Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi
156 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Saya ke rumahnya, terus kami cari profesor yang memerlukan asisten itu. Hari itu juga diterima. Saya kaget. Sebenarnya, kepengin saya jangan diterima.
Soalnya saya tidak sanggup hidup sendiri di sana. Tapi, kan katanya kalau kesempatan tidak boleh ditolak. Waktu itu April, penerimaan mahasiswa
Agustus, jadi asisten peneliti dulu. Memang spesialisasi dari pembimbing saya antikanker. Sambil kuliah, kami meneliti terus siang malam. Pokoknya “nyari
duit” sebenarnya. Sambil kirim ke kampung juga. Kalau orang kan dikirimi, kita ngirimin. Ya, alhamdulillah, garis hidup. Jadi, memang dari nol saya belajar
itu.
Bagaimana Anda bisa menekuni riset antikanker?
Awalnya saya memang belum menguasai riset itu. Ada dasar-dasar lab, tapi untuk menghidupi sel kanker tidak ada. Sel kanker kan benar-benar harus steril,
tidak boleh kontaminasi. Kalau ada kontaminasi, sel itu mati. Nah, teknik itu yang dipelajari. Kita kontak batin dengan sel karena sel itu kan hidup. Itu
diambil dari manusia. Kita keluarkan supaya hidupnya menyebar banyak.
Mengapa memilih biokimia nutrisi di program doktoral Anda?
Saya di farmasi belajar bagaimana buat obat. Di kimia belajar reaksi obatnya. Di bioklinik S-2, saya pelajari bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Terus
di S-3, rencana saya bagaimana obat itu bisa diminum, dibuat teh dan sup. Itulah akhirnya ke biokimia nutrisi. Saya berangan-angan, hasil akhirnya itu
suatu produk yang bisa diminum orang, yang bisa saya tahu metabolismenya, yang bisa dijadikan sebagai obat. Jadi, memang sudah saya plot begitu. Kebetulan
pembimbing saya di UPM teman pembimbing saya waktu S-2. Bidang mereka sama-sama antikanker. Jadi, tidak lari ke mana. Alhamdulillah, tiga tahun
selesai PhD-nya.
Pernah ditawari menetap di Malaysia?
Sempat, apalagi produsen, menawari sekali untuk di sana sebagai penelitinya. Saya tidak mau. Karena, saya tidak suka kebangsaan saya di sana. Saya tujuh
tahun di sana, sempat jadi dosen. Syarat jadi warga negara kan lima tahun, apalagi kita punya --istilah orang sana-- akademik yang bagus.
Diambil Seperlunya dari Republika,
157 Cintah Tanah Air
Latihan
1. Sebutkan gagasan-gagasan pokok teks wawancara di atas? 2. Simpulkan isi teks wawancara tersebut
Tugas
Ubahlah teks wawancara di atas menjadi narasi. Perhatikan penggunaan kalimat langsung dan penggunaan kalimat tidak langsung dalam
menyusun narasi.