Konsep Urban Farming Konsep Kebun Vertikal

27

BAB III Rumah Susun dengan Konsep Urban farming

Kawasan kampung Hamdan memiliki permasalahan yang cukup banyak, diantaranya yaitu masalah sampah dan juga pinggiran sungai yang tidak ditata dan dirawat. Selain permasalahan yang telah disebutkan itu, masalah penghijauan pada kawasan ini juga cukup menarik perhatian. Pada kawasan ini tidak dapat dijumpai ruang terbuka hijau yang memang seharusnya ada pada suatu kawasan, ruang terbuka hijau bermanfaat sebagai area resapan air yang dapat mencegah terjadinya banjir di kawasan ini namun ada beberapa jalan yang sengaja disemen warga untuk akses jalan, selain itu ruang terbuka hijau juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat warga berkumpul dan berinteraksi juga sebagai tempat bermain anak. Di kota medan sendiri masih jarang ditemukan kawasankampung yang memiliki konsep penghijauan baik pada kawasan maupun pada bangunan. oleh karena itu, apabila rumah susun yang berada di kampung Hamdan ini didesain dengan konsep urban farming maka akan menjadikan kampung Hamdan sebagai kampung pertama dengan konsep penghijauan urban farming.

3.1 Konsep Urban Farming

Konsep urban farming adalah memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas sehingga dapat memberikan manfaat bagi mereka. Dengan lahan kawasan kampung Hamdan yang tidak begitu luas, warga tetap bisa melakukan kegiatan bercocok tanam yaitu dengan sistem kebun vertikal yang sekarang banyak dilakukan oleh masyarakat perkotaan demi mendapatkan 28 penghijauan yang maksimal. Kita tahu bahwa tumbuhan atau tanaman akan mengeluarkan oksigen O 2 yang baik bagi manusia terutama bagi masyarakat perkotaan yang sehari-hari terpapar oleh polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, selain itu tumbuhan yang akan ditanam pada kawasan ini merupakan sayuran dan buah-buah yang bisa dikonsumsi maupun dijual oleh warga untuk menambah pendapatan warga serta menciptakan kawasan yang asri dan sejuk. Jadi menurut saya dengan menggunakan konsep urban farming, warga kampung Hamdan akan mendapatkan banyak manfaat selain dari penghijauan yang diciptakan.

3.2 Konsep Kebun Vertikal

Kebun vertikal atau sering disebut pula dengan greenwall, dinding hidup, biowalls, atau ecowalls adalah metode bercocok tanam dengan menggunakan lahan yang sempit dan terbatas dengan menggunakan dinding atau ruang secara vertikal dengan menutupinya dengan tumbuhan yang tumbuh di atas media tanam . Media tanam yang digunakan pada proyek rumah susun ini adalah media tanah gembur yang biasanya berbentuk soil-on-a-shelf atau soil- in-a-bag. Pada proyek rumah susun ini, jenis media tanah gembur dikemas dalam susunan rak atau bungkusan, sistem ini membutuhkan medianya diganti setidaknya setahun sekali jika diletakkan di luar ruangan dan kira-kira setiap dua tahun sekali jika diletakkan di dalam ruangan. Sistem ini termasuk sistem yang pemeliharaan dan perawatannya cukup mudah, perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengisi ulang tanah ke rak-rak tanaman. Dengan sistem susunan rak seperti ini juga dapat mengahasilkan banyak tempat untuk menanam sayuran 29 warga sehingga hasil yang dipanen dan dijual juga lebih banyak walaupun lahan yang digunakan tidak terlalu luas. Kegiatan berkebun warga berada pada bagian bangunan yaitu berada di rooftop bangunan dan juga pada kawasan rumah susun yang berada di depan bangunan. perancang mendesain kebun berada di rooftop bangunan agar tanaman yang tumbuh nantinya bisa mendapatkan sinar matahari secara maksimal, hal ini juga dibantu dengan bentuk massa bangunan yang mengarah ke timur sehingga pada siang hari yang merupakan waktu bagi tanaman untuk berfotosintesis akan mendapatkan sinar matahari dengan maksimal. Pada kebun bagian rooftop, tanah yang digunakan dicampur dengan sekam bakar, pasir dan pupuk kompos. Tanah dicampur dengan sekam bakar untuk meringankan tanah karena jika tidak maka bobot dari kebun yang hanya menggunakan tanah saja akan sangat berat dan akan melebihi bobot yang bisa ditahan oleh lantai rooftop. Gambar 3.1. Konsep kebun vertikal di rooftop dan kawasan rumah susun Sumber. Penulis 2014 30 Selain di rooftop, kebun vertikal juga terdapat pada beberapa dinding bangunan dan pinggiran void bangunan. tanaman pada bagian void bangunan mendapatkan sinar matahari dari atas void bangunan yang menggunakan atap transparan juga dari sisi-sisi bangunan berupa celah-celah atau ventilasi. Pengairan untuk kebun yang berada di rooftop bangunan yaitu dengan membuat bak-bak yang fungsinya untuk menampung air hujan sehingga dapat menghemat penggunaan air dari PAM. Pada rooftop juga disediakan tempat khusu unutk mencuci sayuran setiap kali warga memanen sayurannya dan langsung dapat dikonsumsi atau dijual di pasar yang telah disediakan. Untuk kebun vertikal yang ada di beberapa dinding bangunan menggunakan air dari tangki yang berada di rooftop dengan menggunakan selang yang diatur berada di atas tanaman menggunakan sprinkler sehingga begitu keran air dibuka, percikan air akan langsung mengarah ke tanaman sehingga lebih memaksimalkan penggunaan air. Begitu pula dengan kebun yang berada di kawasan rumah susun ini, pengairan akan dilakukan dengan selang yang ditanam didalam tanah dan menggunakan sprinkler pada ujung selang sehingga begitu dibuka airnya dapat mengenai semua tanaman. Air untuk pengairan kebun juga didapat dari bak-bak penampungan air yang sudah disediakan berdekatan dengan kebun. 31 Gambar 3.2. Letak kebun vertikal pada rumah susun Sumber. Penulis 2014 Selain dari berkebun, warga juga dapat berjualan makanan di foodcourt terbuka yang berada di bantaran sungai. Beberapa tempat berinteraksi warga seperti lapangan olah raga, tempat pemancingan dan juga foodcourt mengarah ke sungai. Hal ini karena sungai selalu dijadikan area belakang yang jorok dan tidak tertata, namun saya mendesain semua aktivitas yang berorientasi ke sungai supaya suangai menjadi daerah muka dan terbuka sehingga warga akan sadar dan mau merawat sungai sehingga menjadi lebih bersih dan indah dipandang. Dengan mengubah pola pikir warga dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan aktivitas seperti mandi, buang air dan mencuci di sungai dapat membuat sungai menjadi lebih bersih, airnya menjadi lebih bersih dan udaranya tidak lagi bau yang diakibatkan oleh menumpuknya sampah yang sudah lama dan membusuk. Dengan demikian, kampung Hamdan ini akan semakin bersih, asri, sehat dan nyaman untuk ditinggali dan dapat mendatangkan banyak pengunjung untuk 32 menikmati kuliner dan pasar yang disediakan di kawasan ini. Dengan banyaknya pengunjung maka semakin bertambah pula pendapatan warga.

3.3 Kriteria Bangunan Hijau atau Green Building