Citraan Isi Puisi Menyimak dan Merefleksi Isi Puisi

163 Keindahan Alam

2. Menentukan Gambaran Penginderaan, Perasa, Pendapat, dan Merefleksikan Isi Puisi

Bacalah puisi berikut ini dengan cermat Tanah Kelahiran Seruling di pasir tipis, merdu Antara gundukan pohon pina Tembang menggema di dua kaki, Burangrang-Tangkubanperahu Jamrut di pucuk-pucuk Jamrut di air tipis menurun Membelit tangga di tanah merah Dikenal gadis-gadis dari bukit Nyanyikan kentang sudah digali Kenakan kebaya ke pewayangan, Jamrut di pucuk-pucuk, Jamrut di hati gadis menurun. Ramadhan K.H., Priangan Si Jelita Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas empat atau lima orang. a. Diskusikan gambaran penginderaan, perasa, pendapat pada puisi di atas b. Renungkan isi puisi di atas, kemudian tuliskan perasaanmu setelah membaca puisi itu. c. Tuliskan simpulanmu isi puisi di atas. 164 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

B. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat: z mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual z menanggapi cara pembacaan puisi temanmu. Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah dapat menanggapi bagaimana temanmu membacakan cerpen. Nah, kali ini kamu dalami lagi materi pembelajaran tersebut.

1. Mendengarkan Pembacaan Cerpen

Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan cerpen berikut ini. Dengarkan dengan saksama dan sebutkan tokoh serta penokohannya Pada Tikungan Berikutnya Cerpen Musmarwan Abdullah Aku berjalan kaki menempuh jalan pinggiran kota menuju ke kantor redaksi. Cerpenku kali ini dimuat pada saat yang tepat, di saat aku membutuhkan uang sesedikit apa pun. Nah, cuma itu yang ingin kusampaikan padamu, kawan. Selebihnya, tak ada yang dapat kuceritakan. Di ruang langit menggelantung awan-asap mesiu. Di hamparan tanah, darah bepercikan di batu-batu jalan. Dan, ke mana pun wajah kupalingkan, yang kulihat hanya tentara-tentara. Berhenti tiba-tiba berteriak sekelompok tentara yang berdiri di tepi jalan yang tengah kulewati. Dan, begitulah aku wajib berhenti setiap tubuh kerempeng ini berpapasan dengan tubuh-tubuh mereka yang gagah dalam uniform militer yang megah. Angkat bajumu Dan, aku mengangkat bajuku. Mereka meneliti sekeliling pinggangku. Tak ada pistol-rakitan yang terselip di sana. Tak ada sebilah rencong yang menantang di situ.