Latar Belakang Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga Keuangan Bank merupakan sebuah institusi yang mempunyai peran penting di dalam proses maupun aktivitas ekonomi masyarakat di Indonesia. Fungsi utama Bank adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali untuk membiayai sektor-sektor produktif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri akhir-akhir ini telah mencapai pertumbuhan yang signifikan. Hal ini telah mendorong sektor perbankan kita untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberi kepuasan dan kemudahan kepada nasabahnya. Di Indonesia. Bank terdiri dari 2 jenis. yaitu : 1. Bank Umum 2. Bank Perkreditan Rakyat Seperti halnya Bank Umum. BPR pun dibagi menjadi dua jenis usaha. yaitu Syariah dan Konvensional. Secara umum tidak ada perbedaan fungsi antara BPR syariah dengan BPR konvensional. yaitu sebagai lembaga intermediasi atau intermediary institution yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pinjaman atau fasilitas pembiayaan.Litta Rachmalia 2011 : 2 BPR Syariah adalah salah satu jenis bank yang diizinkan beroperasi dengan sistem syariah di Indonesia. Aturan hukum mengenai BPR Syariah mengacu kepada Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dan Peraturan Bank Indonesia PBI .serta dipertegas dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa BPR Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam sistem perbankan nasional. BPR Syariah adalah bank yang didirikan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil UMK. Sektor UMK ini yang menjadikan BPR Syariah berbeda pangsa pasarnya dengan Bank Umum Bank Umum Syariah. Dalam sistem perbankan syariah. BPR Syariah merupakan salah satu bentuk BPR yang pengelolaannya harus berdasarkan prinsip syariah. Bank Indonesia Menurut Litta Rachmalia 2011 : 2 BPR Syariah terfokus untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil UMK yang menginginkan proses mudah. pelayanan cepat dan persyaratan ringan. BPR Syariah memiliki petugas yang berfungsi sebagai armada antar jemput setoran dan penarikan tabungandeposito termasuk setoran angsuran pembiayaan. Pelayanan ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat UMK yang cenderung tidak bisa meninggalkan usaha kesehariannya di pasartokorumah. Di Indonesia terdapat 2.872 BPRS hingga akhir 2013. Secara nasional kinerja BPRS periode 2011-2013 mengalami perkembangan cukup stabil. Berdasarkan data Bank Indonesia selama periode tersebut total aset bertumbuh dari Rp. 3.520 miliar menjadi Rp. 5.833 miliar. atau naik rata-rata 24.73 pertahun. Dana pihak ketiga dari Rp. 2.095 miliar pada 2011 menjadi Rp. 3.666 miliar pada akhir 2013 atau. naik kira-kira 27.26 pertahun. Penyaluran kredit dari Rp. 3.328 miliar menjadi Rp. 5.544 miliar. atau naik rata-rata 24.97 pertahun. Yang menarik jumlah penyaluran kredit melebihi jumlah dana pihak ketiga. hal ini berarti fungsi intermediasi keuangan ternyata berjalan dengan baik. Namun beberapa tahun terakhir. keberadaan BPRS mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan. karena lahan pembiayaan mikro yang menjadi lahan bagi BPR Konvensional kini mulai diambil alih oleh BPRS. Hal ini tentu saja akan memperkuat posisi BPRS dan akan menggusur dominasi BPR di Indonesia. Hal ini mengakibatkan kenaikan jumlah BPRS secara nasional yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Aset dan Pembiayaan BPR Syariah di Indonesia Asset and Financing of Sharia Rural Bank Miliar Rp Billion Rp Indikator 2011 2012 2013 Aset 3.520 4.699 5.833 Pembiayaan IB 2.676 3.554 4.433 Lancar 2.512 3.335 4.145 Kurang Lancar 49 73 91 Diragukan 45 52 66 Macet 70 94 132 Non Performing Financing Nominal 164 219 288 Non Performing Financing 6.11 6.15 6.50 Sumber: Bank Indonesia Data diolah Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa aset BPR Syariah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011. jumlah asetnya adalah 3.520 miliar. Namun pada akhir 2013 jumlah asetnya melonjak menjadi 5.833 miliar. Sedangkan dari sisi pembiayaan. kontribusi BPR Syariah cukup diperhitungkan. Pada tahun 2011. jumlah dana yang disalurkan oleh BPR Syariah mencapai 2.676 miliar yang terus naik menjadi 4.433 miliar pada akhir 2013. Selain BPR Syariah. di Indonesia terlebih dahulu terdapat BPR Konvensional yaitu salah satu jenis bank pembiayaan yang beroperasi menggunakan prinsip-prinsip ekonomi konvensional pada umumya. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan yang berfungsi tidak hanya sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal kerja. investasi maupun konsumsi tetapi juga melakukan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka. tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. BPR juga dapat menerbitkan cek dan bilyet giro seperti bank umum. Wilayah operasional BPR pun mencakup secara nasional. BPR yang menjalankan fungsinya berdasarkan perbankan pada umumnya. Bagi perbankan konvensional. keuntungan diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan. dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. keuntungan bukan diperoleh dari bunga melainkan dari sistem bagi hasil. Secara khusus. perkembangan BPR Konvensional di Indonesia jug mengalami tren kenaikan jumlah aset yang signifikan yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Aset dan Pembiayaan BPR Konvensional di Indonesia Asset and Financing of Conventional Rural Bank Miliar Rp Billion Rp Indikator 2011 2012 2013 Aset 55.799 67.397 77.376 Kredit 41.100 49.818 59.176 Lancar 38.953 47.450 56.566 Kurang Lancar 495 577 640 Diragukan 420 453 537 Macet 1.231 1.339 1.433 Non Performing Financing Nominal 2.146 2.369 2.610 Rasio Non Performing Loan 5.22 4.75 4.41 Sumber: Bank Indonesia Data diolah Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa aset BPR Konvensional mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011. jumlah asetnya adalah 55.799 miliar miliar. Namun pada akhir 2013 jumlah asetnya melonjak menjadi 59.176 miliar. Sedangkan dari sisi penyaluran kredit. BPR Konvensional menyalurkan dana sejumlah 41.100 pada tahun 2011. dan terus meningkat menjadi 59.176 pada akhir 2013. Namun demikian. perkembangan jumlah kantor BPR Syariah dan secara nasional selama periode 2011-2013 mengalami kenaikan secara perlahan daripada BPR Konvensional yang dapat dilihat pada Tabel 1.3: Tabel 1.3 Perbandingan Jaringan Kantor BPR Syariah dan BPR Konvensional di Indonesia Tahun 2011-2013 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Data diolah Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa BPR Syariah dan BPR Konvensional mengalami kenaikan jumlah. Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah BPR Syariah dari 155 bank pada tahun 2011. menjadi 163 bank saja saja pada akhir 2013. Sedangkan pada BPR Konvensional jumlah unit banknya mengalami tren penurunan yang cukup drastis. Hal ini dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011 jumlahnya adalah sebanyak 1.669 unit bank saja saja. Namun pada akhir 2013 meningkat menjadi 1.635 kantor di seluruh Indonesia. Sama halnya dengan BPR Syariah. BPR Konvensional juga harus menghadapi berbagai resiko dalam kegiatan operasionalnya. Menurut Idroes 2008 : 21. pada dasarnya resiko yang dihadapi dapat dibagi atas dua kelompok besar. yaitu resiko finansial dan resiko nonfinansial. Resiko finansial terkait dengan berupa hilangnya sejumlah uang akibat resiko yang terjadi. Pada sisi lain. resiko nonfinansial terkait kepada kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan secara jelas jumlah uang yang hilang. Dampak finasial dari resiko nonfinansial tidak dapat langsung dirasakan. Indikator 2011 2012 2013 BPR Syariah Jumlah Bank 155 158 163 Jumlah Kantor 364 401 402 BPR Konvensional Jumlah Bank 1.669 1.653 1.635 Jumlah Kantor 4.172 4.425 4.678 Mengukur efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti melihat perbandingan indikator kinerja perbankan dan rasio keuangan. selain itu ada juga beberapa metode lain. yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik Hadad et al..2003 dalam Arief Setiawan. 2013 : 8 Pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach SFA. Distribution Free Approach DFA. dan Thick Frontier Approach TFA. sedangkan yang non parametrik adalah dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis DEA. Pengukuran efisiensi BPR Syariah dan BPR Konvensional dalam penelitian ini akan menggunakan metode non-parametrik Data Envelopment Analysis DEA. Mengingat pentingnya efisiensi dalam persaingan dunia perbankan yang semakin ketat dan untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi BPR Syariah dan BPR Konvensional yang beroperasi di Indonesia. maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi Antara BPR Syariah Dengan BPR Konvensional Di Indonesia ” menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan Menggunakan Metode Data Envelop- Ment Analysis (DEA) (Periode April 2011 – Maret 2013)

0 5 18

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 201

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 2011.4 - 2013.3 ).

0 1 11

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ( Periode Tahun 2011.4 - 2013.3 ).

2 43 31

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data E

0 1 13

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Syariah - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 18

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 8

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 0 13