27
dari aktivitas investasi.
19
Dapat dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan bank dengan
menggunakan seluruh dana aktiva yang dimiliki. Return on Assets ROA menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan bank yang
bersangkutan.
20
Semakin besar Return on Assets ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
21
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, formula yang digunakan untuk mencari Return on Assets
ROA yakni sebagai berikut:
22
Return on Assets ROA =
� � �
� �
� �
x 100
G. Review Studi Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian ini, penelitian terdahulu yang meneliti tentang pertumbuhan aset perbankan syariah, antara lain:
1. Nasution 2008 meneliti tentang hubungan pertumbuhan variabel ekonomi makro dan equivalent rate terhadap pertumbuhan aset. Penelitian ini
menggunakan data time series dari Bank Indonesia untuk periode Maret 2004
19
Handoyo Mardiyanto, Intisari Manajemen Keuangan, Jakarta: PT. Grasindo, 2009, h. 196.
20
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: Penerbitan FE Universitas Indonesia, 2003, h.137
21
Veithzal Rivai Andria Permata, Islamic Financial Management, Jakarta: Rajawali Press, 2008, h 243
22
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, h.138
28
hingga Maret 2008. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan variabel makro serta equivalent rate terbukti mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah sebesar 43. Pertumbuhan variabel makro yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah secara
signifikan hanya pertumbuhan M
2
jumlah uang beredar dan pertumbuhan kurs, sedangkan pertumbuhan GDP dan equivalent rate tidak mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah.
2. Penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset syariah yang ditulis oleh Hidayah 2008. Penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi linier berganda dengan data bulanan dari Maret 2004 hingga Maret 2008. Dalam hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa variabel yang
signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah Dana Pihak Ketiga DPK, dan suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia,
sedangkan Non Performing Financing NPF dan Return On Assets ROA
tidak mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah 2010 memprediksikan perkembangan perbankan syariah dilihat dari tiga indikator, yaitu perkembangan aset, dana
pihak ketiga, dan pembiayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2009 kuartal III
– 2010 kuartal IV, jumlah aset, dana pihak ketiga DPK, dan pembiayaan perbankan syariah tidak mengalami peningkatan
yang berarti dan cenderung stabil. Sementara tingkat pertumbuhan aset, DPK,
dan pembiayaan pada periode tersebut mengalami penurunan.
29
4. Hendriana 2011 meneliti tentang perkembangan dan pertumbuhan bank syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA. Variabel yang digunakan adalah indikator dari bank yaitu aset, dana pihak ketiga DPK,
pembiayaan, dan laba tahun berjalan. Data yang digunakan merupakan data time series dari triwulan I tahun 2006 sampai dengan triwulan IV 2010. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nominal aset, dana pihak ketiga DPK, pembiayaan, dan laba tahun berjalan mengalami fluktuasi pada periode
berjalan, namun apabila dilihat dari akhir periodenya indikator tersebut meningkat setiap tahun. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
jumlah bank yang melakukan kegiatan dengan prinsip syariah dan bank
umum yang membuka layanan syariah.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah 2012 menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Non Performing Financing NPF dan deposito
murabahah mempunyai pengaruh terhadap aset perbankan syariah, sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS tidak mempunyai pengaruh
terhadap aset perbankan syariah. Namun, secara simultan, seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap aset perbankan
syariah di Indonesia. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa variasi variabel Non Performing Financing NPF, deposito mudharabah, dan
sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS menunjukkan pengaruh terhadap
30
pertumbuhan aset sebesar 29,5, sedangkan sisanya sebesar 70,5
dijelaskan oleh variabel lain di luar ketiga indikator tersebut.
Tabel 2.2 Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Variabel
Model Analisis dan
Hasil Penelitian
Distingsi
Anriza Witi Nasution
2008 Pengaruh
Pertumbuhan Variabel
Makro
dan Equivalent
Rate Terhadap Pertumbuhan
Aset Perbankan
Syariah
di Indonesia
Variabel Independen:
pertumbuhan M
2
, pertumbuhan
kurs, dan
pertumbuhan GDP sebagai
variabel makro serta
equivalent rate
Variabel Dependen:
Pertumbuhan Aset
Bank Syariah
Multi Linier
Regression Hasil:
Pertumbuhan jumlah
uang beredar
dan pertumbuhan
kurs secara
signifikan mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan
syariah
di Indonesia.
Sedangkan pertumbuhan
GDP
dan equivalent rate
tidak mempengaruhi
pertumbuhan aset
bank syariah.
1 Persamaannya terletak pada
variabel dependen,
yaitu pertumbuhan
aset.
Namun data
yang digunakan
pada variabel dependen
berbeda.
2 Perbedaannya terletak pada
variabel independen,
periode penelitian,
sampel, data, dan
model analisis.
Ellyn Herlia Nur
Hidayah 2008
Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan
Aset Perbankan
Syariah. Variabel
Independen: Non
Performing Financing,
dana
pihak ketiga,
tingkat suku Regresi Linear
Berganda. Hasil:
Dana
Pihak Ketiga DPK,
dan suku bunga SBI Sertifikat
1 Terdapat persamaan
variabel dependen, dan
variabel independen,
yaitu: pertumbuhan
31
bunga SBIS dan
Return On Assets
Variabel Dependen:
Pertumbuhan Aset
Bank Syariah
Bank Indonesia mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan
syariah
di Indonesia,
sedangkan Non Performing
Financing NPF
dan Return
On Assets
ROA tidak memiliki
pengaruh secara signifikan.
aset bank
syariah dan
Non Performing
Financing.
2 Perbedaan terletak pada
periode penelitian,
data, sampel, beberapa unit
indikator, dan model
analisis.
Maria Ulfah
2010 Analisa
Perkembangan Asset,
Dana Pihak
Ketiga DPK,
dan Pembiayaan
Perbankan Syariah
di Indonesia
Aset, Dana Pihak Ketiga
DPK, dan Pembiayaan
Perbankan Syariah
Autoregressive Integrated
Moving Average
ARIMA Hasil:
Perkembangan jumlah
aset, DPK,
dan pembiayaan
bank syariah
pada periode
2009III- 2010IV
cenderung stabil.
Sedangkan tingkat
pertumbuhan aset, DPK, dan
pembiayaan mengalami
penurunan. Terdapat
perbedaan pada
data, periode
penelitian, variabel,
sampel, dan model analisis.
Peneliti menggunakan data
triwulan
2011- 2014
dengan jumlah sampel 7
Bank Umum
Syariah, dan model analisis
regresi data panel
Nadia Galuh
Hendriana 2011
Analisis Perkembangan
dan Prediksi
Tingkat Aset, Dana
Pihak Ketiga,
Pembiayaan, Autoregressive
Integrated Moving
Average 1 Perbedaan
terletak pada data, variabel,
periode
32
Pertumbuhan Bank Syariah
di Indonesia Laba Tahun
Berjalan ARIMA
Hasil: Pertumbuhan
aset, dana pihak ketiga
DPK, pembiayaan,
dan laba tahun berjalan
mengalami fluktuasi
pada periode berjalan
atau tiap
triwulan, namun apabila
dilihat dari
akhir periodenya
nominal indikator
tersebut meningkat
setiap tahun. penelitian,
sampel, dan
model analisis.
Adha Nurhasanah
2012 Analisis
Pengaruh Non Performing
Financing NPF,
Deposito Mudharabah
dan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah SBIS
Terhadap Aset Perbankan
Syariah
di Indonesia
Periode 2006- 2011
Variabel Independen:
Non Performing
Financing NPF,
Deposito Mudharabah
dan Sertifikat
Bank Indonesia
Syariah SBIS
Variabel Dependen:
Aset Perbankan
Syariah Ordinary Least
Square. Hasil:
Non Performing Financing
NPF
dan deposito
murabahah mempunyai
pengaruh terhadap
aset bank
syariah, sedangkan
Sertifikat Bank Indonesia
Syariah SBIS tidak
mempengaruhi aset
bank syariah.
1 Persamaan terletak pada
variabel dependen dan
salah
satu variabel
independen, yaitu
Non Performing
Financing. 2 Perbedaan
terletak pada unit indikator
lainnya, periode
penelitian, data, sampel,
dan
model analisis.
33
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa keempat penelitian tersebut membahas pertumbuhan dan perkembangan aset bank syariah di Indonesia.
Hendriana 2009 dan Ulfah 2010 mendeskripsikan tentang perkembangan dan pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia. Nasution 2008 meneliti variabel
makro ekonomi dan equivalent rate sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset. Selanjutnya, Hidayah 2008 membahas tentang faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan aset dengan indikator variabel independen yaitu Non Performing Financing NPF, Dana Pihak Ketiga DPK, tingkat suku
bunga, dan Return On Assets ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurhasanah 2012 menggunakan Non Performing Financing NPF, deposito
mudharabah, dan SBIS sebagai indikator variabel independen yang diduga mempengaruhi pertumbuhan aset. Kedua penelitian yang membahas tentang Non
Performing Financing NPF ini menunjukkan hasil yang berbeda. Maka, penulis akan meneliti kembali pengaruh Non Performing Financing NPF
terhadap pertumbuhan aset dengan periode penelitian yang berbeda yaitu 2011- 2014 karena pada periode ini terjadi fluktuasi pertumbuhan aset bank syariah
sehingga diharapkan lebih menunjukkan hasil yang signifikan. Selain periode penelitian, perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan
penelitian terdahulu adalah adanya indikator variabel independen berupa Financing to Deposit Ratio FDR dan Return on Assets ROA.
Selain itu, model analisis yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian ini, penulis menggunakan model analisis regresi data panel. Data yang
34
digunakan berasal dari laporan keuangan beberapa Bank Umum Syariah di Indonesia, serta statistik perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
G. Kerangka Konsep