adalah memberikan kenyamanan dan memberikan manfaat kepada murid ketika belajar di perpustakaan.
Selain memerlukan gedung atau ruang yang baik, perpustakaan sekolah memerlukan sejumlah bahan dan pearalatan yang memadai.
Peralatan dan bahan-bahan yang baik di perpustakaan antara lain, pensil, pensil warna, kertas manila, peminjaman, kartu buku dan kartu
peminjaman, mesin ketik, mesin hitung, keranjang sampah,stempel, buku, dan lampu. Dari penjelasan tentang fasilitas belajar dapat dikatakan bahwa
ada dua jenis perlengkapan di sekolah, yaitu sarana dan prasarana sekolah. Sarana sekolah adalah semua peralatan, perabot yang digunakan secara
langsung dalam proses pendidikan disekolah, contohnya yaitu kapur tulis, tinta printer, kertas tulis, bahan-bahan kimia untuk praktik, meja, kursi,
atlas, globe, peralatan olahraga, LCD, media pembelajaran audio, visual dan multimedia. Sedangkan prasarana sekolah adalah semua kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, contohnya yaitu ruang kelas, ruang laboratorium,
ruang praktik, ruang computer, kamar kecil, ruang UKS, taman, dan tempat parkir.
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap
orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep
dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Rifa’i
dan Anni, 2009 : 82 Menurut Slameto 2013:2 belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Muhibbin Syah,
2009 : 63 Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi bahkan dalam kandunganhingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa
seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan
yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. Siregar dan Nara,
2010 : 3
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang
dilakukan secara sadar dan berlangsung terus menerus hingga akhir hayat yang menyangkut perubahan yang bersifat afektif, kognitif, dan
psikomotorik. 2.1.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto 2010 : 54 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapatdigolongkan menjadi dua golongan
saja, yaitu factor interndan factor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu. a. Faktor intern
1. Faktor Jasmaniah a. Faktor kesehatan.
b. Cacat tubuh. 2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis antara lain yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kemaatangan, kesiapan.
3. Faktor Kelelahan Faktor kelelahan berpengaruh terhadap belajar siswa dikarenakan
siswa memiliki batas waktu untuk belajar. b. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, factor sekolah dan
faktor masyarakat. 1.
Faktor keluarga Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar siswa yaitu cara
orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang
kebudayaan. 2.
Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa antara lain yaitu
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, tugaas rumah.
3. Faktor masyarakat. Faktor dari masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa yaitu
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
M enurut Rifa’i dan Anni 2009: 97 faktor-faktor yang
memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi
fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan. Sama kompleksnya pada kondisi
internal adalah kondisi eksternal yang ada di lingkungan peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi
belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan,
proses, dan hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut Purwanto dalam Thobroni dan Mustofa, 2012: 31 berhasil atau tidaknya
perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut :
1. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut:
a. Faktor kematangan atau pertumbuhan. b. Faktor kecerdasan atau intelegensi.
c. Faktor latihan atau ulangan. d. Faktor motivasi.
e. Faktor pribadi. 2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor social. Termasuk
ke dalam faktor di luar individual atau faktor social antara lain sebagai berikut:
a. Faktor keluaarga atau keadaan rumah tangga.
b. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-
anak. c. Faktor gurudan cara mengajarnya.
d. Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. e. Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia.
f. Faktor motivasi sosial. Menurut Hamalik 2011: 32 belajar yang efektif sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut: a Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; b
Belajar memerlukan latihan; c Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasaberhasil dan mendapat kepuasannya; d
Siswa yang belajar ia harus mengetahui apakah berhasil atau gagal dalam belajarnya; e Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar; f
Pengalaman masa lampau bahan apersepsi dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar; g
Faktor kesiapan belajar; h Faktor minat dan usaha; i Faktor-faktor fisiologis; j Faktor inteligensi.
Berdasar pendapat ahli tentang faktor-faktor belajar dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi proses belajar individu
misalnya faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti: faktor lingkungan, faktor masyarakat, faktor keadaan sosial, dll yang dapat
mempengaruhi belajar individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar tersebut menentukan apakah seorang individu berhasil atau gagal
dalam ia melakukan proses belajar. 2.1.2.3. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Rifa’i dan Anni 2009: 95 beberapa prinsip belajar lama yang berasal dari teori dan penelitian tentang belajar masih relevan dengan
beberapa prinsip lain yang dikembangkan oleh Gagne. Beberapa prinsip yang dimaksud yaitu: keterdekatan, pengulangan, dan penguatan. Prinsip
keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan
respon yang diinginkan. Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan, agar
belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat
apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk mempelajari
sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai memperoleh penguatan.
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa, 2012: 21, prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal. Pertama, prinsip belajar adalah
perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sebagai hasil tindakan rasioanal instrumental, yaitu perubahan yang disadari.
2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4. Positif atau berakumulasi. 5. Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6. Permanen atau tetap. 7. Bertujuan atau terarah.
8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dan lingkungannya. Berdasar pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar
mencakup 3 hal yaitu prinsip kedekatan,prinsip pengulangan dan prinsip penguatan. Selain itu, prinsip belajar juga meliputi 3 hal yaitu belajar
merupakan perubahan perilaaku; belajar sebagai proses yang terjadi karena dorongan, tujuan yang ingin dicapai, bersifat dinamis dan konstruktif;
belajar merupakan bentuk pengalaman yang hasilnya ada interaksi antara siswa dan lingkungan sekitar.
2.1.2.4. Ciri-ciri belajar Menurut Djamarah 2011: 15 jika hakikat belajar adalah
perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar yang
dilakukan,makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan dalam tingkah laku terjadi karena adanya tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Seseorang yang belajar, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Menurut Winataputra 2009: 1.8 ciri-ciri belajar memusatkan pada tiga hal. Pertama, belajar harus memungkinkan perubahan perilaku pada
diri individu.Perubahan tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai serta keterampilan. Kedua,
perubahan itu harus dari buah pengalaman. Perubahan perilaku individu karenya adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Interaksi
ini dapat berupa interaksi fisik.Ketiga, perubahan tersebut bersifat relatif menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila terdapat perubahan yang terjadi dalam individu
secara sadar, bersifat fungsional, perubahan yang bersifat positif dan aktif, tidak sementara atau permanen, memiliki tujuan, terarah dan mencakup
seluruh aspek tingkah laku. Perubahan tersebut berupa perubahan tingkah
laku yang bersifat permanen, pengetahuan yang bertambah luas, dan perubahan tersebut harus dari buah pengalaman. Perubahan tidak hanya
pada aspek pengetahuan atau kognitif saja, tapi perubahan juga meliputi aspek afektif dan aspek psikomotorik.
2.1.2.5 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh
peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah berupa pengu asaan konsep. Rifa’i dan Anni, 2009 : 85. Menurut
Purwanto 2013 : 44 hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,
yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Menurut Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa, 2012: 5-6, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar perubahan perilaku peserta didik yang
diperoleh akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2014: 22.
Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Ranah kognitif pengetahuan yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual meliputi enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah kognitif yang paling banyak digunakan oleh para guru untuk memperoleh
nilai siswa di sekolah karena ranah kognitif ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Ranah afektif
sikap berkaitan dengan hasil belajar yang berupa sikap dimana ranah tersebut terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris keterampilan berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak
yang terdiri dari enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, apat disimpulkan
bahwa hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa
pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan penilaian. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Hasil belajar tersebut merupakan bentuk informasi mengenai perkembangan dan keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan di
sekolah. Indikator dalam pengukuran hasil belajar siswa kelas IV ini adalah nilai ulangan semester 2 yang mencakup 3 ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik pada mata pelajaran yang di ujikan ujian nasional yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Sehingga dapat
mewakili hasil belajar siswa kelas IV. 2.1.2.6. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan Hamalik, 2014: 57. Menurut Winataputra 2008:1.18, pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Sedangkan
Rifa’I Anni 2011:193 berpendapat bahwa proses pembelajaran merupakan interaksi
atau komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, dan antar peserta didik. Menurut Siregar dan Nana 2010: 13 terdapat beberapa ciri
pembelajaran antara lain merupakan upaya sadar dan disengaja, pembelajaran harus membuat siswa belajar, tujuan harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan dan pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
Dari pengertian tentang pembelajaran di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru untuk
memperoleh suatu keterampilan, ilmu dan pengetahuan dengan menyediakan lingkungan, memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri
siswa agar memperoleh hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran
. Pembelajaran merupakan
tindakan yang secara sadar dan disengaja yang mendorong siswa belajar yang bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dengan adanya
pengendalian didalam pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan upaya
menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggungjawab yang
memadai Mulyasa, 2011: 8-9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi sekolahdaerah, karakteristik sekolahdaerah, sosial budaya masyarakat setempat, karakteristik peserta didik. Sekolah, dan
komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, di bawah supervisi dinas kabupatenkota yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK, serta
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs. MA, dan MAK. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak
hanya dibutuhkan kurikulum saja namun juga adanya standar kompetensi lulusan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penentuan lulusan
siswa. Adapun standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran. Akan tetapi tolak ukur dalam pendidikan di SD untuk mencapai kelulusan siswa salah satunya ditentukan oleh Ujian
Nasional UN pada mata pelajaran tertentu meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Adapun ketiga mata pelajaran
yang masuk dalam mata pelajaran yang di UN kan merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa SD. Untuk mencapai hasil yang
diharapkan ketiga mata pelajaran yang UN kan tersebut mempunyai tujuan masing-masing.
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BNSP, 2006 tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara. 3 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan. 4 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah. Mata Pelajaran IPA di SDMI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. 4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. Dibawah ini merupakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran pada semester 2. Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia Kelas
: IV empat Semester
: 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 5. Mendengarkan
Mendengarkan pengumuman
5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan
5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang
Tepat 6. Berbicara
6.1 Berbalas pantun dengan lafal dan
Mengungkap-kan pikiran, perasaan, dan
informasi dengan bertelepon
intonasi yang tepat 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon sesuai dengan isi pesan
7. Membaca Memahami teks
melalui membaca intensif, membaca
nyaring, dan membaca pantun
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif
7.2 Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
7.3 Membaca pantun anak secara berbalasan dengan lafal dan intonasi
yang tepat
8. Menulis Mengungkap-kan
pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis
dalam bentuk pantun anak
8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggu- naan ejaan huruf besar dan tanda baca
8.2 Menulis pengumu-man dengan bahasa yang baik dan benar serta
memperhatikan penggu- naan ejaan
8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema persahabatan,
keteku-nan, kepatuhan, dll. sesuai dengan ciri-ciri pantun
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV empat
Semester : 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat 5.1 Menjumlahkan bilangan bulat
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat
5.4 Melakukan operasi hitung campuran
6. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan masalah 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan
urutannya 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk
pecahan 6.3 Menjumlahkan pecahan
6.4 Mengurangkan pecahan 6.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pecahan
7. Menggunakan lambang bilangan
Romawi 7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : IV empat
Semester : 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak
danatau bentuk suatu benda
7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dorongan dan tarikan dapat
mengubah gerak suatu benda 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya dorongan dan tarikan dapat mengubah bentuk suatu benda
8. Memahami berbagai bentuk energi dan
cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif
dan cara penggunaannya 8.3 Membuat suatu karyamodel untuk
menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket
dari kertasbaling-balingpesawat kertasparasut
8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik
9. Memahami perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit
9.1 Mendeskripsikan perubahan
kenampakan bumi. 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan
kenampakan bumi dari hari ke hari.
10. Memahami 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan perubahan lingkungan fisik angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut.
10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
erosi, abrasi, banjir, dan longsor 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor
11. Memahami
hubungan antara
sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi,
dan masyarakat
11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang
digunakan 11.3 Menjelaskan dampak pengambilan
bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak hanya dibutuhkan kurikulum saja namun juga
adanya standar kompetensi lulusan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penentuan lulusan siswa. Tolok ukur kelulusan di SD
salah satunya dengan 3 mata pelajaran yang di UN kan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
2.1.2.7. Prinsip Pembelajaran Terdapat sembilan prinsip yang dapat dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran, antara lain: 1. Menarik perhatian yaitu hal yang menimbulkan minat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan memberikan kemampuan
yang baru dikuasai siswa setelah selesai mengikuti proses pembelajaran.
3. Mengingatkan konsepprinsip yang telah dipelajari dengan merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi
prasyarat untuk mempelajari materi yang baru. 4. Menyampaikan materi pelajaran yaitu dengan memberikan dan
menyampaikan materi yang telah direncanakan. 5. Memberikan bimbingan belajar dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan yang membimbing prosesalur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. Memperoleh kinerja penampilan siswa, siswa diminta menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. Memberikan balikan dengan memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar, memberikan tes atau tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar, merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman,
mengadakan review atau mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Gagne dalam Siregar dan Nana, 2010: 16-17
2.1.4 Hubungan Fasilitas Belajar Dengan Hasil Belajar