Asetaktiva Bank Syariah TINJAUAN PUSTAKA

16 penyertaan modal kecuali sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang, dan melakukan kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.

C. Asetaktiva Bank Syariah

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aset tetap, aset yang tak berwujud, dan lain-lain. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut FASB 1985 dalam Harahap 2010, aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu. 12 Total aset merupakan salah satu indikator perkembangan perbankan syariah yang akan menentukan kontribusi industri perbankan syariah terhadap perbankan nasional, yang juga merupakan indikator ukuran bank, dimana kecilnya total aset akan berdampak pada kecilnya tingkat economies of scale yang dimiliki oleh bank. 13 Selain hal tersebut, total aset merupakan salah satu ukurtan strategic positioning map yaitu suatu strategi penetapan posisi untuk memenangkan persaingan usaha. 12 Elza Novera, Pengaruh Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Likuiditas terhadap Beta Saham Perusahaan Finance yang Terdaftar di BEI, Universitas Negeri Padang: Fakultas Ekonomi, 2013, h. 6. 13 Haryono, Ekonomi Keuangan dan Bank, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h.44 17 Menurut Mayasari 2008, semakin besar aset yang dimiliki perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Aset perusahaan berada pada posisi neraca yang mencerminkan kekayaan dan merupakan hasil penjualan dalam berbagai bentuk. Dalam perusahaan perbankan untuk mengetahui besarnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah total aset yang dimiliki. 14 Aset bank umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu: 1. aktiva dalam bentuk tunai 2. investasi pada surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya 3. pembiayaan yang diberikan 4. penanaman dana dalam aktiva tetap Berikut pos-pos dalam neraca laporan keuangan yang tergolong aset aktiva: 15 1. Kas dan setara kas Pada pos ini dilaporkan seluruh uang kartal yang ada dalam kas bank berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia, termasuk uang kertas dan uang logam yang masih berlaku milik bank pelapor. 14 Dewi Mayasari, Pengaruh Pemberian kredit, Pendapatan Bunga, Ukuran Perusahaan pada Industri Perbankan, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 35. 15 Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, Jakarta: UIN Press, 2015, h. 23-29. 18 2. Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah FASBIS yang merupakan fasilitas simpanan yang disediakan oleh Bank Indonesia dalam rangka “standing facilities” syariah dengan prinsip wadiah, tagihan reserve repo SBSN Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip jualah. 3. Giro pada bank lain Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bonus yang diterima Bank dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya. Penerimaan jasa giro dari bank non- syariah tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk dana kebajikan qardhul hasan. Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tersebut sebelum disalurkan dicatat sebagai kewajiban bank. 4. Penempatan pada bank lain Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank syariah lainnya danatau bank perkreditan rakyat syariah antara lain dalam bentuk wadiah, deposito berjangka danatau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian. 19 5. Efek-efek atau Surat Berharga Syariah Surat berharga syariah adalah surat bukti penanaman dalam surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang syariah danatau pasar modal syariah antara lain obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah. 6. Piutang usaha dan piutang lainnya Piutang adalah tagihan yang timbul dari pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, istishna, danatau ijarah. a Piutang murabahah Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang murabahah berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. b Piutang salam Piutang salam disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang salam berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. c Piutang istishna Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan 20 kualitas piutang istishna berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. d Piutang pendapatan ijarah Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang. 7. Investasi Pembiayaan bagi hasil dapat dilakukan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah. a Investasi mudharabah Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan mudharabah. b Investasi musyarakah Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan musyarakah. 8. Pinjaman Qardh Pinjaman qardh adalah penyaluran dana dengan akad qardh. Pinjaman qardh meliputi pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. 21 Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya akad. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldonya dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian qardh berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo 9. Persediaan Pada pos persediaan dilaporkan semua aktiva yang diperoleh dengan tujuan dijual kembali dengan akad mudharabah atau sebagai setoran nontunai dalam rangka pembiayaan mudharabahmusyarakah. 10. Aset yang diperoleh untuk ijarah Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan obyek sewa ijarah dan diakui sebesar harga perolehan. Obyek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aset sejenis, sedangkan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa. Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan amortisasi. 11. Aset Istishna dalam penyelesaian setelah dikurangi termin istishna Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses pembuatan. Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna, maka: a biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra akad diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat akad ditandatangani. 22 b Biaya istishna diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya. c Biaya istishna paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari sub kontraktor sebesar jumlah tagihan. 12. Penyertaan pada entitas lain Penyertaan modal adalah investasi dana bank dalam bentuk saham pada lembaga keuangan syariah lainnya sehingga bank syariah ikut menjadi pemilik lembaga keuangan syariah tersebut seperti Bank Syariah, Bank Pembiayaan Syariah. 13. Aset tetap dan akumulasi penyusutan Aktiva tetap tetap dinyatakan berdasarkan biaya peroleh dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, kecuali hak atas tanah dan bangunan yang telah dinilai kembali dengan harga pasar berdasarkan perturan pemerintah. 14. Aset lain-lain Terdiri dari biaya dibayar dimuka, harta jaminan pembiayaan yang diambil alih, persediaan alat tulis kantor, setoran jaminan dan biaya ditangguhkan.

D. Non Performing Financing NPF

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah

0 7 0

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 8 96

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 10

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11