Penghantaran Obat Melalui Paru-Paru

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Etil selulosa berbentuk serbuk, tidak berasa, mudah mengalir, bewarna putih sampai coklat muda. Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air. Etil sellosa yang mengandung gugus etoksi kurang dari 46,5 bersifat mudah larut dalam kloroform, metil asetat, tetrahidrofuran, dan campuran hidrokarbon aromatik dengan etanol 95. Sedangkan etil selulosa yang mengandung tidak kurang dari 46,5 gugus etoksi bersifat mudah larut dalam kloroform, etanol 95, etil asetat, metanol, dan toluen. Berbagai macam jenis viskositas tersedia secara komersial, mulai dari 7 sampai 100 mPa s 7-100 cP Rowe, Paul., Marian, 2009. Etil selulosa banyak digunakan dalam sediaaan oral dan topikal. Fungsi utama polimer ini dalam sediaan oral adalah sebagai agen penyalut untuk tablet dan granul. Pelapis etil selulosa digunakan untuk obat dengan pelepasan termodifikasi; menghilangkan rasa tidak enak; meningkatkan stabilitas sediaan, misalnya granul yang dilapisis dengan etil selulosa akan terhindar dari reaksi oksidasi. Selain itu etil selulosa yang dilarutkan dalam pelarut organik atau campuran pelarut dapat digunakan untuk membuat film yang tidak larut dalam air. Etil selulosa dengan viskositas tinggi cenderung menghasilkan film yang kuat dan dapat tahan lebih lama. Pelepasan obat melalui sediaan yang dilapisis dengan etil selulosa dapat dikontrol dengan difusi melalui pelapis film. Etil selulosa dengan viskositas tinggi digunakan untuk enkapsulasi obat. Pelepasan obat dari mikrokapsul etil selulosa tergantung pada ketebalan dinding dan luas permukaannya. Pada sediaan topikal, etil selulosa digunakan sebagai agen penebal thickening agent dalam krim, losion atau gel. Selain itu etil selulosa juga digunakan sebagai agen penstabil pada emulsi. Etil selulosa juga digunakan pada kosmetik dan produk makanan Rowe,Paul., Marian, 2009. Etil selulosa bersifat stabil dan sedikit higroskopis. Degradasi etil selulosa terjadi ketika polimer ini terpapar sinar matahari atau sinar UV saat suhu naik. Selain itu etil selulosa tidak bercampur dengan lilin parafin dan lilin mikrokristalin. Etil selulsa harus disimpan dalam wadah kering yang terhindar dari sumber panas dan disimpan pada suhu tidak lebih dari 32 o C. Polimer ini harus dijauhkan dai agen peroksida atau agen pengoksidasi Rowe, Paul., Marian, 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9 Polivinil Alkohol PVA

Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yag larut air dengan rumus C 2 H 3 O n . Nilai n secara komersial berkisar antara 500 dan 5000 yang ekuivalen dengan berat molekul yaitu 20.000-200.000. Polimer ini berbentuk serbuk granul tidak bewarna, putih sampai bewarna krem Rowe,Paul., Marian, 2009. Gambar 2.7 . Rumus Struktur Polivinil Alkohol [sumber : Rowe, Paul., Marian, 2009] Polimer ini sering digunakan pada sediaan topikal dan optalmik. Selain itu digunakan pula sebagai agen penstabil pada emulsi 0,25-3,0 bv. PVA digunakan sebagai agen peningkat viskositas pada sediaan optalmik. Polimer ini digunakan pula pada formulasi lepas lambat untuk pemberian oral. PVA dibuat menjadi mikrosfer ketika dicampur dengan larutan glutaraldehida. Polimer ini dapat larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95, tidak larut dalam pelarut organik. Pada proses pelarutan PVA dalam air, PVA dicampur dengan air pada suhu 90 o C selama sekitar 5 menit. Proses pencampuran harus tetap dillanjutkan ketika larutan sudan menjadi dingin kembali pada suhu ruang Rowe, Paul., Marian, 2009. PVA akan stabil apabila disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering. Polimer ini akan stabil pada wadah korosif. Selain itu material ini akan terdegradasi secara perlahan pada suhu 100 o C dan akan cepat terdegradasi pada suhu 200 o C. Polimer ini bersifat stabil terhadap paparan cahaya. Selain itu, materal ini akan mengalami reaksi spesifik pda senyawa yang memiliki gugus hidroksi sekunder, misalnya reaksi esterifikasi. Bahan ini akan menjadi rusak apabila terpapar asam kuat. Kemudian akan larut pada asam lemah dan basa. Polimer ini berifat inkompatibel dengan garam anorganik khususnya sulfat dan fosfat pada konsentrasi tinggi. Presipitasi PVA 5 b.v dapat terjadi akibat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adanya fosfat. Selain itu akan terbentuk gel polivinilalkohol apabila terdapat boraks Rowe,Paul., Marian, 2009. .