4. Peranan sosial dilakukan oleh perorangan atau kelompok tertentu.
B. Modal Sosial 1. Sejarah Modal Sosial
Dikenal ada physical capital, human capital dan social capital yang merujuk kepada keistimewaan sebuah organisasi sosial, seperti jaringan
kerja, norma-norma, nilai-nilai dan kepercayaan yang memfasilitasi terciptanya ko-ordinasi dan ko-operasi bagi kepentingan bersama. Social
capital pertama kali diungkap Robert D. Putnam tahun Dikutip oleh Edi Suharto yang menjelaskan fenomena sosial mengapa tindakan kolektif
gagal pada sejumlah komunitas, tetapi berhasil pada komunitas lainya. Faktor penyebab kesuksesan tersebut adalah keberadaan social capital.
Belakangan Narayan
and Woolcock Dikutip
oleh Edi Suharto
mendefinisikan social capital sebagai norma-norma dan jaringan-jaringan kerja yang membuat orang bertindak secara kolektif. Inti dari definisi
social capital adalah kemampuanya dalam meningkatkan manfaat investasi physical capital dan human capital. Tanpa social capital
kontribusinya bagi kesejahteraan manusia tidak bermakna. Inilah fungsi dan peran social capital dalam pembangunan. Kegagalan pembangunan
selama ini diduga karena kurang dipertimbangkannya social capital sebagai independent variable.
22
22
Suharto Edi. PhD, ”Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi” Jakarta : Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004, h. 81-82.
Jika social capital meningkat dengan meningkatnya jumlah orang yang berpartisipasi dalam asosiasi informal dan jaringan kerja sosial networks,
maka anggotanya dapat memberikan kontribusi kepada social capital komunitas mereka, biasanya dengan cara-cara berpartisipasi dalam
perkumpulan olahraga, rekreasi, kelompok RTRW, pengajian, asosiasi orang
tua murid dan guru, organisasi kepemudaan, organisasi keperempuanan, organisasi lansia. Satu hal yang perlu diingat bahwa
kinerja social capital tergantung pada partisipasi aktif anggotanya: ikut bermain dalam sebuah tim olahraga, bukan hanya jadi penonton;
bergabung dalam kelompok paduan suara komunitas, bukan hanya menghadiri konsernya; ikut terlibat dalam arisan warga, bukan hanya
terdaftar sebagai anggota; terlibat dalam kegiatan ritual agama setempat, bukan beribadah di tempat yang jauh karena kemegahanya.
Perlu diwaspadai jangan sampai koneksi antar-anggota komunitas melemah atau merenggang. Bila hal ini terjadi, perlu strategi untuk
meningkatkan partisipasi mereka dalam asosiasi informal dan jaringan sosial.
23
2. Pengertian Modal Sosial
Modal sosial merupakan dua kata gabungan dari modal dan sosial. Kata modal dalam bahasa inggris yaitu kapital sedangkan kata sosial yaitu
sosial. Dalam kamus Sosiologi kata kapital mengandung arti sumber- sumber yang dipergunakan untuk tujuan produktif, persediaan aset
23
Suharto Edi. PhD, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, h. 82
material suatu masyarakat atau kekayaan modal.
24
Sedangkan kata sosial mengandung arti sesuatu yang berkenaan dengan prilaku interpersonal
atau yang berkaitan dengan proses sosial.
25
Jika digabungkan kata kapital sosial maka mengandung arti aset-aset yang di miliki umum modal
sosial.
26
Ada beberapa pengertian tentang modal sosial menurut para ahli yang umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus tertentu yang terjadi
dalam masyarakat. Menurut Pierre Bourdieu dikutip oleh George Rtzer mendefinisikan
modal sosial sebagai “sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta
berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik atau dengan kata lain: keanggotaaan dalam kelompok sosial
yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif.
27
Dalam pengertian ini modal sosial menekankan pentingnya transformasi dari hubungan sosial yang sesaat dan rapuh, seperti pertetanggaan,
pertemanan, atau kekeluargaan, menjadi masalah yang bersifat jangka panjang yang diwarnai oleh perasaaan kewajiban terhadap orang lain.
Menurut Bobi B. Setiawan Modal sosial merupakan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan
24
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi Jakarta: Rajawali Press, h. 55
25
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, h.408
26
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, h.56
27
George Rtzer, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media Group, 2007