Bahan Penulisan Puisi Menulis Puisi

Tower Telekomunikasi 122 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

A. Menyimak Pembacaan Puisi

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu mampu: z menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi tanggapan terhadap pembacaan puisi, z memberi tanggapan terhadap pembacaan puisi. Kalian tentu sering menyaksikan kontes-kontes bintang di televisi, misalnya Indonesian Idol, AFI, KDI, API, dan lain-lain. Dalam setiap penampilan peserta kontes, kita menyaksikan bagaimana dewan juri mengomentari setiap penampilan kontestan. Komentar yang dilontarkan bermacam-macam, ada yang memuji, menunjukkan kelebihan, menunjukkan kelemahan, dan sebagainya. Semua komentar merupakan tanggapan terhadap penampilan kontestan. Yang dimaksud menanggapi pembacaan puisi berarti memberikan komentar, pendapat, dan kritik terhadap pembacaan puisi berdasarkan kriteria pembacaan puisi yang baik. Kriteria-kriteria yang dimaksud, misalnya, penghayatan, pelafalan, dan penampilan. Seorang komentator dapat memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi dari aspek-aspek tersebut.

1. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memberikan Tanggapan Pembacaan Puisi

Ketika memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi secara lisan, hal-hal sebagai berikut harus diperhatikan: a. ketepatan, yaitu kesesuaian tanggapan dengan hal yang ditanggapi b. kelancaran, yaitu ada tidaknya hambatan ketika menyampaikan tanggapan c. kewajaran, berhubungan dengan cara penyampaian tanggapan yang tampak wajar, tidak berlebihan, dan tidak tampak dibuat-buat d. penggunaan bahasa, meliputi pilihan kata, susunan kalimat dan intonasi.

2. Memberikan Tanggapan Pembacaan Puisi

BapakIbu guru akan menayangkan rekaman pembacaan puisi atau menunjuk salah seorang temanmu untuk membacakan puisi. Simaklah pembacaan puisi tersebut dengan cermat. Pusatkan perhatianmu pada bagaimana teknik pembacaannya, misalnya penghayatan, pelafalan, dan 123 Komunikasi penampilannya. Puisi yang dibaca, misalnya, puisi Pidato Seorang Demonstran yang sudah dipelajari sebelumnya atau misalnya puisi berikut ini. Diponegoro Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak Gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti. Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai. Maju Serbu Serang Terjang Chairil Anwar, 1943