Jaringan. Norma Komponen modal sosial a.

Pengertian ini yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama share value, norma dan aturan-aturan. 36 Norma terdiri dan pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan- tujuan yang di yakini dan di jalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma-norma di bangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan di terapkan untuk mendukung iklim kerjasama. 37 Berbagai pandangan tentang modal sosial itu bukan sesuatu yang bertentangan. Ada keterkaitan dan saling mengisi sebagai sebuah alat analisa modal sosial di masyarakat. Modal sosial bisa berwujud sebuah mekanisme yang mampu mengolah potensi menjadi sebuah kekuatan rill guna menunjang pengembangan masyarakat.

C. Perkembangan 1. Pengertian Perkembangan

Sejarah istilah perkembangan masyarakat memberi gambaran yang berwarna-warni. Sampai pada permulaan zaman modern, perkembangan di mengerti sebagai teologi sejarah keselamatan. Zaman fajar budi bertitik tolak pada arti yaitu “membuka apa yang dibungkus” dan menekankan perkembangan diri bakat dan kemampuan sebagai dasar untuk kemajuan yang tetap dan suatu dunia yang semakin baik. Pandangan itu melahirkan 36 Rais Rahmat, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, h. 118. 37 Suharto Edi,, Modal Sosial dan Kebijakan Publik, di Akses 13 Maret 2014, http:kuntum2008.multply.comjournal . historisme yang beranggapan bahwa sejarah berkembang sendiri menurut hukum-hukum yang ada di dalamnya. Historisme juga mendasari teori tahap dari Rostow, apalagi materialism historis dari Marx. Di zaman kolonial dan kadang-kadang sampai sekarang ini, istilah itu dimengerti sebagai pengembangan aktif-transitif sumber-sumber daya yang ada, selanjutnya juga sebagai usaha menciptakan kemakmuran. Sesudah tahun 1945, dengan tampilnya Negara berkembang dipanggung dunia, pembangunan ekonomi dalam arti pertumbuhan pendapatan per kepala menjadi titik acuan utama. Berangsur-angsur, tekanan bergeser kembali ke arah perkembangan diri, maupun dalam arti tanggung jawab itu sendiri. 38 Menurut E.B. Harlock perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Di maksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan kemampuan seseorang sesuai usia normal dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif dapat di ukur yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut. 39 Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa 38 Muller Johannes, “Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu” Yogyakarta: Gramedia, 2005 h. 148. 39 Ibid., h. 18 perkembangan merupakan peubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya. 40

D. Pedagang Kaki Lima 1. Sejarah Pedagang Kaki Lima

Manusia berdagang sebagai mata pencaharian. perdagangan pertama kali terjadi, yang pasti sudah ada sejak nenek moyang dahulu, ribuan tahun lalu. Sementara itu, tentang kemunculan pedagang kaki lima PKL bisa dirunut hingga ke masa penjajah belanda di Indonesia. Istilah “kaki lima” pun pertama kali muncul di masa penjajah belanda. 41 Pada zaman dahulu penjajah belanda membuat peraturan bahwa setiap jalan raya yang dibangun harus menyediakaan sarana untuk pejalan kaki. Sarana untuk pejalan kaki itu disebut trotoar. Lebar trotoar untuk pejalan kaki adalah lima kaki kaki: satuan ukuran panjang yang digunakan mayoritas bangsa eropa atau sekitar satu setengah meter. Kemudian, saat Indonesia merdeka, trotoar untuk pejalan kaki itu di manfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Selain trotoar, emperan toko juga dijadikan tempat berjualan. Waktu itu di sebut pedagang emperan, lama-lama di sebut menjadi pedagang kaki lima atau PKL. 42 Jika mengikuti sejarah, mestinya sebutanya adalah “pedagang lima kaki”, sesuai dengan luasnya trotoar yang di buat pemerintah belanda. 40 Ibid. 41 Permadi Gilang, S.S, Pedagang Kaki Lima Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini, Jakarta: Yudhistira, 2007 Cet 1, h. 2 42 Ibid.