d. Penyesuaian dengan keluarga pasangan. Hubungan subjek yang baik dengan keluarga suami membuat subjek tidak
merasa kesulitan dalam hal penyesuaian dengan keluarga pasangannya. Hubungan subjek dengan ibu mertua juga terjalin dengan baik bgitu juga hubungan antara
subjek dengan keluarga suami lainnya yaitu kakak maupun adik suami. Menurut subjek ibu mertua tidak pernah memarahinya jika subjek melakukan kesalahan.
Ibu mertua akan menasehatinya jika ada kesalahan yang subjek lakukan. Subjek selalu berusaha untuk tidak memiliki pemikiran buruk dengan keluarga
pasangannya karena menurut subjek hubungan yang baik terjalin tergantung pada diri kita sendiri dalam menyesuikan diri dengan kondisi lingkungan tempat kita
berada. Kehidupan mandiri yang dipilih subjek ternyata membuahkan hasil yang
positif bagi subjek dan keluarganya. Hubungan subjek dengan keluarga semakin baik dan terhindar dari masalah. Keputusan ini dipilih subjek supaya tidak terjadi
banyak masalah dengan pihak keluarga suami jika mereka tinggal satu rumah dengan keluarga suami.
4. Pola Penyesuaian Pernikahan
Subjek dan suami jika sedang mengalami masalah seperti perbedaan pendapat memilih jalan penyelesaian dengan saling membicarakan masalah
tersebut. Subjek dan suami akan saling menasehati jika salah satu pasangan melakukan kesalahan. Subjek akan mendengarkan nasehat suami jika Ia telah
melakukan kesalahan begitu juga sebaliknya dengan suami subjek. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Landis Landis dalam Wahyuningsih, 2002, subjek
Universitas Sumatera Utara
dan pasangan memilih cara memnyelesikan konflik dengan cara kompromi compromise, yang berarti bahwa dalam memecahkan konflik pasangan, suami
istri melakukan kesepakatan-kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Suami istri berusaha untuk menyatukan pendapat melalui kesepakatan sehingga
meraih tingkat penyesuaian yang tinggi yang kemudian menumbuhkan rasa saling percaya dan rasa aman.
Pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan oleh subjek dibandingkan suami subjek. Suami subjek menyerahkan segala urusan dalam rumah tangga
kepadan subjek. Suami subjek hanya berperan dalam hal mencari nafkah saja. Subjek tidak mempermasalahkan hal ini, karena subjek sendiri juga kurang
mempercayai kemampuan suami dalam menyelesaikan masalah. Penyebab pertengkaran subjek dan suami lebih banyak disebabkan karena
permasalaha-permasalahan dalam rumah tangga seperti masalah menyiapakan makanan dan lain sebagainya. Penyebab utama lainnya adalah faktor kesulitan
komunikasi antara subjek dan suami. Suami subjek cenderung tidak memperdulikan apa yang dibicarakan subjek dan terkadang menyuruh subjek
mengulang kembali apa yang telah dibicarakan subjek sebelumnya. Hal ini membuat subjek merasa kesal dan akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan
marah pada suami. Suami subjek tidak terlalu memperdulikan subjek jika marah, Ia menunjukkan sikap yang sebaliknya yaitu dengan tersenyum dan memilih
untuk diam saja.
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan