Metode Pengumpulan Data Aset

3. Masing-masing 5 sampel BPR Syariah dan 5 sampel BPR Konvensional yang konsisten dengan perkembangan jumlah aset secara signifikan selama periode pengamatan 2011-2013. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan. maka terdapat 5 sampel penelitian yang dapat mewakili masing-masing kelompok bank yaitu 5 BPR Syariah berskala provinsi dan 5 BPR Konvensional berskala provinsi. Sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Daftar Nama Sampel Bank Penelitian BPR Syariah BPR Konvensional BPR Syariah Aceh BPR Konvensional Aceh BPR Syariah Sumatera Utara BPR Konvensional Sumatera Utara BPR Syariah D.K.I Jakarta BPR Konvensional D.K.I Jakarta BPR Syariah Sulawesi Selatan BPR Konvensional Sulawesi Selatan BPR Syariah NTB BPR Konvensional NTB Sumber: Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Perbankan Indonesia 2014

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi. yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalui metode studi pustaka. eksplorasi literatur-literatur dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder. yaitu data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan. gambaran pelengkap untuk diproses lebih lanjut. Data sekunder penelitian ini didapat dari hasil penelitian lembaga seperti BI yang diperoleh dari laporan publikasi Bank Indonesia dalam bentuk Statistik Perbankan Indonesia selama periode pengamatan 2011-2013. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Total Aset diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank yag bersangkutan selama periode pengamatan. b. Dana Pihak Ketiga diperoleh dari neraca dalam laporan keuangan tahunan bank yang bersangkutan selama periode pengamatan.

c. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank asing dan bank swasta nasional bersangkutan selama periode pengamatan. d. Total kredit dari neraca dalam laporan keuangan bank yang bersangkutan selama periode pengamatan. e. Total Pendapatan diperoleh dari laporan labarugi dalam laporan keuangan tahunan bank yang bersangkutan selama periode pengamatan.

3.4 Metode Analisis Data

Menurut penelitian oleh peneliti BI yaitu Hadad et all. 2003: 1 dengan menggunakan pendekatan parametrik maupun DEA. tujuan dari penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu frontier yang akurat. Namun demikian. kedua metode menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mencapai tujuan ini. Pendekatan parametrik menghasilkan stochastic cost frontier sedangkan pendekatan DEA menghasilkan production frontier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan non parametric yakni metode Data Envelopment Analysis DEA. Penelitian ini akan menggunakan bantuan software MaxDEA versi 6.0. ………………………...……............ 3.1

3.4.1 Metode Data Envelopment Analysis DEA

Menurut Muhammad Afif Amirillah 2010 : 9 Data Envelopment Analysis merupakan prosedur yang dirancang khusus untuk mengukur nilai efisiensi yang menggunakan banyak input dan banyak output. dimana penggabungan input dan output tersebut tidak dapat dilakukan. Skor efisiensi Data Envelopment Analysis relatif tergantung pada tingkat efisiensi dari unit -unit bank syariah maupun konvensional lain didalam sampel. Data Envelopment Analysis mampu memberikan rekomendasi faktor-faktor apa saja yang harus dilakukan perubahan untuk mencapai efisiensi.

3.4.2 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank

Efisiensi teknik perbankan diukur dengan menghitung rasio antara output dan inputnya. DEA akan menghitung bank yang menggunakan input n untuk menghasilkan output m yang berbeda Miller dan Noulas, dikutip Sutawijaya dan Lestari dalam Arief Setiawan, 2013 : 48 Dimana: h s = efisiensi bank s m = output bank s yang diamati n = input bank s yang diamati yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung dari 1 ke m serta j hitung dari 1 ke n , Untuk r = 1, ……, N………………….. 3.2 Penggunaan satu variabel input dan satu output ditunjukkan dalam persamaan 3.1. Rasio efisiensi hs. kemudian dimaksimumkan dengan kendala sebagai berikut : Dimana ui dan vj ≥ 0................................................................................ 3.3 Persamaan 3.2 menyebutkan bahwa N mewakili jumlah bank dalam sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE lain tidak lebih dari 1. sementara pertidaksamaan kedua berbobot non-negatif positif. Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien. apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen. sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA. setiap bank dapat menentukan bobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotnya yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. Sutawijaya dan Lestari 2009 : 57. Metode analisis pada persamaan 3.1 dan 3.2 juga dapat dijelaskan bahwa efisiensi sejumlah bank sebagai UKE n. Setiap bank menggunakan n jenis input untuk menghasilkan m jenis output. apabila xjs merupakan jumlah input j yang digunakan oleh bank sedangkan yis 0 merupakan jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. Variabel keputusan decision variable dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus diberikan pada setiap input dan output bank. Vj merupakan bobot yang diberikan pada input j oleh bank dan ui merupakan bobot yang diberikan pada output i oleh bank. sehingga vj dan ui merupakan variabel keputusan. Nilai variabel ini ditentukan melalui iterasi program linear. Kemudian diformulasikan pada sejumlah s program linear fraksional fractional linear programs. Satu formulasi program linear untuk setiap bank dalam sampel. Fungsi tujuan dari setiap program liniear fraksional tersebut adalah rasio dari output tertimbang di bagi rasio input tertimbang total weighted outputtotal weighted input dari bank. Muharam dan Pusvitasari 2007 : 46 Model pengukuran teknik bank berdasarkan asumsi pendekatan frontier dibagi menjadi dua jenis. yaitu : a. Model DEA CCR Charnes-Cooper-Rhodes. 1978 Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Charnes. Coopers dan Rhodes CCR pada tahun 1978 yang disebut dengan model CCR. Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama constant return to scale atau CRS. Artinya. jika ada tambahan input sebesar x kali. maka output juga akan meningkat sebesar x kali. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan ie. bank beroperasi pada skala yang optimal optimum scale. Endri 2011 : 15 …………………………………………... 3.4 ……………………………... 3.5 …..………………………... 3.6 Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah Constant Return to Scale CRS. Beberapa program linier ditransformasikan ke dalam program ordinary liniear secara primal atau dual. sebagai berikut: Maksimisasi Fungsi batasan dan kendala: Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan programasi linier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk bank s. sedangkan kendala untuk semua bank yaitu output yang dibobot dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa semua bank akan berada atau di bawah referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin. Sutawijaya dan Lestari 2009 : 58. b. Model DEA BCC Bankers. Charnes dan Cooper. 1984 Model BCC ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal. Persaingan dan kendala-kendala keuangan dapat menyebabkan perusahaan untuk tidak beroperasi pada skala optimalnya. Asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama variable return to scale atau VRS. Artinya penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali. bisa lebih kecil atau lebih besar dari x kali. Endri 2011 : 15

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Adapun penentuan variabel-variabel input dan output dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Variabel Input-Output Pendekatan Input Ouput Aset Intermediasi Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Biaya Tenaga Kerja Pendapatan Sumber: Hasil Olah Data Input-Output Dalam penelitian ini terdapat definisi dari operasional variabel yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Input

Variabel input adalah variabel yang mempengaruhi variabel output. Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga variabel.

a. Aset

Aset I2 adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh bank meliputi kas. giro pada Bank Indonesia. penempatan pada bank lain. surat berharga yang dimiliki. pembiayaan atau kredit. dan aktiva tetap yang dimiliki.

b. Dana Pihak Ketiga

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan Menggunakan Metode Data Envelop- Ment Analysis (DEA) (Periode April 2011 – Maret 2013)

0 5 18

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 201

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 2011.4 - 2013.3 ).

0 1 11

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 2011.4 - 2013.3 ).

2 43 31

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data E

0 1 13

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Syariah - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 18

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 8

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 13