fasilitas belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gugus Wijaya Kusuma Kota Semarang. Sedangkan implikasi hasil penelitian meliputi
implikasi teoritis, praktis, dan paedagogis.
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada 89 responden dengan hasil skor tertinggi yaitu 95 dan skor terendah 58. Sedangkan jika
dilihat dari prosentase skor angket kebiasaan belajar didapatkan hasil prosentase tertinggi yaitu 82 dan terendah 18, kemudian hasil prosentase
skor angket kebiasaan belajar tersebut diinterpretasikan dalam kategori yaitu kategori sangat tinggi diperoleh 52 siswa 58,57, kategori tinggi diperoleh
37 siswa 41,57. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar siswa kelas IV SDN Gugus Wijaya Kusuma Kota Semarang tergolong
sangat tinggi. Hasil belajar siswa merupakan nilai yang diperoleh siswa sesudah
melakukan pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan meliputi yaitu ranah kognitif sedangkan ranah afektif dan psikomotor
merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Nilai kognitif diperoleh melalui nilai ulangan tengan semester pada semster genaap, nilai afektif
diperoleh melalui lembar pengamatan afektif dan nilai psikomotor diperoleh juga melalui lembar pengamatan psikomotor. Setelah skor masing-masing
ranah diperoleh kemudian ketiga nilai tersebut dirata-rata sehingga diperoleh sebuah nilai akhirnya
Hasil analisis data deskriptif dari data nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Gugus Wijaya Kusuma Kota Semarang dapat disimpulkan yaitu, 20
siswa atau sekitar 22,47 mendapatkan nilai baik sekali, 62 siswa atau sekitar 69,66 mendapatkan nilai baik, 7 siswa atau sekitar 7,87 siswa
mendapatkan nilai cukup. Jadi dari data tersebut hasil belajar kelas IV SDN Gugus Wijaya Kusuma Kota Semarang tergolong baik.
Dalam penelitian ini uji prasyarat analisis yaitu dengan diuji normalitas menggunakan uji liliefors dengan menggunakan bantuan SPSS, adapun
langkah-langkah sebagai berikut: klik Analyze Descriptive Statistics Explore. Kemudian memasukkan variabel fasilitas belajar dan hasil belajar 3
mapel siswa yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA ke kotak dependent List. Klik Plots dan beri tanda checklist
√ pada Normality plots with test Continue OK. Dari hasil data yang telah dihitung dapat
disimpulkan bahwa data dari fasilitas belajar siswa dan hasil belajar siswa diatas memiliki nilai signifikan 0,087 dan 0,200. Nilai signifikan 0,087 dan
0,200 0,05 maka dapat dikatan bahwa data tersebut normal. Data dikatakan normal apabila signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data Product Moment dapat disimpilkan bahwa terdapat pengaruh antara fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa
kelas IV Gugus Wijaya Kusuma Kota Semarang. Perhitungan analisis data menggunakan bantuan program SPSS 16 diketahui bahwa hasil r
hitung
0,597. Hasil koefisien korelasi diatas di interpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Sangat Kuat Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Kuat Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Sedang Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah Tak berkorelasi Suharsimi Arikunto, 2010: 319
Dari table diatas dapat diketahui, bahwa hasil analisis korelasi antara fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa sebesar 0,597 berada pada
kategori sedang, karena berada diantara nilai 0,400 – 0,600. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat koefisien korelasi pengaruh antara variabel fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa adalah
sedang. Dari data diatas juga didukung penelitian yang relevan oleh Prastiwi
Yuliani dan Sucihatiningsih D.W.P Tahun 2014 den gan judul “Pengaruh
Fasilitas Belajar, Pengelolaan Kelas, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Melalui Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MA Al-
Asror Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjkkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar. Hal tersebut sesuai dengan teori Nana
Sudjana 2014: 104 bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah fasilitas belajar. Fasilitas belajar yang lengkap akan
menunjang pembelajaran didalam kelas, sehingga potensi yang dimiliki
peserta didik dapat dikembangkan secara maksimal. Untuk mengetahui suatu sekolah memiliki fasilitas belajar yang memadahi dapat dilihat melalui
standar fasilitas belajar, menurut Barnawi dan Arifin 2014: 104 standar sarana dan prasarana belajar untuk tingkat sekolah dasar meliputi 1 Ruang
kelas, 2 Ruang perpustakaan, 3 Laboratorium IPA, 4 Ruang pimpinan, 5 Ruang guru, 6 Tempat beribadah, 7 Ruang UKS, 8 Jamban, 9
Gudang, 10 Tempat bermain dan olahraga. Dari simpulan diatas dapat diketahui bahwa fasilitas belajar memiliki
kontribusi dalam meningkatakan hasil belajar siswa, sehingga apabila tingkat fasilitas belajar siswa yang baik maka akan memperoleh hasil belajar yang
baik pula dan sebaliknya jika tingkat fasilitas belajar siswa kurang maka akan memperoleh hasil belajar yang kurang baik.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian