Agitasi dan Prediksi Ukuran Suhu dan tekanan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kering, atau semprot kering menggunakan berbagai eksipien misalnya lipid, polimer, atau sistem pembawa seperti laktosa. Masing-masing sistem ini memiliki keunggulan dan kekurangan bergantung pada agen terapetik yang diformulasikan Labiris, N.R., MB, Dolovich, 2003. Salah satu formulasi serbuk kering untuk produk inhalasi adalah menggunakan polimer biodegradabel. Mikrosfer polimer biodegradabel telah diteliti sebagai pembawa dalam penghantaran obat lepas lambat melalui paru- paru. Polimer seperti poli asam laktat PLA digunakan pada aplikasi medis seperti benang bedah. Implan ortopedi dan pembalut medis. Namun poli asam laktat tidak cocok digunakan sebagai penghantaran obat melalui paru-paru karena waktu paruh biologi yang lama dengan dosis satu kali selama beberapa minggu. Penelitan tentang pelepasan BDP lepas lambat yang dimuat dalam mikrosfer PLA bertahan selama 6 hari. Asam oligolaktat, oligomer dari asam laktat memiliki waktu paruh biologis yang lebih pendek dari PLA sehingga lebih sesuai digunakan untuk penghantaran obat melalui paru-paru. Polimer mukoadhesif seperti hydroxypropyl cellulose HPC dapat memperlama farmakokinetik dan farmakodinamik kristal BDP dengan menghindari pembersihan mukus Labiris, N.R., MB, Dolovich, 2003.

2.5. Diltiazem Hidroklorida

Diltiazem hidroklorida adalah antagonis saluran kalsium yang banyak digunakan untuk pengobatan angina pektoris, hipertensi dan aritmia Gilman, A.G., 2012. Kelarutan diltiazem menurun secara signifikan seiring dengan peningkatan pH saluran pencernaan Gowda D.V, 2010. Gambar 2.5. Struktur Diltiazem Hidroklorida sumber : Kelly,J.G. , O’Malley,K, 1992 dalam Sweetman, Sean C., 2009 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pemberian diltiazem hidroklorida melalui oral menyebabkan beberapa efek samping, misalnya sakit kepala, bengkak pada pergelangan kaki, mual, muntah, anoreksia, konstipasi, diare, dan gangguan gastrountestinal lainnya Kelly, J.G ., O’Malley,K., 1992 dalam Sweetman, Sean C., 2009. Diltiazem diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan setelah pemberian oral, namun obat ini akan mengalami metabolisme hepatik lintas pertama first pass metabolism yang berlebih sehingga menyebabkan bioavaibilitas dilttiazem dalam plasma sebesar 40 meskipun terdapat variasi individual pada konsentrasi plasma. Diltiazem terikat 80 dengan protein plasma. Obat ini dimetabolisme di hati, terutama oleh Sitokrom P450 isoenzim CYP3A4. Salah satu hasil metabolitnya, yaitu desasetildiltiazem telah dilaporkan memiliki aktivitas lebih besar 25 sampai 50 dari senyawa utamanya parent compound. Diltiazem hidroklorida berbentk serbuk kristal dengan warna putih atau hampir putih. Obat ini mudah larut dalam air, diklorometan dan metil alkohol, namun sedikit larut dalam alkohol terdehidrasi. Diltiazem hidroklorida memiliki waktu paru 3 sampai 5 jam. Sedangkan waktu puncaknya Tmax terjadi pada 3 sampai 4 jam setelah pemberian oral. Obat ini harus disimpan dalam wadah tertutp rapat dan terlindung dari cahaya Kelly,J.G. , O’Malley,K., 1992 dalam Sweetman, Sean C., 2009.

2.6. Etil Selulosa

Etil selulosa dengan nama lain Aquacoat ECD; Aqualon; Ashacel; E426; Ethocel, Ethylcellulosum; Surelease memiliki berbagai berat molekul Rowe, Paul., Marian, 2009. Gambar 2.6. Struktur Kimia Etil Selulosa [sumber : Rowe, Paul., Marian, 2009] UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Etil selulosa berbentuk serbuk, tidak berasa, mudah mengalir, bewarna putih sampai coklat muda. Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air. Etil sellosa yang mengandung gugus etoksi kurang dari 46,5 bersifat mudah larut dalam kloroform, metil asetat, tetrahidrofuran, dan campuran hidrokarbon aromatik dengan etanol 95. Sedangkan etil selulosa yang mengandung tidak kurang dari 46,5 gugus etoksi bersifat mudah larut dalam kloroform, etanol 95, etil asetat, metanol, dan toluen. Berbagai macam jenis viskositas tersedia secara komersial, mulai dari 7 sampai 100 mPa s 7-100 cP Rowe, Paul., Marian, 2009. Etil selulosa banyak digunakan dalam sediaaan oral dan topikal. Fungsi utama polimer ini dalam sediaan oral adalah sebagai agen penyalut untuk tablet dan granul. Pelapis etil selulosa digunakan untuk obat dengan pelepasan termodifikasi; menghilangkan rasa tidak enak; meningkatkan stabilitas sediaan, misalnya granul yang dilapisis dengan etil selulosa akan terhindar dari reaksi oksidasi. Selain itu etil selulosa yang dilarutkan dalam pelarut organik atau campuran pelarut dapat digunakan untuk membuat film yang tidak larut dalam air. Etil selulosa dengan viskositas tinggi cenderung menghasilkan film yang kuat dan dapat tahan lebih lama. Pelepasan obat melalui sediaan yang dilapisis dengan etil selulosa dapat dikontrol dengan difusi melalui pelapis film. Etil selulosa dengan viskositas tinggi digunakan untuk enkapsulasi obat. Pelepasan obat dari mikrokapsul etil selulosa tergantung pada ketebalan dinding dan luas permukaannya. Pada sediaan topikal, etil selulosa digunakan sebagai agen penebal thickening agent dalam krim, losion atau gel. Selain itu etil selulosa juga digunakan sebagai agen penstabil pada emulsi. Etil selulosa juga digunakan pada kosmetik dan produk makanan Rowe,Paul., Marian, 2009. Etil selulosa bersifat stabil dan sedikit higroskopis. Degradasi etil selulosa terjadi ketika polimer ini terpapar sinar matahari atau sinar UV saat suhu naik. Selain itu etil selulosa tidak bercampur dengan lilin parafin dan lilin mikrokristalin. Etil selulsa harus disimpan dalam wadah kering yang terhindar dari sumber panas dan disimpan pada suhu tidak lebih dari 32 o C. Polimer ini harus dijauhkan dai agen peroksida atau agen pengoksidasi Rowe, Paul., Marian, 2009.