5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan
1. Karakteristik kepribadian Salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian perkawinan dan
karakteristik kepribadian Burgess Locke ,1960. Kepribadian subjek cenderung lebih cepat emosi jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan
keinginannya. Subjek biasanya akan mengomeli suami jika ada masalah dan biasanya suami lebih sering tidak memperdulikan subjek jika subjek sedang
marah. Suami subjek cenderung sulit dalam memahami apa yang terkadang menjadi masalah bagi subjek sering membuat subjek kesal dan pada akhirnya
bertengkar. 2. Latar belakang Budaya
Persamaan latar belakang budaya antara suami dan istri merupakan hal yang baik, sedangkan jika terdapat perbedaan latar belakang yang cukup besar
maka hal tertentu ini dapat menyulitkan penyesuaian dalam pernikahan Burgess Locke, 1960. Latar belakang budaya yang sama tidak menimbulkan kesulitan
bagi subjek dan pasangannya dalam menjalani kehidupan pernikahan mereka. 3. Pola Respon
Secara umum keromantisan dihubungkan dengan adanya saling ketertarikan. Hal ini merupakan kebahagian terbesar dalam pernikahan. Subjek
dan suami bukan merupakan pasangan yang romantis. Hal ini menurut subjek dikarenakan hubungan subjek yang cukup singkat sebelum menikah dengan suami
karena pernikahan mereka dijodohkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Hasrat seks Subjek yang telah mengalami kebosanan dan hubungan seksualnya dengan
suami membuat penyesuaian seksual subjek juga mengalami masalah. Subjek berfikir bahwa hubungan seksual dengan suami tidak harus sering dilakukan
karena dapat mengganggu rutinitasnya bekerja. Kepuasan subjek dalam berhubungan hanya subjek rasakan sebentar saja, beberapa hari kemudian subjek
sudah tidak dirasakannya lagi. Dorongan untuk berhubungan juga sudah mulai berkurang pada diri subjek. Walaupun demikian subjek tetap memenuhi keinginan
suami walaupun subjek sedang tidang menginginkan untuk berhubungan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Walgito 1984 adanya saling pengertian antara
suami dan istri terhadap dorongan seks, pasangannya akan menghindarkan ketidakpuasan dalam melakukan hubungan seksual.
IV.C.3. Subjek 1II 1. Arti perkawinan bagi subjek
Pernikahan bagi subjek adalah kehidupan rumah tangga seperti kehidupan biasa yang Ia jalani. Pernikahan adalah rumah tangga dimana ada istri dan suami
dengan peran mereka masing-masing. Istri berperan melayani suami dan suami harus pengertian terhadap istrinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Duvall
Miller Aryaaulia, 2004 dimana menikah didefinisikan sebagai hubungan pria dan wanita yang diakui dalam masyarakat yang melibatkan hubungan seksual,
adanya penguasaan dan hak mengasuh anak, dan saling mengetahui tugas masing- masing sebagai suami dan istri.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendapat subjek mengenai pernikahan yang dilakukan wanita di usia remaja