Pengertian Modal Sosial Modal Sosial 1. Sejarah Modal Sosial

yang memungkinkan sekelompok individu melakukan satu kegiatan yang produktif. Terminologi ini merujuk pada organisasi-organisasi, struktur, dan hubungan-hubungan sosial yang dibangun sendiri oleh komunitas, terlepas dari intervensi pemerintah atau pihak lain. Modal sosial hanya dapat dibangun ketika tiap individu belajar dan mau mempercayai individu lain sehingga mereka mau membuat komitmen yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan bentuk-bentuk hubungan yang saling menguntungkan. Menurut pendapat Lesser dalam Bobi B. Setiawan, modal sosial sangat penting bagi komunitas karena : Mempermudah akses informasi bagi anggota komunitas, Menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas, Mengembangkan solidaritas, Memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas, Memungkinkan pencapaian bersama; dan Membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas. 28 Putnam dikutip oleh Rahmat Rais mengkaji tentang kehidupan politik di Italia menemukaan bahwa modal sosial merupakan unsur utama pembangunan masyarakat madani civil community. Modal sosial tersebut mengacu pada aspek-aspek utama organisasi sosial seperti trust kepercayaan, norma-norma norms, dan jaringan-jaringan networks yang dapat meningkatkan efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitasi tindakan dan terkoordinasi. 29 Menurut Putnam, kerjasama mudah 28 Bobi B. Setiawan, 2004, ”Ruang Publik dan Modal Sosial: Privatisasi Ruang di Kampung”, Universitas Gadjah Mada, dalam Info URDI Volume 17, Yogyakarta. 29 Rais Rahmat, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009, h. 117. terjadi di dalam suatu komunitas yang telah mewarisi sejumlah modal sosial yang substansial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal balik dan jaringan antar warga. Fukuyama dalam In Trust: the Social Capital Value and the Creation of Prosperity, kepercayaan Trust muncul jika di masyarakat itu membagi nilai Shared Values sebagai dasar dari kehidupan untuk menciptakan pengharapan umum dan kejujuran. Dengan kepercayaan, orang tidak akan mudah curiga yang sering menjadi penghambat dari kesuksesan suatu tujuan. Di samping itu, jaringan networks memiliki dampak yang sangat positif dalam usaha peningkatan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan tujuan bersama. 30 Definisi lainya yang dikemukakan oleh Fukuyama, Modal sosial di artikan pada serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok yang memungkinkan kerjasama di antara mereka. Jika anggota kelompok itu yakin bahwa anggota yang lain dapat dipercaya dan jujur, mereka akan saling percaya. Kepercayaan itu seperti pelumas yang membuat kelompok atau organisasi dapat dijalankan secara efisien. 31 Sementara itu, Lawang mendefinisikan konsep modal sosial merujuk pada kekuatan-kekuatan sosial komunitas yang dikontruksikan individu atau kelompok dengan mengacu pada struktur sosial yang menurut 30 Fukuyama F, Trust: The Social Virtues and Creation of Property, dikutip oleh Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009, h. 114. 31 Francis Fukuyama. Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan Sosial Baru, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 20. penilaian mereka dapat mencapai tujuan individual atau kelompok secara efisien dan efektif dengan kapital-kapital lainya. 32 Dalam konteks kegiatan kelompok pedagang kaki lima, beberapa konsep modal sosial yang telah di kemukakan di atas dijadikan sebagai acuan analisis. Penulis berpendapat bahwa ketahanan dan perkembangan pedagang kaki lima dibangun sebagai kekuatan yang di miliki kelompok PKL tersebut. Penulis menunjuk adanya kekuatan sosial sebagai modal sosial seperti norma, kepercayaan dan jaringan cenderung dapat mencapai tujuan PKL secara efisien dan efektif. Dengan demikian, PKL dapat bertahan dan berkembang sampai saat ini.

3. Komponen modal sosial a.

Trust Trust sebagai benda berarti kepercayaan, keyakinan atau juga rasa percaya. Sedangkan trust dalam kata kerja berarti proses mempercayai sesuatu yang jelas sasaranya. Menurut lawang, trust adalah hubungan antar manusia dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak. 33 Seperti kasus orang tua yang menyekolahkan anaknya pada salah satu lembaga pendidikan yang mereka pilih. Pilihan mereka dilandasi adanya harapan agar anaknya sukses. 32 Robert M. Z Lawang, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik, h. 180. 33 Robert M. Z Lawang, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik, h. 46. Kepercayaan di sini mengandung harapan orang tua terhadap lembaga pendidikan. Dengan demikian trust menurut lawang terdapat tiga hal yang terkait yaitu: 1. Hubungan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih. Institusi adalah hubungan yang termasuk didalamnya, dalam pengertian ini diwakili orang. 2. Adanya harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. 3. Terciptanya interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu akan terwujud. Elemen ini meliputi kejujuran, keadilan, toleran, keramahan dan saling menghormati. Sebagaimana dijelaskan menurut Fukuyama dikutip oleh Rahmat Rais, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukan oleh adanya prilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Kemudian mencatat bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. 34 34 Rais Rahmat, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, h. 118.

b. Jaringan.

Pengertian ini meliputi dengan pertukaraan timbal balik, solidaritas dan kerja sama. Infrastruktur dinamis dan modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain. Mereka kemudian membangun interelasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal. Putnam berargumen bahwa jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dan partisipasinya itu. Berdasarkan pengertian jaringan yang di bangun dalam penelitian ini adalah menggunakan kelompok pedagang kaki lima sebagai institusi yang mewadahi mereka. Sebagai media, kegiatan kelompok arisan PKL memfasilitasi anggotanya untuk memiliki ikatan sosial yang kuat untuk membangun relasi dengan individu atau kelompok lainya.

c. Norma

Menurut lawang, norma adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, harapan-harapan yang bersifat baik, benar dan penting, yang kalau