25
b. Pembiayaan bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP Menurut Nurhasanah 2012, Non Performing Financing NPF
mempengaruhi aset secara negatif, artinya setiap penurunan Non Performing Financing NPF akan berpengaruh terhadap peningkatan aset perbankan
syariah, karena semakin kecil nilai Non Performing Financing NPF atau kredit macet pada perbankan syariah maka penyaluran dana kepada nasabah dapat
dikembalikan ke pihak bank, sehingga laba tersebut diproduktifkan atau diinvestasikan pihak bank. Ketika mendapatkan margin secara bagi hasil
tersebut, pihak bank meningkatkan asetnya.
E. Financing To Deposit Ratio FDR
Perbankan syariah tidak mengenal kredit loan dalam penyaluran dana yang dihimpunnya. Oleh karena itu, aktivitas penyaluran dana yang dilakukan
bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan financing. Financing to Deposit Ratio FDR merupakan rasio atau perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Financing to Deposit Ratio FDR digunakan
untuk mengukur sejauh mana dana pembiayaan yang bersumber dari dana pihak ketiga DPK. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
syariah, sehingga semakin tinggi angka Financing to Deposit Ratio FDR suatu
26
bank maka bank tersebut tergolong kurang likuid dibandingkan bank yang mempunyai angka Financing to Deposit Ratio FDR lebih kecil.
Risiko likuiditas yang terjadi pada bank syariah dapat menurunkan aset bank syariah karena adanya beban biaya tambahan untuk mengatasi risiko
likuiditas tersebut. Untuk saat ini, Otoritas Jasa Keuangan OJK belum mengatur batas minimum Financing to Deposit Ratio FDR perbankan syariah.
Hal ini dikarenakan porsi pembiayaan syariah masih kecil sehingga ekspansi bank syariah tidak dibatasi.
18
Berbeda dengan bank konvensional yang telah diberi peraturan, menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 1541DKMP, batas
bawah Loan to Deposit Ratio LDR pada bank konvensional yaitu sebesar 78 dan batas atas ditetapkan sebesar 92.
F. Return on Assets ROA
Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Profitabilitas biasanya diukur
menggunakan rasio perbandingan. Salah satu rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas adalah Return on Assets
ROA. Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan laba yang berasal
18
http:www.ift.co.idpostsojk-tidak-batasi-fdr-bank-syariah diakses pada 17 Januari 2014 pukul 15.45
27
dari aktivitas investasi.
19
Dapat dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan bank dengan
menggunakan seluruh dana aktiva yang dimiliki. Return on Assets ROA menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan bank yang
bersangkutan.
20
Semakin besar Return on Assets ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
21
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, formula yang digunakan untuk mencari Return on Assets
ROA yakni sebagai berikut:
22
Return on Assets ROA =
� � �
� �
� �
x 100
G. Review Studi Terdahulu