22
BAB II Pemrograman Rencana Desain
Definisi program menurut Kamus Webster 1966 yaitu sebagai “perencanaan prosedur”. Pemrograman arsitektur adalah proses dari pengaturan
informasi sehingga informasi yang benar dapat secara tepat posisinya dalam proses desain dan keputusan yang tepat juga dapat menghasilkan desain bangunan
yang lebih tajam. Pemrograman merupakan proses yang dilakukan secara kreatif dan terstruktur terhadap harapan, keinginan, dan hasrat dari wujud bangunan
nantinya. Selain itu, pemrograman juga merupakan perencanaan prosedur dan organisasi dari semua bagian sumber daya yang tentunya untuk membuat desain
dalam suatu persyaratan yang spesifik. Pemrograman juga bisa dikatakan sebagai proses yang dilakukan seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisa,
penginterprestasian, dan pemaparan dari informasi yang relevan untuk proyek yang didesain.
Demi memudahkan pemahaman dari beberapa aktivitas tersebut maka pemrograman dibagi atas 2 bagian, yaitu:
1. Analisis dari kondisi eksisting, yaitu analisa site, profil pengguna, kode, iklim
dan batasan. 2.
Proyeksi masa depan yang merupakan beberapa kriteria desain yang harus dipertemukan atau diselesaikan agar cocok dan termasuk disini adalah misi,
konsep, tujuan, dan persyaratan tampilan.
23
Pada proyek ini, pemrograman berisi mengenai empat pokok pembahasan yaitu analisa faktor manusia, fungsi dan pengolahan lahan, faktor eksternal, dan fungsi
dan pengolahan bangunan. Dari segi perilaku dan interaksi warga kampung Hamdan, hal yang paling
dominan adalah kegiatan ekonomi yang terjadi di kawasan tersebut seperti kedai kelontong, depot air, warung nasi, kedai jajanan, warung kopi, bakso, dan lain-
lain. Hal ini menimbulkan potensi yang cukup bagus dan dapat menjadikan kawasan ini menjadi kawasan komersil untuk kawasan sekitarnya. Selain itu,
permasalahan mengenai kurangnya penghijaun pada kawasan ini juga diangkat oleh perancang sehingga akan didesain area bagi warga untuk berkebun selain
bisa dijadikan sebagai penghasilan warga juga bisa sebagai penghijauan kawasan ini sehingga menjadikan kawasan ini menjadi lebih hijau, asri, dan nyaman.
Dengan mengangkat potensi ekonomi, maka perancang akan membuat suatu fungsi hunian bagi warga kampung Hamdan yang menyatu dengan fungsi usaha
sehingga tingkat privasi hanya sebatas ruang pada hunian. Bangunan rumah susun ini akan dirancang terdiri dari 8 lantai dengan
rooftop yang dimanfaatkan sebagai kebun vertikal untuk warga serta dilengkapi oleh fasilitas pendukung lainnya. Terdapat tiga tipe hunian yaitu tipe 36, 45, dan
54 dengan jumlah seluruh unit hunian yaitu 224 unit. Dengan mendesain kawasan hunian komersil maka perancang juga memikirkan bagaimana penyediaan parkir
pada kawasan ini sehingga tidak terjadi kemacetan disekitar site baik itu bagi penghuni maupun bagi pengunjung yang datang ke kawasan. Selain itu juga
menyediakan sarana-sarana untuk publik beraktivitas, seperti lapangan olahraga,
24
taman, tempat memancing, dan lain-lain yang merupakan pemecahan dari masalah yang membahas tentang faktor manusia dari pemrogrman ini.
Fungsi dan pengolahan lahan pada kawasan ini yaitu dengan membuat beberapa fasilitas pendukung seperti adanya foodcourt dan pasar. Bangunan yang
akan dirancang akan berorientasi ke sungai dan ke jalan, namun perancang diharapkan untuk lebih mengutamakan berorientasi ke sungai dikarenakan pada
proyek perancangan ini tema yang diambil adalah waterfont atau muka sungai. Pada bangunan yang dirancang ini, terdapat fasilitas pendukung seperti
adanya atrium terbuka untuk warga yang akan melakukan pernikahan, ruang baca dan ruang kreatif untuk mencerdaskan warga, klinik, bakso amat, dan ruang
pembelajaran mengenai vertical garden. Kemudian pada kawasannya sendiri seperti pada area bantaran sungai akan dirancang ruang terbuka yang dijadikan
sebagai foodcourt dan area memancing untuk publik sehigga pengunjung akan disuguhkan oleh pemandangan sungai. Pada bagian tengah kawasan akan
dirancang area khusus bagi warga untuk berkebun, area parkir, taman terbuka hijau, dan beberapa lapangan. Kawasan kampung Hamdan ini merupakan
kawasan mahal, jadi perancang harus benar-benar memikirkan pengolahan lahannya sehingga pada bagian pinggir jalan akan dirancang deretan toko untuk
warga berjualan hasil dari berkebun dan lainnya. Perancang juga merancang akses sirkulasi di kampung Hamdan yang
sebelumnya kurang tertata dan ukurannya yang sempit menjadi sirkulasi jalan bagi pejalan kaki dan kendaraan bermotor dengan ukuran yang cukup besar.
Kemudian perancang juga mentediakan fasilitas bagi yang berkebutuhan khusus
25
seperti ramp, toilet khusus, rambu-rambu, dan beberapa tempat duduk. Pada bantaran sungai selain dirancang foodcourt dan area memancing, perancang juga
menyediakan area terbuka hijau khusus sebagai area resapan banjir dengan menanam banyak pohon yang rindang. Permasalahan yang paling utama pada
kampung Hamdan yaitu sampah akan dipecahkan dengan merancang satu area yang dijadikan sebagai lokasi tempat pembuangan sampah warga, selain itu pada
bangunan akan disediakan shaft khusus sampah sehingga mempermudah warga untuk membuang sampah.
Untuk huniannya, sesuai dengan topik yang ada yaitu merancang rumah susun bagi warga kampung Hamdan. Jadi, yang sebelumnya permukiman warga
yang tidak beraturan dan tidak sesuai dengan jumlah penghuni tiap rumahnya akan diubah dengan menyediakan rumah susun. Rumah susun akan dirancang
dengan banyaknya bukaan supaya meminimalisir penggunaan energi listrik yang berlebihan.
Dengan adanya kebun didalam gedung seperti kebun vertikal di beberapadinding bangunan akan menciptakan udara yang lebih segar dan sehat
untuk warga. Pada bagian dasar bangunan merupakan area parkir khusu penghuni yang terdiri dari motor, mobil dan becak. Namun area parkir ini nantinya bisa
diubah menjadi ruang terbuka untuk mengadakan pesta baik itu pernikahan, pengajian, ataupun acara lainnya yang membutuhkan ruang terbuka yang cukup
besar. Pada bagian rooftop bangunan akan dirancang area berkebun warga yang merupakan area terbuka sehingga kebun mendapatkan sinar matahari langsung
dan di rooftop terdapat beberapa bak penampung air hujan untuk mengurangi
26
pemakaian air dari PAM sehingga juga bisa mengurangi pengeluaran warga. Kebun ini nantinya akan dikelola oleh setiap istri yang ada di kampung
Hamdan jadi setiap kepala rumah tangga akan tetap menjalankan pekerjaannya seperti biasa yaitu rata-rata merupakan supir becak. Hunian di rumah susun ini
merupakan ganti untung dari hunian warga sebelumnya yaitu sesuai dengan luas tanah yang mereka punya sebelumnya dan ditambah dengan sepetak area kebun
sehingga warga tidak merasa dirugikan. Pada bagian sungai akan disusun batu pada dasar sungai dan pinggiran sungai dengan konstruksi menyerupai ripple dan
pool untuk melindungi sungai dari terjadinya erosi secara intensif.
27
BAB III Rumah Susun dengan Konsep Urban farming