Metode Ekstraksi Cairan Superkritis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mencegah terjadinya koalesen. Surfaktan besifat ampifatik di alam dan akan mengelilingi permukaan droplet untuk menstabilkan pembentukan droplet melalui
pengurangan energi bebas pada interfase diantara dua fase. Surfaktan juga menyebabkan resistensi untuk terjadinya koalesen dan flokulasi mikrosfer. PVA
adalah salah satu surfaktan yang banyak digunakan untuk memproduksi mikropartikel polimer biodegradabel dan non biodegradabel. Ketika emulsi
terbentuk, kemudian dilakukan penghilangan pelarut melalui penguapan dan ekstraksi untuk memadatkan droplet polimer. Pada proses penghilangan pelarut
melalui penguapan, emulsi dijaga pada tekanan rendah atau tekanan asmosfer dan kecepatan pengadukan dikurangi sehingga pelarut volatil dapat menguap
Muhaimin, 2013. Pelarut organik larut dari droplet menuju fase kontinyu eksternal sebelum
menguap pada interfase air-udara. Pada proses ekstraksi, emulsi berpindah menuju air dalam jumlah besar atau medium lain, dimana pelarut dapat
dikeluarkan dari droplet minyak. Kecepatan penghilangan pelarut melalui ekstraksi tergantung pada suhu medium, rasio volume emulsi dengan medium dan
sifat kelarutan polimer, pelarut, dan medium dispersi. Hasil ekstraksi yang tinggi akan menyebabkan pembentukan partikel dengan porositas yang tinggi sehingga
dapat menimbulkan profil pelepasan obat yang tidak dikehendaki Arshady, 1991; Jeyanthi, 1996 dalam Muhaimin, 2013. Metode penghilangan pelarut melalui
ekstraksi lebih cepat terjadi umumnya kurang dari 30 menit daripada proses penguapan dan hasil mikrosfer yang terbentuk dengan metode ekstraksi sering
lebih berpori daripada menggunakan metode penguapan pelarut. Salah satu kekurangan proses emulsi minyakair adalah efisiensi enkapsulasi yang rendah
pada obat dengan kelarutan sedang dalam air. Obat berdifusi atau memisah dari fase terdispersi minyak menuju fase kontinyu dan fragmen mikrokristalin obat
hidrofilik terdeposit pada permukaan mikrosfer Cavalier et al., 1986 Muhaimin, 2013 serta terdispersi dalam matriks polimer. Hal ini menyebakan rendahnya
penjerapan obat hidrofilik dan pelepasan awal obat yang cepat efek ledakanburst effect Jalil and Nixon, 1990b; Jones et al., 1995 Muhaimin, 2013. Proses
emulsifikasi minyakair banyak digunakan untuk enkapsulasi obat larut lemak. Untuk meningkatkan efisiensi enkapsulasi obat larut air, digunakan metode emulsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
minyak dalam minyak Tsai, 1986. Pada metode ini, obat dapat terlarut atau bercampur pada fase minyak sebelum didispersikan dalam fase minyak lainnya.
Pelarut organik yang dapat bercampur dengan air, seperti asetonitril digunakan untuk melarutkan obat dalam PLGA atau PLA. Kemudian larutan ini
didispersikan dalam minyak seperti minyak mineral ringan dengan ditambahkan surfaktan larut lemak seperti sorvitan oleat Span untuk menghasilkan emulsi
minyakminyak. Setelah itu mikropartikel didapatkan dengan penguapan atau ekstraksi pelarut organik dari droplet minyak terdispersi dan minyak yang dicuci
dengan pelarut seperti n-heksan. Proses ini juga disebut metode emulsi air dalam minyak Jalil and Nixon, 1λλ0a; O’Hagan et al., 1994 Muhaimin, 2013.
2.2.5.1.Proses Emulsi Ganda
Metode minyak dalam air sesuai untuk enkapsulasi obat hidrofilik tinggi karena terdapat dua alasan utama. Alasan pertama adalah obat hidrofilik tidak
larut dalam pelarut organik. Alasan berikutnya adalah obat akan berdifusi menuju fase kontinyu selama proses emulsi yang dapat menyebabkan kehilangan obat
yang tinggi. Terdapat empat alternatif untuk membuat obat hidrofilik dapat dienkapsulasi adalah:
a. Metode emulsi ganda airminyakair: larutan encer obat hidrofilik
diemulsifikasi dengan fase organik emulsi airminyak kemudian emulsi ini terdispersi menuju larutan encer kedua untuk membentuk emulsi kedua.
b. Metode kosolven minyakair: ketika obat tidak larut dalam pelarut organik
utama, pelarut kedua atau yang disebut kosolven diperlukan untuk melarutkan obat.
c. Metode dispersi minyakair: obat didispersikan pada serbuk padat dalam
larutan polimer dan pelarut organik d.
Metode penguapan pelarut bukan kontinyu minyakminyak: fase kontinyu digantikan dengan bukan air misalnya minyak mineral Li et al., 2008 dalam
Muhaimin, 2013 Proses emulsi ganda biasa digunakan untuk obat yang tidak larut dalam
pelarut organik. Proses emulsi padat minyakair dapat digunakan untuk mengenkapsulasi obat yang dapat menghasilkan bentuk dengan ukuran kecil.