Gambar 7. Lesi mukosa penyirih
35
2.4.2 Oral Submukus Fibrosis
Oral submukus fibrosis merupakan lesi prekanker yang dijumpai pada mukosa mulut, orofaring, nasofaring dan esofagus, sering disebabkan penggunaan pinang
ketika menyirih.
36,37
Kelainan ini merupakan lesi yang kronik, ireversibel yang sering dijumpai pada mukosa bukal. Simptom awal submukus fibrosis adalah sensasi bakar,
mulut kering, mukosa menjadi pucat dan ulserasi. Sensasi bakar terjadi ketika berkontak dengan makanan pedas. Pada tahap yang lebih lanjut mukosa bersangkutan
menjadi tebal, keras dan dengan terbentuknya fibrous bands akan menyebabkan kesulitan untuk membuka mulut, bicara, menelan dan membatasi penggerakan
lidah.
37,38,39
Mukosa menjadi pucat karena terjadinya kerusakan pada vaskular akibat dari peningkatan fibrosis sehingga kelihatan seperti marble.
39
Komposisi menyirih yang terdiri dari pinang dapat melepaskan unsur aktif arecoline yang akan menstimulasi fibroblas untuk meningkatkan produksi kolagen
sehingga terjadi fibrosis.
36,37
Frekuensi dan durasi mempengaruhi pengembangan dari lesi ini.
39
Oral submukus fibrosis dapat didefinisikan bila terdapat satu atau lebih karakteristik, yaitu dapat fibrous bands yang dapat dipalpasi, tekstur dari lesi terasa
kasar dan keras dan mukosa oral memucat.
37
Gambar 8. Oral submukus fibrosis
36,40
2.4.3 Preleukoplakia dan Leukoplakia
Universitas Sumatera Utara
Preleukoplakia dan leukoplakia adalah lesi yang dapat dijumpai pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan menyirih dengan penggunaan tembakau. Lesi
ini sering dijumpai pada mukosa bukal dan komisura. Tahap awal dari leukoplakia homogen juga dikenali sebagai preleukoplakia.
38
Preleukoplakia merupakan derajat rendah atau reaksi ringan dari mukosa. Gambaran klinis menunjukkan mukosa
kelihatan putih keabu-abuan, disertai sedikit pola lobular dan tidak mempunyai batas yang nyata dan bercampuran dengan mukosa berhampiran.
41
Lesi ini bersifat reversibel tetapi dapat menjadi tebal sehingga kelihatan warna putih yang nyata
akibat dari keratin yang menebal.
38
Menurut International Conference, leukoplakia didefinisikan sebagai plak atau bercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus dan tidak dapat
diklasifikasikan secara klinis atau patologis sebagai penyakit lain dan tidak dihubungkan dengan berbagai agen kimia atau fisik kecuali tembakau. Salah satu
faktor predisposisi terjadinya leukoplakia akibat penggunaan tembakau. Hal ini dapat dibuktikan apabila kebiasaan menggunakan tembakau dihentikan lesi ini tidak
kelihatan. Pada pengguna tembakau yang berat, lesi ini mempunyai warna cokelat- kekuningan. Selain itu, penggunaan kapur dan pinang yang berlebihan dapat
menyebabkan trauma lokal pada mukosa, apabila kegiatan menyirih dilakukan secara terus menerus Reactive Oxygen Species ROS menyebabkan kerusakan pada DNA
sehingga sel mengalami proliferasi dan pada masa yang lanjut hiperkeratinasasi epitel terbentuk.
42
Pada umumnya, lesi ini tidak mempunyai gejala namun terdapat kasus yang menyatakan bahwa lesi ini dapat menimbulkan sakit, mukosa menjadi tebal dan
sensasi terbakar.
36
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Leukoplakia
37
2.4.4 Liken Planus