Rumusan Masalah Sejarah Menyirih Cara Persiapan Sirih

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas timbul permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja kelainan mukosa oral pada penyirih di Kecamatan Pancur Batu? 2. Berapakah prevalensi kelainan mukosa oral pada penyirih di Kecamatan Pancur Batu? 3. Bagaimana pengetahuan penduduk mengenai risiko menyirih di Kecamatan Pancur Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui kelainan mukosa oral apa saja yang terjadi pada penyirih di Kecamatan Pancur Batu. 2. Untuk mengetahui pengetahuan penduduk tentang risiko menyirih di Kecamatan Pancur Batu.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah kelainan mukosa oral pada penyirih di Kecamatan Pancur Batu. 2. Mengetahui apakah lama frekuensi menyirih dan durasi dapat menyebabkan kelainan mukosa oral pada penyirih di Kecamatan Pancur Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi bahwa menyirih dapat menimbulkan kelainan mukosa oral. 2. Sebagai data untuk penelitian-penelitian lebih lanjut tentang adanya hubungan kebiasaan menyirih dengan kelainan mukosa oral. Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Informasi ini dapat digunakan dalam membuat rancangan dan pengembangan program kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah kebiasaan menyirih sebagai penyebab kelainan yang lebih serius di rongga mulut. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang risiko terjadinya kelainan mukosa oral akibat menyirih. 3. Diharapkan dapat menyumbangkan informasi penting untuk memahami prevalensi dan derajat keparahan penyakit mulut pada sesuatu populasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Menyirih

Kebiasaan menyirih sudah dikenal sekitar 2000 tahun yang lalu, sedangkan tembakau dikenal sekitar 16 Masehi. 13 Menyirih merupakan kebiasaan tradisional yang dihubungkan dengan kegiatan sosial, budaya serta upacara-upacara sehingga dapat diterima di seluruh lapisan masyarakat termasuk wanita dan anak-anak. Kebiasaan menyirih telah dilaporkan di beberapa negara seperti Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia, China, Papua Nugini, beberapa pulau di Pasifik dan populasi migran dari Afrika Selatan, Afrika Timur, Inggris, Amerika Utara dan Australia. Kebiasaan menyirih hampir merata dilakukan oleh masyarakat suku-suku bangsa di Indonesia, mulai dari suku-suku bangsa yang bermukim di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua. Setiap suku bangsa mengolah sirih sesuai kebutuhan budaya mereka. 14 Di Sumatera Utara, kebiasaan menyirih masih dilakukan terutama pada kalangan suku Karo. Secara umum dilihat dari tinjauan geografis dan budaya, suku Karo adalah salah satu etnis suku-suku bangsa Indonesia yang mendiami daerah Dataran Tinggi Karo. Suku Karo menganut sistem kekerabatan yang disebut disebut dengan “marga” yang terdiri dari lima cabang yaitu Perangin-angin, Ginting, Sembiring, Tarigan, dan Karo-karo. 15 Kelima marga ini mempunyai kebiasaan menyirih terutama pada acara adat istiadat. Dalam perkembangannya budaya, menyirih digunakan untuk tujuan kesehatan atau sebagai camilan untuk mengisi masa luang. 14

2.2 Komposisi Menyirih

Universitas Sumatera Utara Menyirih merupakan kegiatan mencampur unsur-unsur yang diletakkan dalam mulut kemudian dihisap atau dikunyah sehingga berkontak dengan mukosa dalam waktu tertentu. 16 Pada umumnya bahan yang digunakan ketika menyirih adalah daun sirih Piper betle, kapur kalsium hidroksida dan pinang Areca catechu dan pada masa selanjutnya dipadukan dengan gambir Uncaria Gambir, tembakau Nicotina tobaccum, cengkeh, kayu manis dan lain-lain. 2,16 Gambar 1. Komposisi menyirih 17

2.2.1 Sirih Piper betle

Nama Latin daun sirih adalah Piper betle L, yang berasal dari keluarga Piperaceae. Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya. 18 Secara makroskopik tanaman ini berwarna hijau kekuningan atau hijau gelap dengan permukaan yang licin. Panjang daun adalah 7-15 cm dan lebarnya adalah 5-14 cm. Daunnya berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang- seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang menyenangkan bila diremas. Batangnya berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Daun sirih mempunyai aroma disertai dengan berbagai rasa, dari rasa manis hingga berbau tajam karena mengandung minyak atsiri. 19 Komponen utama daun sirih adalah pati, diastases, gula dan minyak atsiri. Minyak atsiri betlephenol pada daun sirih merupakan suatu cairan yang volatil yang mengandungi beberapa fenol termasuk hydroxychavicol, eugenol, dan chavicol. Eugenol dalam minyak atsiri mempunyai fungsi anti jamur dan Chavicol berperan Universitas Sumatera Utara sebagai antiseptik. 2,19 Menurut Wang dkk cit International Agency For Research On Cancer, daun sirih mengandungi vitamin C dan carotene. 2 Daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Manfaat dari daun sirih antara lain sebagai antiseptik, stimulan, menghilangkan bau mulut, abses, gatal-gatal, pembengkakan gusi, rematik dan mencegah abrasi. Bahkan, jus daun sirih digunakan untuk mengurangi demam, batuk, kelelahan dan asma. 18,19,20 Gambar 2. Pohon sirih dan daun sirih 21

2.2.2 Pinang Areca catechu

Pinang yang dikenali sebagai Areca catechu merupakan suatu jenis tanaman yang berasal dari keluarga Arecaceae yang tumbuh di Afrika Timur, Asia Selatan dan Pulau Pasifik. Di India pinang dikenali sebagai pan dan di Bali sebagai boa. 21 Pinang dapat tumbuh 10-30 meter dan meruncing di bagian pucuk sekitar 3-5 cm. Buah pinang mempunyai bentuk bulat dan berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi kuning dan jingga apabila masak. Kandungan dari pinang adalah catechu- tannic acid 25-35, acacatechin 2-10, quercetin, catechu red, alkaloid arecoline, arecaidine, guvacine dan guvacoline. 2,23,24 Pinang adalah suatu jenis unsur yang mempunyai warna merah-cokelat yang sering dioleskan pada sirih dan dibungkus bersamaan dengan unsur lain. 2 Kulit buah pinang biasanya dibuang dan bagian inti pinang dikunyah secara menyeluruh atau Universitas Sumatera Utara dipotong kecil sebelum dikunyah. Kulit biji pinang dapat digunakan untuk membersihkan gigi. Menurut Wilson dkk cit World health organization Western Pacific Region, dilaporkan bahwa pinang dapat menghasilkan rasa manis dan efek stimulan. Ketika pinang, kapur dan daun sirih dikunyah pada masa bersamaan akan menyebabkan hasil pengunyahan menjadi warna merah. 23 Menurut Surendiran dkk cit Cyriac, dilaporkan bahwa pinang dapat menghambat pertumbuhan dan propagasi S.mutans. Selain itu, beberapa laporan menyatakan bahwa tumbuhan ini mempunyai sifat antioksidan. 25 Menurut Murti dkk cit Adhikari pinang merupakan salah satu faktor etiologi utama terjadinya oral submukus fibrosis. Hal ini terbukti mukosa oral menjadi kaku dan terdapat pembentukan fibrous bands, disertakan dengan kehilangan elastisitas mukosa sehingga sulit membuka mulut. 24 Gambar 3. Pinang 21

2.2.3 Kapur kalsium hidroksida

Kapur adalah senyawa atau bahan oksida, hidroksida, dan karbonat dari kalsium Ca. Kapur atau cunam kapur mati berwarna putih likat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah dibakar. Hasil dari debu cangkang perlu dicampur dengan air untuk mempermudah pengolesan ke atas daun sirih. 21 Kapur boleh didapati dengan membakar batu kapur kalsium karbonat CaCO 3 . Apabila dibakar dengan suhu tertentu, kalsium karbonat mengeluarkan gas karbon dioksida CO 2 dan senyawa kalsium oksida CaO. Kalsium oksida dicampur Universitas Sumatera Utara dengan air sehingga mengembang dan menghasilkan haba serta mejadi bubuk kapur yang dikenal sebagai kalsium hidroksida CaOH 2 . 21 Proses ini disebut dengan tindakan air slaking dan bubuk kapur adalah kapur terhidrat. Bubuk kapur akan menjadi cair jika campuran air berlebihan. Bubuk kapur yang didiamkan lama akan menyebabkan kandungan airnya hilang dan bereaksi dengan karbon dioksida di udara sehingga kembali menjadi kalsium karbonat. 21 Kapur dan komposisi lain pada sirih dipadukan sebelum dikunyah. Kapur melepaskan alkaloid dari pinang sehingga menghasilkan perasaan euforia. 16 Kapur boleh menyebabkan inflamasi pada daerah submukosa. 26 Selain itu, kapur juga merupakan faktor pemicu pembentukan Reactive Oxygen Species ROS sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif pada Deoxyribonucleic Acid DNA sel mukosa bukal pada penyirih. 24 Gambar 4. Kapur 21

2.2.4 Gambir Uncaria Gambir

Gambir merupakan suatu jenis tumbuhan yang terdapat di Asia Tenggara, biasanya sering dijumpai di Malaysia dan Indonesia. Gambir termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Tinggi tumbuhan ini adalah sekitar 2.4 meter dan panjang daunnya adalah 8-14 cm. Daunnya berbentuk lonjong dan permukaannya licin. Bunganya berwarna kelabu. 21,28 Kandungan utama gambir adalah asam katechu tannat 20-50, katechin 7-33, dan pyrocatechol 20-30. Menurut Bachtiar cit Universitas Sumatera Utara Dahlimi menyatakan bahwa kandungan kimia gambir yang paling banyak dimanfaatkan adalah katechin dan tanin. 28 Pada masyarakat tradisional, gambir merupakan satu bahan yang cukup banyak dibutuhkan. Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai bahan pelengkap makan sirih dan obat-obatan, seperti di Malaysia gambir digunakan sebagai obat luka bakar, di samping rebusan daun muda dan tunasnya sebagai obat diare dan disentri serta obat kumur-kumur pada sakit tenggorokkan, sedangkan di Singapura gambir digunakan sebagai bahan baku obat sakit perut dan sakit gigi. 28 Gambar 5. Gambir 21

2.2.5 Tembakau Nicotiana tabacum

Tembakau berasal dari famili Solanaceae. Daun-daunnya digunakan untuk membuat rokok. Tembakau dapat tumbuh dalam keadaan iklim yang berlainan. Ketika musim kemarau tembakau dipanen untuk mendapatkan daun-daun yang bermutu. Daun-daun tembakau yang bermutu hanya boleh dihasilkan di kawasan- kawasan tertentu. Jenis tembakau yang sama jika ditanam di kawasan yang mempunyai tanah yang berlainan dapat menghasilkan kualitas daun yang rendah. 21 Pohon tembakau subur dapat tumbuh sehingga 2 meter. Daun tembakau digunakan sebagai pelengkap dalam menyirih. Unsur bioaktif yang terdapat pada tembakau adalah nikotin, sifatnya menimbulkan ketagihan sehingga mendorong otak melepaskan catecholamine. Akibat merugikan adalah tembakau dapat menyebabkan hipertensi, stroke, kanker paru-paru, kanker mulut dan penyakit jantung koroner. 29 Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Tembakau 21

2.3 Cara Persiapan Sirih

Pengolahan menyirih adalah berbeda pada beberapa negara tergantung kepada kebiasaan dan sumber bahan yang boleh didapati. Komposisi utama terdiri dari daun sirih, biji buah pinang dan kapur. Terdapat sebagian penyirih menambahkan kelapa parut, tembakau, kunyit, cengkeh dan kayu manis. 2,16 Di India, kegiatan menyirih berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Secara umum, menyirih dilakukan dengan biji buah pinang dihancurkan, dipotong kecil atau diparut terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan kapur dan rempah lalu dibungkus dengan daun sirih. 30 Di Lao People’s Democratic Republic, daun sirih dioleskan dengan kapur, biji pinang dan tembakau yang dipotong kecil, kemudian camphor digunakan untuk menghilangkan stein merah pada gigi setelah mengunyah. 2 Sementara di Thailand, menurut Mougne dkk cit International Agency For Research On Cancer, komposisi utama menyirih adalah daun sirih, pinang dan kapur, kemudian ditambahkan dengan bahan adiktif seperti tembakau, sandalwood atau moonflower bark. Di Myanmar, aktivitas menyirih dikenali sebagai kun-ya atau kun. Komposisi utama adalah sama seperti di Thailand, yaitu daun sirih, pinang, kapur dan tembakau. Menurut Chin dkk cit International Agency For Research On Cancer, di Malaysia, suku India menggunakan daun sirih muda, kapur, tembakau dan pinang yang dikeringkan yang telah dipotong atau dalam bentuk bubuk sedangkan suku Melayu menggunakan daun sirih matang, gambir, kapur dan pinang segar. 2 Universitas Sumatera Utara . Menurut Moller dkk cit International Agency For Research On Cancer aktivitas bersirih di Indonesia mengacu pada kebiasaan mengunyah campuran daun sirih Piper betle Leaves, biji pinang Areca Catechu, dan kapur Kalsium hidroksida yang pada masa selanjutnya dipadukan dengan gambir Uncaria Gambir dan tembakau Nicotina Tobaccum. 2,15 Rempah seperti kapulanga atau cengkeh ditambah untuk menambah rasa. Kemudian campuran ini diletakkan dalam mulut dan dihisap, dikunyah atau digosok sehingga berkontak dengan mukosa dalam waktu tertentu. 16 Di Indonesia, menyirih dilakukan dengan cara mengunyah gumpalan sirih kemudian ditambah gumpalan tembakau yang bertujuan untuk membersihkan gigi dan seterusnya dibiarkan di dalam mulut selama beberapa menit. 31 2.4 Kelainan Mukosa Oral Akibat Menyirih 2.4.1 Lesi Mukosa Penyirih