BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan potong silang cross sectional, yaitu mengetahui prevalensi kelainan mukosa oral disebabkan
kebiasaan menyirih dan pengetahuan penduduk tentang risiko menyirih. Setiap subjek hanya diperiksa satu kali saja.
47
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang pada bulan Januari 2015. Di Kecamatan ini terdapat beberapa etnis suku dan salah satu dari
etnis suku tersebut adalah suku Karo, di mana suku Karo di Kecamatan Pancur Batu masih mempunyai kebiasaan tradisional yaitu kebiasaan menyirih. Kebiasaan
menyirih di Kecamatan Pancur Batu lebih banyak dilakukan oleh wanita.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah penduduk yang bermukim di Kecamatan Pancur Batu yang memiliki kebiasaan menyirih.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel Penelitian
Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling yaitu semua subjek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
47
3.3.3 Besar Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan persentase kebiasaan mengunyah sirih pada masyarakat Batak Karo di Kecamatan Pancur Batu dari hasil penelitian
Emerson Lim 2007 yaitu 32,
48
diperoleh sampel dengan menggunakan rumus besar sampel untuk data nominal terhadap sampel tunggal untuk estimasi proporsi
suatu populasi yaitu sebagai berikut:
47
n=
Keterangan : n : Jumlah sampel
Zα : Tingkat Kemaknaan nilai Zα yang dipakai adalah 10, maka Zα = 1,64 P : Proporsi mengunyah sirih penelitian Emerson Lim 2007, 32
Q : 1 – P Q = 0,68
d : presisi nilai presisi yang ditentukan peneliti adalah 10
n=
= 58,5 Jumlah sampel minimal yang didapat adalah 58,5. Maka jumlah sampel yang
akan diambil pada penelitian ini adalah 65 orang.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
Universitas Sumatera Utara
1. Subjek mempunyai kebiasaan menyirih setiap hari sampai pada saat penelitian dilakukan.
2. Subjek yang bersedia untuk menjadi sampel penelitian.
3.4.2 Kriteria Eksklusi:
Subjek yang mempunyai kebiasaan menyirih serta merokok dan mengonsumsi alkohol.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas
: 1. Kebiasaan menyirih 2. Pengetahuan penduduk tentang risiko menyirih
b. Variabel terikat : Kelainan mukosa oral:
Lesi mukosa penyirih Oral submukus fibrosis
Preleukoplakia Leukoplakia
Kanker
c. Variabel terkendali : Umur penduduk 12-80 tahun
3.6 Definisi Operasional
1. Kebiasaan menyirih Definisi : Kebiasaan yang dilakukan dengan memadukan bahan-bahan
campuran sirih menjadi satu sehingga dapat dikunyah, bahan terdiri dari daun sirih, pinang dan kapur dengan atau tanpa beberapa macam rempah lainnya seperti gambir,
tembakau, cengkeh, kayu manis dan lain-lain.
2,14,16
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Kategorik
2. Umur Definisi
: Lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan.
49
Universitas Sumatera Utara
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Kategorik
3. Komposisi menyirih Definisi
: Bahan-bahan yang digunakan ketika menyirih, komposisi utama terdiri dari daun sirih, pinang dan kapur sedangkan komposisi tambahan terdiri
atas komposisi utama ditambah dengan tembakau dan gambir.
2,14,16
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Kategorik
4. Frekuensi menyirih Definisi
: Berapa kali seseorang menyirih dalam satu hari. Cara ukur
: Wawancara Alat ukur
: Kuesioner Skala ukur
: Kategorik 5. Durasi menyirih
Definisi : Lamanya seseorang melakukan kebiasaan menyirih mulai
dari waktu pertama kali sampai saat penelitian dilakukan tahun. Cara ukur
: Wawancara Alat ukur
: Kuesioner Skala ukur
: Kategorik 6. Pengetahuan penduduk tentang risiko menyirih
Definisi : Pengetahuan responden tentang risiko menyirih dan efek
buruk yang dapat ditimbulkan pada rongga mulut. Pengetahuan responden merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah responden melakukan pengindraan terhadap
kebiasaan menyirih.
50
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Kategorik
Universitas Sumatera Utara
Hasil ukur : Gambaran tingkat pengetahuan responden terhadap risiko menyirih diukur melalui 10 pertanyaan. Jawaban yang benar diberi nilai 1, jawaban
yang salah diberi nilai 0. Total nilai semua pertanyaan dijumlahkan dan dikategorikan. Maka jumlah skor benar untuk seluruh pertanyaan yang diberikan
adalah 10. Kemudian jumlah skor setiap responden dihitung dengan rumus:
P = F N 100 P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah soal
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala kategorik, maka hasil persentase skor setiap responden dikategorikan sebagai berikut:
50
Tabel 1. Kategori Nilai Pengetahuan Menurut Arikunto 2006 Tingkat
Pengetahuan Penjelasan
Baik Responden mampu menjawab dengan benar 75-100 dari seluruh
pertanyaan. Cukup
Responden mampu menjawab dengan benar 56-74 dari seluruh pertanyaan.
Kurang Responden mampu menjawab dengan benar 0-55 dari seluruh
pertanyaan.
7. Lesi mukosa penyirih Betel Chewer’s Mucosa
Definisi : Lesi yang mempunyai permukaan yang keriput, irregular,
kasar, hiperemi dan permukaan epitel yang sukar dihapus. Cenderung terjadi deskuamasi disebabkan komposisi bahan menyirih atau efek traumatik. Lesi kelihatan
merah-kecoklatan pada mukosa bersangkutan.
32
Cara ukur : Pemeriksaan objektif pada mukosa oral
Universitas Sumatera Utara
Alat ukur : Kaca mulut
Skala ukur : Kategorik
8. Oral submukus fibrosis Definisi
: Lesi yang menyebabkan mukosa menjadi pucat, tebal, keras dan dengan adanya fibrous band dapat menghambat pergerakan mulut.
37
Simtom awal adalah rasa terbakar ketika makan makanan pedas. Mukosa memperlihatkan
fibrous band putih yang vertikal sehingga memberikan tekstur yang kasar dan keras ketika dipalpasi dan rasa sakit serta ketidakmampuan membuka mulut. Bila penyakit
berkembang trimus akan terjadi akibat kehilangan regangan dan mukosa menjadi lebih pucat dan kaku.
36
Cara ukur : Pemeriksaan objektif pada mukosa oral
Alat ukur : Kaca mulut
Skala ukur : Kategorik
9. Preleukoplakia Definisi
: Suatu reaksi rendah dari mukosa mulut. Lesi kelihatan putih keabu-abuan, sedikit pola lobular, dan tidak mempunyai batas nyata dengan jaringan
dekatnya.
9,41
Cara ukur : Pemeriksaan objektif pada mukosa oral
Alat ukur : Kaca mulut
Skala ukur : Kategorik
10. Leukoplakia Definisi
: Plak atau bercak putih pada mukosa oral yang tidak dapat dihapus dan tidak dapat diklasifikasikan secara klinis atau patologis sebagai penyakit
lain dan tidak dihubungkan dengan berbagai agen kimia atau fisik kecuali tembakau. Permukaan lesi licin atau kasar ketika dipalpasi. Lesi kelihatan tebal, berfisur dan
indurasi.
36
Cara ukur : Pemeriksaan objektif pada mukosa oral
Alat ukur : Kaca mulut
Skala ukur : Kategorik
11. Kanker
Universitas Sumatera Utara
Definisi : Lesi yang mengalami ulserasi dengan indurasi pada tepi
ulser, ulser meninggi atau kelihatan sebagai massa yang tumbuh eksofitik dengan permukaan yang licin atau pebbled, dan mudah berdarah apabila ada trauma.
51
Cara ukur : Pemeriksaan objektif pada mukosa oral
Alat ukur : Kaca mulut
Skala ukur : Kategorik
3.7 Sarana Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian