Data Hasil Wawancara a. Sebelum menikah

hingga sekarang karena orang tua subjek tinggal di kota yang berbeda. Ayah subjek bekerja sebagai wiraswasta sebelum meninggal dunia ketika bencana Tsunami melanda kotanya. Ibu subjek saat inilah yang menopang perekonomian keluarga subjek dengan bekerja sebagai guru. Suami subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Suami subjek bekerja sebagai pegawai biro rektor universitas negeri di tempat tinggal subjek. Suami subjek sendiri merupakan salah satu teman keluarga subjek yang telah dianggap saudara oleh keluarga subjek. Subjek adalah sahabat peneliti sehingga peneleti tidak membutuhkan informan untuk memberitahukan lebih jauh informasi mengenai subjek. Peneliti menghubungi subjek untuk meminta kesediaan subjek menjadi responden ketika proses pengambilan data akan dilakukan. Subjek kemudian menyatakan bersedia membantu peneliti. Proses wawancara peneliti lakukan di rumah subjek sebanyak 2 kali.

b. Data Hasil Wawancara a. Sebelum menikah

Subjek mengenal calon suaminya melalui kakak angkat subjek yang sebelumnya tinggal di rumah subjek dan kemudian pindah kerumah calon suami subjek. hubungan keluarga subjek dengan calonsuami subjek makin lama makin dekan dan semakin lama seperti saudara bagi keluarga subjek. perasaan subjek pada calon suaminya waktu itu masih biasa-biasa saja karena calon suami subjek merupakan saudara jauh keluarga subjek. Hubungan subjek dengan calon suami subjek sebelum menikah seperti hubungan kakak dengan adik, malahan subjek Universitas Sumatera Utara sendiri pernah disuruh keluarga untuk memanggil calon suaminya dengan sebutan paman. Subjek sebelum menikah masih memiliki hubungan khusus dengan salah satu teman SMAnya sehingga subjek tidak memiliki rasa apapun mengenai hubungannya dengan calon suami. “Ketemunya di Aceh, awalnya dari kakak yang sebelumnya tinggal di rumah, trus pindah kerumahnya uda. Jadi ya gitu trus hubungan ma uda udah kayak saudara, tapi waktu itu ya biasa-biasa aja, gak ada perasaa apa-apa, lagian juga uda masih saudara jauh banget.” R4. W1k. 11-16hal. 69 “Ya..kayak kakak-adik, malahan sempat disuruh panggil om, hahaha.. sebelum nikah kan rianya lagi menjalani hubungan dekat dengan teman sebaya cinta monyet gitu hehe..” R4. W1k. 18-21hal. 69 Calon suami subjek melamar subjek pada saat kondisi subjek dan keluarga sedang kebingungan pasca bencana Tsunami. Subjek dan sekeluarga pada pasca tsunami mengungsi ke Medan ke rumah salah satu kerabat subjek. Pada saat itu calon suami subjek memberitahukan keinginannya untuk memperistri subjek pada kakak laki-laki ibu subjek, baru kemudian memberitahukannya pada ibu subjek. keluarga kemudian menyerahkan keputusan pada subjek apakah akan menerima atau tidak. Subjek pada awalnya terkejut hal seperti ini tiba-tiba terjadi . subjek kemudian mencoba meminta petunjuk pada Tuhan dengan mencoba shoolat istiqarah. Subjek kemudian merasa yakin setelah melaksanakan sholat tersebut. Pertimbangan subjek lainnya adalah keluarga subjek dan keluarga calon suami sudah saling mengenal dan calon suami subjek sendri juga memiliki hubungan yang baik dengan kaluarga subjek. “Dalam suasana ngungsi dari aceh ke medan pasca tsunami, tiba-tiba uda ngelamar aja ngomong pak Towo abangnya mama dan ke mama ria sendiri. trus mereka nyerahin keputusan ke saya, awalnya terkejut kok Universitas Sumatera Utara tiba-tiba gitu, trus ria coba sholat istiqarah, alhamdulillah yakin aja. Lagian semua keluarga sudah saling kenal jadi mereka gak khawatir.” R4. W1k. 24-31hal. 69. Orang tua subjek saat itu tidak memaksa subjek unutk menerima lamaran calon suami subjek. orang tua subjek saat itu memberikan pilihan pada subjek. pilihan itu adalah apakah subjek menolak lamaran tersebut dan meneruskan kuliahnya, atau tetap menikah tetapi kuliah subjek tetap dijalani. Subjek yang sudah memiliki keinginan untuk menikah diusia muda akhirnya memutuskan untuk menerima lamaran tersebut. orang tua subjek juga menekankan pada subjek bahwa tidak baik jika subjek menolak lamaran yang datang pada dirinya “Sebenarnya ortu gak terlalu maksain, waktu dilamar ortu balikin lagi ke saya, mau nikah apa nggak ? atau mau kuliah dulu, atau nikah jalan kuliah juga jalan, terserah ma aku. Tapi gak tau kenapa pas itu aku mau aja nikah. Soalnya waktu SMU punya keinginan untuk nikah muda, trus kata ortu juga pantang nolak lamaran, nanti gak datang lagi he..he..” R4. W1k. 32-39 hal. 69.

b. Setelah menikah