Konsep Unit Hunian Konsep Tanaman Pada Kebun

38

4.2.1 Konsep Unit Hunian

Denah unit tipe 36 Denah unit tipe 45 denah unit tipe 54 Gambar 4.5. Tipe hunian rumah susun kampung Hamdan Sumber. Penulis 2014 Setiap lantai bangunan terdiri dari hunian dengan sirkulasi manusia atau selasar yang besarnya 3 meter dan terdapat void dengan ukuran 12x40 meter sehingga dapat dipastikan sirkulasi udara dan cahaya di dalam gedung cukup baik. Denah tipikal lt. 2-5 Denah tipikal lt.6-8 Gambar 4.6. Denah tipikal rumah susun Sumber. Penulis 2014 void void 39 Area berkumpul warga yang didesain bertujuan untuk warga saling berinteraksi berada dari lantai 2 sampai lantai 8 yang berada di void tiap lantainya. Area berkumpul ini sengaja didesain terbuka agar semua warga dapat melihat dan mengawasi setiap warga yang berkumpul sehingga tidak terjadi aktivitas negative di rumah susun ini. Area ini juga terletak di void sehingga tidak memerlukan cahaya tambahan karena area ini mendapatkan cahaya dari segala arah terutama dari atas void yang menggunakan atap transparan dan karena berada di void yang merupakan jalur sirkulasi udara di rusun ini sehingga warga yang berkumpul tidak akan merasa gerah.

4.2.2 Konsep Tanaman Pada Kebun

Pada bagian atas rooftop bangunan rumah susun ini, terdapat deretan kebun vertikal yang disediakan untuk warga. Untuk jenis tanaman apa yang akan ditanam oleh warga pada kebun masing – masing itu meerupakan hak mereka, namun saya sudah konsultasi dengan ayah saya dan beliau mengatakan bahwa jika menanam jambu madu dan jahe merah akan sangat menguntungkan. namun karena tanaman jambu madu merupakan tanaman yang cukup besar yang membutuhkan jarak perpohonnya sekitar 2 meter, tanaman jahe merah bisa dijadikan alternatif tanaman yang bisa ditanam oleh warga di kebun vertikalnya. Di bawah ini merupakan analisa usaha dari tanaman jahe merah. Sarana produksi Per rak tanaman dengan panjang 3 meter Rp 25.000,- tediri dari: 1. Bibit jahe 2. Media tanam dan pupuk untuk panen 10 bulan • Harga pasaran Rp 10.000,- per Kg. 40 • Asumsi panen selama 10 bulan • Asumsi hasil panen minimal 50 kilo gramrak 1 petakan kebun terdiri dari 8 rak tanaman Pengeluaran Biaya Sarana Produksi: Rp 25.000 x 8 =Rp.200.000,- Pendapatan Harga jual per KG Rp 10.000,- Hasil Panen per petakan kebun 400kg x Rp 10.000 =Rp.4.000.000,- Laba Bersih: =Rp 4.000.000, Laba per bulan =Rp. 400.000,- Tanaman jahe merah ini bisa dikatakan cukup berat mencapai 400 kg untuk satu petakan kebun karena memang ukurannya sangat besar seperti telapak kaki. Tanaman jahe merah ini tetap bisa ditanam oleh warga namun tidak semua warga bisa menanamnya di kebun rooftop dan akan lebih aman jika ditanam di kebun yang berada di ground. Pendapatan sekitar Rp.400.000,- per bulan ini bisa dihasilkan oleh ibu rumah tangga sedangkan para suami tetap bisa bekerja seperti semua sebagai tukang becak, supir angkot atau yang lainnya. Hal ini sungguh dapat membantu kehidupan mereka sehari. Apalagi berkebun hanya membutuhkan sepertiga waktu dari para ibu rumah tangga sehingga mereka yang memiliki warung tetap bisa mengoperasikan warungnya dan pendapatan perbulannya pun semakin banyak. 41 Gambar 4.7. Jahe merah siap panen Sumber. Penulis 2014 Selain jahe merah, kebun vertikal yang ada di rooftop ini juga dapat ditanam dengan sayuran yang mudah dirawat dan juga mudah dalam proses memanennya, seperti tanaman sayur sawi, kangkung, bayam, dan tanaman sayur lainnya yang maksimal tumbuh dengan tinggi kurang dari 50cm. Gambar 4.8. Jenis sayuran pada kebun vertikal warga Sumber. Penulis 2014 Selain ada kebun vertikal, juga terdapat bak-bak penampung air hujan untuk menyiram kebun vertikal dengan menggunakan selang yang diteruskan ke setiap rak kebun untuk memudahkan warga selain itu juga dengan menggunakan air hujan dapat menghemat pemakaian air dari PDAM. Tersedia pula tempat khusus untuk warga mencuci sayuran hasil panen dari kebun vertikal dan air kotor dari pencucian sayur akan dibuang melalui saluran air pembuangan menuju ke saluran pembuangan air kota. 42 Gambar 4.9. Denah rooftop rumah susun Sumber. Penulis 2014 Gambar 4.10. Desain kebun vertikal di rooftop bangunan Sumber. Penulis 2014 Pada bagian dasar bangunan terdiri dari 3 zona yaitu zona servis, zona semi publik dan zona publik. Zona servis merupakan area parkir penghuni, gudang, dan dapur umum yang disediakan jika ada warga yang menyelenggarakan pesta, kemudian zona semi publik terdiri dari poliklinik, mushola, ruang pintar, ruang kreatif, ruang pengelola, sedangkan zona public yang terdapat pada bagian bawah bangunan rumah susun ini adalah area serbaguna, wc, dan bakso amat yang memang diperuntukkan baik bagi penghuni juga pengunjung. 43 Gambar 4.11. Denah lantai dasar rumah susun Sumber. Penulis 2014 Gambar 4.12. Desain kebun vertikal di kawasan kampung Hamdan Sumber. Penulis 2014 44

BAB V Efisiensi Desain Struktur

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun, pasal 12 yaitu rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini harus diperhitungkan sesuai pada pasal 13 yaitu harus kuat dan tahan terhadap: 1. Beban mati 2. Beban bergerak 3. Gempa, hujan, angin, banjir 4. Kebakaran dan jangka waktu yang diperhitungkan cukup untuk usaha pengamanan dan penyelamatan 5. Daya dukung tanah 6. Kemungkinan adanya beban tambahan, baik dari arah vertikal maupun horizontal 7. Gangguan perusak lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan adanya pasal – pasal mengenai rumah susun tersebut, maka diharapkan rancangan rumah susun ini di desain dengan sebaik mungkin dan menaati semua undang – undang dan peraturan yang ada. Bangunan rumah susun ini menggunakan pondasi tiang pancang pada seluruh bangian untuk memperkuat struktur bangunannya baik dari beban mati maupun beban bergerak. Bangunan rumah susun yang menggunakan konsep urban farming ini memiliki struktur bangunan dengan kriteria bangunan hijau atau green building. 45 Salah satu dari kriteria green building itu sediri adalah efisiensi desain struktur yang diterapkan di dalam proses desain rumah susun kampung Hamdan ini. Dengan pendapatan warga sekitar Rp. 1.200.000,00 – Rp. 1.500.000,00 per bulan, maka bangunan rumah susun ini harus menggunakan bahan material bangunan yang murah namun kuat dan tahan lama sehingga pembagian hasil yaitu berupa unit hunian dan sepetak kebun tidak merugikan warga ditambah lagi dengan beberapa unit yang disewakan. Dengan bahan material bangunan yang murah bukan berarti nantinya akan menimbulkan ketidak nyamanan terhadap warga. Seperti keadaan rumah warga sebelumnya yang kebanyakan menggunakan bahan material bangunan murah bahkan banyak pula yang merupakan barang bekas, seperti kayu papan, seng, dan ada beberapa rumah warga yang menggunakan dinding bata. Hal ini menyebabkan ketidak nyamanan warga yaitu ketika siang hari terasa panas dan pada malam hari akan terasa dingin. Pada bagian pinggir sungai, kebanyakan rumah warga merupakan rumah panggung yang menggunakan bahan kayu papan dan seng bekas sebagai dinding dan, sehingga ketika musim hujan dan banjir tiba akan sangat memprihatinkan dengan kayu sebagai tiang pondasi yang sudah mulai melapuk. 46 Gambar 5.1. Material bangunan yang ada di permukiman kampung Hamdan Sumber. Penulis 2014 Berbeda dengan keadaan rumah warga yang berada di dekat jalan Samanhudi dan Juanda, kebanyakan sudah menggunakan dinding bata dikarenakan pendapatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan warga yang berada di pinggir sungai. Walaupun dengan keadaan yang sudah ada menurut mereka sudah cukup nyaman, namun dari kacamata publik masih bisa dikatakan jauh dari rasa nyaman. Dengan adanya permasalahan ini, maka perancang akan mendesain bangunan rumah susun yang lebih baik dan lebih nyaman walau dengan harga yang murah. Kebanyakan jenis rumah di Kampung Hamdan, yaitu tipe rumah deret, rumah couple, dan rumah tunggal. Tipe bangunan yang berada di kawasan ini sudah tidak sesuai dengan standar rumah yang baik, karena banyaknya jumlah perbandingan anggota keluarga dengan luas rumah yang tidak sesuai dengan ketentuan rumah yang layak huni. Pembangunan rumah susun dan area komersial dimulai dengan penggusuran para penghuni liar di area tepi sungai.

5.1 Konsep Struktur Bangunan Rumah Susun