Gambaran Umum Kabupaten Sejarah Tapanuli Tengah

BAB II SEJARAH, SISTEM, SOSIOBUDAYA MASYARAKAT

2.1. Gambaran Umum Kabupaten

Kabupaten Tapanuliu Tengah terletak di wilayah Pantai Barat Sumatera Utara, dengan ciri-ciri administrasi sebagai berikut: Keadaan topografi wilayah kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari pantai, lahan pertanian, perikanan, perkebunan, hutan, semak belukar dengan kondisi kesuburan, dan ketandusan daerah yang berbeda-beda. Tabel ketinggian daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah: sedangkan kemiringan lahan kabupaten Tapanuli Tengah secara umum adalah datar dan curam yaitu: Kemiringan 0 – 2 79,087 ha Kemiringan 2 – 15 9.658 ha Kemiringan 15 – 40 58,100 ha Kemiringan 40 ke atas 72,663 ha Sedangkan potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah, baik untuk kepentingan irigasi, air minum, transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh 4 aliran sungai DAS: adapun DAS tersebut antara lain adalah: 1. DAS Batang Toru 2. DAS Tapus 3. DAS Aek Sibundong 4. DAS Sirahar Adapun daerah hulu sungai tersebut berasal dari Bukit Barisan dan bermuara di Pantai Barat Sumatera, secara umum sungai-sungai tersebut pendek, terjal dan sempit sehingga tidak mungkin dijadikan sebagai sarana transportasi, tetapi dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air. Untuk kondisi iklimnya sendiri Kabupaten Tapanuli Tengah tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Sumatera Utara. Iklim terbagi atas dua kondisi, yaitu musim kemarau dan Universitas Sumatera Utara musim penghujan sedangkan temperatur udara di daerah Tapanuli Tengah berkisar antara 22 – 33 C.

2.2 Sejarah Tapanuli Tengah

Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh kolonial Inggris. Namun, dengan Traktat London pada tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera kepada Belanda dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semananjung Melayu. Pad saat itulah Inngris menyerahkan Barus dan Singkil kepada Belanda dan selanjutnya Teluk Tapian Nauli oleh Belanda dimasukkan ke dalam wilayah residen Sumatera Barat yang beribukota di Padang. Ketika daerah jajahan Belanda semakin luas hingga ke Silindung pada tahun 1859 dan ke daerah Toba pad tahun 1883, maka untuk lebih memperkokoh posisi dan strategi Belanda membagi wilayah yang telah dikuasainya menjadi empat daerah afdeling. Adapun afdeling tersebut sebagai berikut: 1. Sibolga dan daerah sekitarnya 2. Distrik Batang Toru 3. Barus dan Pakkat 4. Singkil Sejak keluarnya Staadblad No. 496 Tahun 1906 status Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi dibawah kepemimpinan Gubernur Sumatera Utara yang berkedudukan di Medan yang membagi wilayah keresidenan Tapanuli dalam 5 afdeling yaitu: 1. Afdeling Natal dan Batang Natal 2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru 3. Afdeling Padang Sidempuan 4. Afdeling Nias 5. Afdeling Tanah Batak Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 Kakuriaan dan masing-masing Kakuria dipimpin oleh Kepala Kakuria. Universitas Sumatera Utara Pada saat itu afdeling Barus menjadi termasuk afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staadblad No. 93 Tahun 1933 maka sebagian Onder afdeling Barus digabung ke afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk ke afdeling daratan tinggi Toba. Selanjutnya dengan Sttaadblad No. 563 Tahun 1937 Onder afdeling Barus keseluruhannya dimasukkan ke afdeling Sibolga berdasarkan Staadblad tersebut keresidenan Tapanuli dibagi atas 4 afdeling, yaitu: 1. afdeling sibolga 2.afdeling nias 3. afdeling sidempuan 4. afdeling tanak batak yang termasuk afdelung sibolga adalah sebagai berikut 1. onder distrik sibolga 2. onder distrik lumut 3. onder distrik barus pada kenyataan apa yang disebut daerah tinggkat II tapanuli tengah adalah pencerminan dari pembangian wilayah yang diatur dengan staadblad No. 563 tersebut diatas. Pada jaman jepang khususnya sistem pemerintahan keresidenan tapanuli lebih dititik beratkan pada strategi pertahanan misalnya heiho, gyugun, dan badan – badan lainnya. Setelah proklamasi kemerdekaan, maka padatanggal 15 oktober 1945 oleh gubernur sumatera utara Mr. T. Mhod Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom dibawah dan penyusunan pemerintah daerah kepada masing – masing residen. Bahkan telah dipertegas lagi dengan PP No 8 tahun 1947 yang menjadikan daerah otonom. Pada permulaan daerah otonom sobolga di pegang oleh keresidenan Dr. lumbantobing yang berkedudukan di Tarutung, dengan dasar telegram dari Gubernur Sumatera tanggal 12 Oktober 1945 tentang pembentukan kepala-kepala daerah Sibolga. Selanjutnya pada bulan Juli 1946 melali sidang Komite nasional daerah kersidenan Tapanuli dibentuk Kabupaten Tanah Batak. Universitas Sumatera Utara Khususnya untuk Kota Sibolga, dengan surat keputusan Gubernur Sumatera pada tanggal 17 Mei 1946 Kota Sibolga dijadikan Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang walikota. Pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, pada tanggal 17 November 1997 dibentuk sebuah dewan kota. Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan system pemerintahan Onder Distrik afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan pertama sekali terbaebtuk adalah kecamatan Sibolga dan kemudian diikuti oleh kecamatan Lumut dan Barus sedangkan kecamaytan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Presiden Tapanuli pada tahun 1947, kecamatan Sorkam dipisah dari Barus berdasrkan kepada ketentuan yang menyatakan setiap kabup[aten harus memiliki minimal dua Kewedanaan sedang satu kewedanaan mempunyai 4 kecamatan pada ketika itu. Pada masa Undang-Undang Dasar 1945 konstitusi RIS dan Undang Undang Sementara 1950 sistem pemerintahan yang ada tidak mengadakn perubahan atas bentuk dan batas-batas wilayah Tapanuli Tengah yang sebelumnya. Dengan Undang Undang Darurat No. 7 tahun 1956 Sumatera Utara dibentuk daerah otonom Kabupaten kecuali Kabupaten Dairi yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah. Salah satu daerah yang terbentuk dari Undang Undang Darurat tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Universitas Sumatera Utara KECAMATAN DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH KECAMATAN IBUKOTA Camat Pinang Sori Pinang Sori Camat Badiri Lopian Camat Sibabangun Sibabangun Camat Pandan Pandan Camat Tukka Tukka Camat Tapian Nauli Tapian Nauli Camat Sitahuis Sitahuis Camat Kolang Kolang Camat Sorkam Sorkam Camat Sorkam Barat Sorkam Barat Camat Barus Barus Camat Sosor Gadong Sosor Gadong Camat Andam Dewi Andam Dewi Camat Manduamas Manduamas Camat Sirandorung Sirandorung LUAS DAERAH KECAMATAN TAHUN KECAMATAN LUAS TERHADAP TOTAL 1. Pinang Sori 78,32 3,75 2. Lopian 129,49 5,90 3. Sibabangun 439,99 20,05 4. Pandan 62,33 2,84 5. Tukka 148,92 6,78 6. Tapian Nauli 83,10 3,78 Universitas Sumatera Utara 7. Sitahuis 50,52 2,30 8. Kolang 400,65 18,25 9. Sorkam 116,25 5,30 10. Sorkam Barat 147,94 6,74 11. Barus 84,83 3,86 12. Sosor Gadong 143,14 6,52 13. Andam Dewi 122,42 5,58 14. Manduamas 99,55 4,54 15. Sirandorung 87,72 4,00 JUMLAHTOTAL 2.194,98 100,00 BANYAKNYA KELURAHAN DIRINCI MENURUT KECAMATAN NO. KECAMATAN DESA KELURAHAN JUMLAH 1. Pinang Sori 5 2 7 2. Lopian 8 1 9 3. Sibabangun 11 2 13 4. Pandan 6 5 11 5. Tukka 7 1 8 6. Tapian Nauli 8 1 9 7. Sitahuis 6 6 8. Kolang 10 2 12 9. Sorkam 13 1 14 10. Sorkam Barat 14 1 15 11. Barus 16 2 18 12. Sosor Gadong 8 1 9 13. Andam Dewi 13 13 14. Manduamas 8 1 9 Universitas Sumatera Utara 15. Sirandorung 7 7 JUMLAHTOTAL 140 20 160 JARAK IBUKOTA KABUPATEN DENGAN DAERAH LAIN NO. IBUKOTA KABUPATEN JARAK 1. PANDAN MEDAN 359 2. PANDAN SIBOLGA 10 3. PANDAN TARUTUNG 76 4. PANDAN PADANG SIDEMPUAN 78 5. PANDAN PINANG SORI 22 6. PANDAN LOPIAN 12 7. PANDAN SIBABANGUN 30 8. PANDAN TUKKA 5 9. PANDAN TAPIAN NAULI 21 10. PANDAN KOLANG 37 11. PANDAN SORKAM 45 12. PANDAN Pasaribu Tobing Jae 46 13. PANDAN SIORDANG 62 14. PANDAN RINA BOLAK 88 15. PANDAN PADANG MASIANG 76 16. PANDAN BAJAMAS 96 17. PANDAN MANDUAMAS 108

2.3 Sejarah Desa Pananggahan