atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan
5. Pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah; c. menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam
bentuk titipan berdasarkan Akad wadi’ah atau
Investasi berdasarkan Akad mudharabah danatau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah; d.
memindahkan uang. baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui
rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah. Bank Umum
Konvensional. dan UUS; dan e.
menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan
Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
2.4 Konsep Efisiensi
Konsep efisiensi berasal dari konsep mikro ekonomi. yaitu teori konsumen dan teori produsen. Sudut pandang teori konsumen
mencoba untuk memaksimalkan kegunaan atau kepuasan individu. sedangkan sudut pandang teori produsen mencoba untuk
memaksimalkan profit atau meminimalkan biaya. Ascarya dan
Diana Yumanita dalam Vini Sapta Dini Eka Putri Noor, 2013 : 31.
Efisiensi juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran output dan masukan input. atau jumlah yang
dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit
yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan jumlah
output yang lebih besar. Permono dan Darmawan dikutip Priyonggo dalam Vini Sapta Dini Eka Putri Noor ,2013 : 31.
2.5 Konsep Pengukuran Efisiensi
Penghitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh Farell 1957 berdasarkan paper dari Tim Coelli 1996 yang
menggambarkan sebuah ukuran sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang
digunakan untuk produksinya. Farell mengusulkan efisiensi dari dua komponen yaitu:
technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari serangkaian input yang
telah ditentukan. dan allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai macam
input dalam proporsi yang optimal. di mana masing-masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi
produksinya. Kedua komponen efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency.
Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farell di mana analisisnya berkenaan dengan ruang input. yang berfokus
pada upaya pengurangan input an input-reducing focus. Metode ini disebut dengan pengukuran berorientasi input input-oriented
measures. Muharam dan Pusvitasari dalam Arief Setiawan, 2013 : 23
menjelaskan bahwa secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat didekomposisikan dalam efisiensi skala scale efficiency. efisiensi
cakupan scope efficiency. efisiensi teknik technical efficiency. dan efisiensi alokasi allocative efficiency. Bank dikatakan
mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan constant return to
scale. sedangkan efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi alokasi tercapai ketika
bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimumkan keuntungan. sedangkan efisiensi teknik pada dasarnya menyatakan
hubungan antara input dengan output dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila pada penggunaan
input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum atau untuk menghasilkan output sejumlah tertentu digunakan input
yang paling minimal.
2.6 Pengukuran Efisiensi