Tabel 4.6 Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknik 5 BPR Syariah dan
5 BPR Konvensional di Indonesia Tahun 2011-2013 Persen
Nama Bank Tahun
2011 2012
2013
BPR Syariah Aceh 100
100 97
BPR Syariah Sumatera Utara
94 100
100 BPR Syariah D.K.I
Jakarta 100
100 100
BPR Syariah Sulawesi Selatan
100 100
100 BPR Syariah NTB
100 100
100 BPR Konvensional Aceh
100 100
100 BPR Konvensional
Sumatera Utara 85
55 48
BPR Konvensional D.K.I Jakarta
58 100
100 BPR Konvensional
Sulawesi Selatan 100
100 100
BPR Konvensional NTB 100
66 56
Pencapaian rata-rata 93.7
92.1 90.1
Sumber: Data diolah Output MaxDEA 6
Statistik pada Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 terdapat tujuh bank yang mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen efisien.
BPR Syariah yang efisien tahun ini yaitu terdapat BPR Syariah Aceh, BPR Syariah D.K.I Jakarta, BPR Syariah Sulawesi Selatan, dan BPR Syariah NTB.
Sedangkan pada BPR Konvensional terdapat BPR Konvensional Aceh, BPR Konvensional Sulawesi Selatan dan BPR Konvensional NTB.Sedangkan pada
tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah BPR yang efisien menjadi 8 bank. Ke semua sampel BPR Syariah mencapai tingkat efisiensi 100 persen. Sedangkan pada BPR
Konvensional sendiri terdapat 3 bank yang efisien, yakni BPR Konvensional Aceh, BPR Konvensional D.K.I Jakarta, dan BPR Konvensional Sulawesi
Selatan. Lalu pada tahun 2013, terjadi penurunan jumlah bank yang efisien manjadi 7 bank saja. BPR Syariah sendiri mencatatkan diri sebanyak 4 bank
kecuali BPR Syariah Aceh. Sedangkan pada BPR Konvensional terdapat 2 bank yang tidak mencapai tingkat efisiensi yaitu BPR Konvensional Sumatera Utara
dan BPR Konvensional NTB. Tabel 4.6 juga menjelaskan bahwa pencapaian rata-rata efisiensi teknik 10
sampel bank tersebut dimana mengalami penurunan setiap tahunnya dari tahun 2011-2013. Yakni mengalami penurunan rata-rata efisiensi dari 93.7 persen pada
tahun 2011 menjadi 90.1 persen pada akhir tahun 2013.
Tabel 4.7 Nilai
Actual. Target. dan Proportionate Movement Input-Output BPR Syariah dan BPR Konvensional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2011
Nama Bank Tingkat
Efisiensi Persen
Actual Milyar
Rupiah Target
Milyar Rupiah
Proportionate Movement
Persen BPR Syariah Aceh
100 Aset
86.236 86.236
DPK 45.373
45.373 Biaya Tenaga Kerja
6.654 6.654
Pembiayaan 53.970
53.970 Pendapatan
12.684 12.684
Nama Bank
Tingkat Efisiensi
Persen Actual
Juta Rupiah Target
Juta Rupiah
Proportionate Movement
Persen
BPR Syariah Sumatera Utara
94 Aset
96.219 90.692
56.93 DPK
61.975 52.944
36.70
Biaya Tenaga Kerja 4.338
4.081 25,29
Pembiayaan 61.334
61.334 Pendapatan
14.974 21.438
41,12
BPR Syariah D.K.I Jakarta
100 Aset
31.894 31.894
DPK 6.323
6.323 Biaya Tenaga Kerja
1.819 1.819
Pembiayaan 24.373
24.373 Pendapatan
6.264 6.264
BPR Syariah Sulawesi Selatan
100 Aset
113.554 113.554
DPK 44.402
44.402 Biaya Tenaga Kerja
5.887 5.887
Pembiayaan 80.314
80.314 Pendapatan
35.785 35.785
BPR Syariah NTB
100 Aset
103.672 103.672
DPK 54.368
54.368 Biaya Tenaga Kerja
3.288 3.288
Pembiayaan 63.274
63.274 Pendapatan
13.904 13.904
BPR Konvensional Aceh
100 Aset
125.000 125.000
DPK 55.000
55.000 Biaya Tenaga Kerja
4.206 4.206
Kredit 90.000
90.000 Pendapatan
22.670 22.670
BPR Konvensional Sumatera Utara
85 Aset
763.000 648.140
11,85 DPK
538.000 457.584
80,41 Biaya Tenaga Kerja
34.091 28.362
51.63 Kredit
541.000 541.000
Pendapatan 191.667
191.667
BPR Konvensional D.K.I Jakarta
58 Aset
1.341.000 779.872
56.12 DPK
837.000 486.328
35.67 Biaya Tenaga Kerja
35.335 20.377
14,62 Kredit
700.000 700.000
Pendapatan 298.277
298.277
BPR Konvensional Sulawesi Selatan
100 Aset
669.000 669.000
DPK 366.000
366.000 Biaya Tenaga Kerja
9.184 9.184
Kredit 546.000
546.000 Pendapatan
63.609 63.609
BPR Konvensional NTB
100 Aset
716.000 716.000
DPK 452.000
452.000 Biaya Tenaga Kerja
27.647 27.647
Kredit 541.000
541.000 Pendapatan
91.986 91.986
Sumber: Data diolah Output MaxDEA 6
Tabel 4.7 diatas memperlihatkan input-output yang menyebabkan inefisiensi pada masing-masing BPR Syariah dan BPR Konvensional. Tabel
tersebut menunjukkan nilai actual. target. dan proportional movement. Nilai actual adalah nilai input-output yang digunakan. target adalah pencapaian yang
diharapkan untuk mencapai tingkat efisiensi relatif. dan proportional movement adalah persentase dari kenaikan yang diharapkan. dalam Arief Setiawan, 2013 :
70 Bank yang mengalami inefisiensi pada tahun 2011 adalah BPR Syariah
Sumatera Utara, BPR Konvensional Sumatera Utara, dan BPR Konvensional D.K.I Jakarta. Ketidakefisienan ketiga sampel bank tersebut terletak pada ketiga
inputnya aset, dpk, dan biaya tenaga kerja. Ketidakefisienan ketiga input sampel bank tersebut terjadi karena penggunaannya yang kurang maksimal. Pada BPR
Syariah Sumatera Utara Target efisiensi masing-masing input tersebut dapat diupayakan dengan peningkatan efisiensi sebesar 56.93 persen untuk input aset
karena target efisiensi yang dapat dicapai hanya 96.219 Milyar dari 90.692 Milyar yang dialokasikan. Begitu juga dengan input dpk dan biaya tenaga kerja masing-
masing 36.70 persen dan 25.29 persen untuk mencapai tingkat efisiensi 100 persen. Sedangkan untuk output pendapatan yang mencapai juga tidak efisien.
karena target output tersebut seharusnya dicapai 21.438 Milyar. Maka peningkatan efisiensi yang harus dilakukan adalah sebesar 41.12 persen.
Sedangkan BPR yang telah mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen pada tahun 2011 terdapat BPR Syariah Aceh, BPR Syariah D.K.I Jakarta, BPR
Syariah Sulawesi Selatan, dan BPR Syariah NTB. Sedangkan pada BPR Konvensional terdapat BPR Konvensional Aceh, BPR Konvensional Sulawesi
Selatan, dan BPR Konvensional NTB. Pada Tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah bank yang efisien yang
sebelumnya pada tahun 2011 bank yang efisien ada tujuh bank namun pada tahun 2012 naik menjadi delapan bank.
Tabel 4.8 Nilai
Actual. Target. dan Proportionate Movement Input-Output BPR Syariah dan BPR Konvensional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2012
Nama Bank Tingkat
Efisiensi Persen
Actual Milyar
Rupiah Target
Milyar Rupiah
Proportionate movovement
Persen BPR Syariah Aceh
100 Aset
93.669 93.669
DPK 53.611
53.611 Biaya Tenaga Kerja
7.944 7.944
Pembiayaan 57.787
57.787 Pendapatan
154.810 154.810
Nama Bank
Tingkat Efisiensi
Persen Actual
Juta Rupiah Target
Juta Rupiah
Proportionate movovement
Persen
BPR Syariah Sumatera Utara
100 Aset
101.420 101.420
DPK 62.274
62.274 Biaya Tenaga Kerja
5.789 5.789
Pembiayaan 67.341
67.341 Pendapatan
16.442 16.442
BPR Syariah D.K.I Jakarta
100 Aset
35.594 35.594
DPK 88.460
88.460
Biaya Tenaga Kerja 1.915
1.915 Pembiayaan
27.166 27.166
Pendapatan 70.360
70.360
BPR Syariah Sulawesi Selatan
100 Aset
122.832 122.832
DPK 61.977
61.977 Biaya Tenaga Kerja
6.586 6.586
Pembiayaan 86.369
86.369 Pendapatan
34.105 34.105
BPR Syariah NTB
100 Aset
135.162 135.162
DPK 81.450
81.450 Biaya Tenaga Kerja
4.375 4.375
Pembiayaan 72.458
72.458 Pendapatan
20.097 20.097
BPR Konvensional Aceh
100 Aset
138.000 138.000
DPK 61.000
61.000 Biaya Tenaga Kerja
7.075 7.075
Kredit 100.000
100.000 Pendapatan
26.664 26.664
BPR Konvensional Sumatera Utara
55 Aset
877.000 488.862
38.13 DPK
61.200 34.898
27.10 Biaya Tenaga Kerja
54.484 30.136
24.86 Kredit
64.900 64.900
Pendapatan 223.459
223.459
BPR Konvensional D.K.I Jakarta
100 Aset
1.579.000 1.579.000
DPK 1.030.000
1.030.000 Biaya Tenaga Kerja
57.119 57.119
Kredit 882.000
882.000 Pendapatan
223.459 223.459
BPR Konvensional Sulawesi Selatan
100 Aset
925.000 925.000
DPK 476.000
476.000 Biaya Tenaga Kerja
15.019 15.019
Kredit 790.000
790.000 Pendapatan
99.877 99.877
BPR Konvensional NTB
66 Aset
840.000 555.669
28.33 DPK
521.000 344.185
17.81 Biaya Tenaga Kerja
43.556 28.941
14.05 Kredit
633.000 271.660
Pendapatan 142.477
703.600
Sumber: Data diolah Output MaxDEA 6
Bank yang mengalami inefisiensi pada tahun 2012 yaitu BPR Konvensional Sumatera Utara dan BPR Konvensional NTB. Pada BPR
Konvensional Sumatera Utara ketidakefisienan terletak pada input aset sebesar 38.13 persen, dpk sebesar 27.10 persen, dan biaya tenaga kerja sebesar
24.86. Kemudian bank yang tidak efisien lainnya yaitu BPR Konvensional NTB dimana ketidakefisienan terletak pada input aset sebesar 28.36 persen,
dpk sebesar 17.81 dan biaya tenaga kerja sebesar 14.05 persen.
Tabel 4.9 Nilai
Actual. Target. dan Proportionate Movement Input-Output BPR Syariah dan BPR Konvensional yang Efisien dan Inefisien pada Tahun 2013
Nama Bank Tingkat
Efisiensi Persen
Actual Milyar
Rupiah Target
Milyar Rupiah
Proportionate movovement
Persen BPR Syariah Aceh
97 Aset
95.261 92.621
26.37 DPK
54.984 53.774
15.22 Biaya Tenaga Kerja
8.539 8.210
23.78 Pembiayaan
64.384 64.384
Pendapatan 17.602
17.602 Tingkat
Efisiensi Persen
Actual Milyar
Rupiah Target
Milyar Rupiah
Proportionate movement
Persen
BPR Syariah Sumatera Utara
100 Aset
99.538 99.538
DPK 62.644
62.644 Biaya Tenaga Kerja
5.916 5.916
Pembiayaan 74.108
74.108 Pendapatan
18.070 18.070
BPR Syariah D.K.I Jakarta
100 Aset
29.970 29.970
DPK 10.025
10.025 Biaya Tenaga Kerja
1.804 1.804
Pembiayaan 22.837
22.837 Pendapatan
67.320 67.320
BPR Syariah Sulawesi Selatan
100 Aset
145.275 145.275
DPK 77.683
77.683 Biaya Tenaga Kerja
7.897 7.897
Pembiayaan 10.345
10.345 Pendapatan
27.593 27.593
BPR Syariah NTB
100 Aset
119.044 119.044
DPK 69.385
69.385 Biaya Tenaga Kerja
5.444 5.444
Pembiayaan 76.931
76.931 Pendapatan
22.139 22.139
BPR Konvensional Aceh
100 Aset
161000 161000
DPK 80000
80000 Biaya Tenaga Kerja
11980 11980
Pembiayaan 118000
118000 Pendapatan
21247 21247
BPR Konvensional Sumatera Utara
48 Aset
967.000 468.362
49.63 DPK
690.000 334.740
35.26 Biaya Tenaga Kerja
71.114 34.491
36.50 Pembiayaan
714.000 83.701
Pendapatan 185.485
233.934
BPR Konvensional D.K.I Jakarta
100 Aset
1.625.000 1.625.000
DPK 1.001.000
1.001.000 Biaya Tenaga Kerja
77.607 77.607
Pembiayaan 981.000
981.000 Pendapatan
2.577.850 2.577.850
BPR Konvensional Sulawesi Selatan
100 Aset
1.060.400 1.060.400
DPK 77.683
77.683 Biaya Tenaga Kerja
22.986 22.986
Pembiayaan 931.000
931.000 Pendapatan
138.827 138.827
BPR Konvensional NTB
56 Aset
940.000 533.950
40.04 DPK
602.000 341.776
26.22 Biaya Tenaga Kerja
55.076 31.736
23.26 Pembiayaan
709.000 807.956
Pendapatan 175.817
240.640
Sumber: Data diolah Output MaxDEA 6
Pada tabel 4.9 diatas terdapat tiga bank yang mengalami inefisiensi. Yaitu BPR Syariah Aceh, BPR Konvensional Sumatera Utara, serta BPR Konvensional
NTB. Untuk BPR Syariah Aceh dalam hal input aset yang efisien sebesar 26.37 persen, untuk dpk sebesar 15.22, dan untuk input biaya tenaga kerja agar
mencapai efisien adalah sebesar 23.78 persen. Selanjutnya, untuk BPR Konvensional Sumatera Utara untuk mencapai tingkat efisiensi adalah sebesar
49.63 untuk input aset, 35.26 untuk input dpk, serta 23.78 untuk biaya tenaga kerja. Sedangkan untuk BPR Konvensional NTB untuk mencapai tingkat
efisiensi bank harus terjadi penyesuaian tingkat efisiensi yaitu sebesar 40.04 untuk input aset, lalu 35.26 untuk dpk, serta 36.50 untuk biaya tenaga kerja.
Pada tahun 2013, terdapat tujuh bank yang mengalami tingkat efisiensi 100. Pada BPR Syariah terdapat BPR Syariah Sumatera Utara, BPR Syariah
D.K.I Jakarta, BPR Syariah Sulawesi Selatan, dan BPR Syariah NTB. Sedangkan pada BPR Konvensional terdapat BPR Konvensional Aceh, BPR Konvensional
D.K.I Jakarta, dan BPR Konvensional Sulawesi Selatan.
4.3 Bank Acuan Bagi Bank-Bank yang Inefisien Selama Periode 2011-