. Hasil dari penelitian efisiensi DEA, berdasarkan sampel yang digunakan didapat hasil bank dengan technical efficiency terbaik dan yang terburuk. Bank dengan technical efficiency terburuk ada pada level 55,.. dari penelitian ini juga didapat bahwa bank syariah mendapatkan efisiensi yang rendah dalam semua indikator. Salah satu efisiensi biaya terendah adalah 46, artinya bank syariah memiliki biaya yang besar dalam melaksanakan aktivitas perbankan, dan memiliki sumberdaya potensial yang disimpan sebesar 54. Juga dalan technical efficiency sangat tidak efisien yaitu dengan , PTE 57 dan OTE 68 yang artinya mereka harus meningkatkan efisiensinya lebih dari 30 dengan menajerial dan solusi teknologi. Persamaan dengan penelitian ini sama sama mengukur kinerja efisiensi perbankan, dimana didalamnya terdapat perbankan syariah dan konvensional, serta sama-sama menggunakan metode DEA . Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan variabel, pengelompokan perbankan dan penggunaan waktunya. d The Impact of the Global Financial Crisis on European Banking Efficiency. CFCM jurnal . Oleh Haider Alzoubaidi dan Spires Bougheas, 2012. Penelitian ini menggunakan metode non parametrik Data Envelopment Analiysis DEA, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data 255 bank dengan variasi asset dari 15 negara uni eropa EU-15 pada periode 2005-2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi dimana variabel yang digunakan terdiri dari empat input total dana pihak ketiga, asset tetap, total beban operasional dan provisi kerugian pinjaman dan tiga output total pendapatan asset lainnya, total pendapatan lainnya dan total penyaluran dana. Hasil kinerja efisinsi dari seluruh sampel Didapat rata-rata overall technical efficiency, yang diasumsikan menggunakan constant return to scale, adalah 62.1 persen, menandakan bahwa keseluruhan perbankan di EU-15 negara dapat menyimpan biaya hingga 37.9 persen yang merupakan jumlah yang besar. Yang paling menarik, penurunan OTE dari 65 persen menjadi 58.5 persen antara tahun 2007 dan 2008, Tingkat rata-rata pure technical efficiency dengan output- oriented relatif tinggi dibandingkan dengan pengukuran menggunakan input-oriented, dengan skor 86,2 persen. Keseluruhan hasil ini menunjukan kejatuhan hasil efisiensi antar sampel dalam periode yang di anlisis. Juga didapatkan hasil bahwa krisis memiliki dampak yang berbeda antar Negara dan spesialisasi perbankan. Perbankan dari swedia dan Denmark menjadi yang paling efisien dalam sampel periode penelitian, ketika perbankan mendapatkan pengaruh yang buruk dari krisis yaitu dari Belgia dan Denmark, diikuti Irlandia dan Yunani. Selain itu, hasil ini juga mengindikasi bahwa perbankan komersial mendapatkan dampak paling buruk jika dibandingkan dengan spesialisasi perbankan lainnya. Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menggunakan metode DEA untuk mengukur kinerja efisiensi perbankan. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada penggunaan variabel, penggunaan waktu serta pengelompokan perbankan yang didasarkan pada periode krisis. e Analisis Efisiensi Operasional Dan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank Yang Merger Dan Akuisisi Di Indonesia. tesis digilib indip . Oleh Ida Savitri Kusumargiani, 2006. Penelitian ini mengukur efisiensi operasional dan profitabilitas bank sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang diolah dengan metode DEA Data Evelopment Analysis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank mandiri, bank danamon, bank artha graha dan bank permata dengan ketentuan : Bank yang melakukan aktivitas Merger dan Akuisisi di Indonesia tahun 1991-2002, Bank Merger yang masih operasional sampai dengan tahun 2005, Bank yang melakukan Merger dan Akuisisi setelah program penyehatan perbankan berupa rekapitalisasi dan retrukturisasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam dua pendekatan efisiensi yaitu efisiensi operasional dan efisiensi profitabilitas. Efsiensi Operasional Input : Jumlah pegawai, Jumlah ATM, Jumlah kantor cabang, Jumlah dana pihak ketiga. Output : kredit yang disalurkan Efisiensi Profitabilitas Input : beban bunga, beban non bunga. Output : laba sebelum pajak Hasil penelitian ini, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Artha Graha dan Bank Permata Satu Tahun dan Dua Tahun Setelah Merger dan Akuisisi. Bilamana diperbandingkan Bank-bank yang merger dan akuisisi dua tahun dan satu tahun sesudah merger. Untuk rata-ratanya efisiensi operasional satu tahun sesudah merger dan akuisisi 73.07 tidak efisien sedangkan dua tahun sesudah merger dan akuisisi 89.53 ada kenaikan persentase akan tetapi masih tidak efisien. Untuk efisiensi profitabilitas satu tahun sesudah merger dan akuisisi 50.77 artinya tidak efisien dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi 72.53 meski ada kenaikan prosentase akan tetapi masih tidak efisien.pada bank setelah program rekapitalisasi dan restrukturisasi yaitu Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Permata dan Bank Arta Graha. Hasil pengujian hipotesis dengan uji Peringkat Tanda Wilcoxon menunjukkan tidak adanya perbedaan efisiensi operasional dan efisiensi profitabilitas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Persamaan dengan penelitian ini sama-sama mengukur kinerja efisiensi salah satunya pada perbankan yang merger dan akuisisi. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini tidak mengukur efisiensi perbankan yang spin off serta penggunaan periode waktu pada penelitian ini yang hanya melihat kinerja efisiensi hingga dua tahun pertama merger dan akuisisi, dimana dalam penelitian ini dianggap masih belum mencerminkan menggambarkan efek sepenuhnya dari merger dan akuisisi dilihat dari rentang waktunya. 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi operasional